Surah Al Infithaar (Pecah Belah) سورة الإنفطار (bahasa arab: الانفطار ) adalah surah ke-82 dalam Al Qur'an (kitab suci agama Islam). Surah ini terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyah dan diturunkan sesudah surah An Naazi'aat. Al Infithaar yang dijadikan nama untuk surah ini adalah kata asal dari kata Infatharat (terbelah) yang terdapat pada ayat pertama.
Kandungannya:
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari kiamat; peringatan kepada manusia agar tidak terpedaya sehingga durhaka kepada Allah; adanya malaikat yang selalu menjaga dan mencatat segala amal perbuatan manusia; pada hari kiamat manusia tak dapat menolong orang lain; hanya kekuasaan Allah-lah yang berlaku pada waktu itu.
Selasa, Mei 05, 2009
Asal Usul Surah Dalam Al-Quran: Al Qiyaamah
Surah Al Qiyaamah (Kebangkitan) سورة القيامة adalah surah ke-75 dalam Al Qur'an. Surah ini terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surah Makkiyah serta diturunkan sesudah surah Al Qaari'ah. Kata Al Qiyaamah (hari kiamat) diambil dari perkataan Al Qiyaamah yang terdapat pada ayat pertama surah ini.
Kandungannya:
Kepastian terjadinya hari kiamat dan huru-hara yang terjadi padanya.
Jaminan Allah terhadap ayat-ayat Al Quran dalam dada Nabi Muhammad sehingga ia tidak lupa tentang urutan arti dan pembacaannya.
Celaan Allah kepada orang-orang musyrik yang lebih mencintai dunia dan meninggalkan akhirat.
Keadaan manusia di waktu sakaratul maut.
Kandungannya:
Kepastian terjadinya hari kiamat dan huru-hara yang terjadi padanya.
Jaminan Allah terhadap ayat-ayat Al Quran dalam dada Nabi Muhammad sehingga ia tidak lupa tentang urutan arti dan pembacaannya.
Celaan Allah kepada orang-orang musyrik yang lebih mencintai dunia dan meninggalkan akhirat.
Keadaan manusia di waktu sakaratul maut.
Asal Usul Surah Dalam Al-Quran: Al Waaqi'ah
Surah Al Waaqi'ah (Peristiwa yang Tidak Dapat Dielakkan) سورة الواقعة adalah surah ke-56 dalam Al Qur'an (kitab suci agama Islam). Surah ini terdiri atas 96 ayat dan termasuk golongan golongan surat Makkiyah. Surah yang diturunkan sesudah surah Thaa Haa ini dinamai dengan Al Waaqi'ah (Hari Kiamat), diambil dari perkataan Al Waaqi'ah yang terdapat pada ayat pertama.
Kandungannya:
Keimanan:
Huru-hara di waktu terjadinya hari kiamat; manusia di waktu hisab (hari perhitungan) terbagi atas tiga golongan, yaitu golongan yang ber-segera menjalankan kebaikan, golongan kanan dan golongan yang celaka serta balasan yang diperoleh oleh masing-masing golongan; bantahan Allah terhadap keingkaran orang-orang yang mengingkari adanya Tuhan, hari berbangkit, dan adanya hisab; Al Quran berasal dari Lauhul Mahfuuzh.
Lain-lain:
Gambaran tentang syurga dan neraka.
Kandungannya:
Keimanan:
Huru-hara di waktu terjadinya hari kiamat; manusia di waktu hisab (hari perhitungan) terbagi atas tiga golongan, yaitu golongan yang ber-segera menjalankan kebaikan, golongan kanan dan golongan yang celaka serta balasan yang diperoleh oleh masing-masing golongan; bantahan Allah terhadap keingkaran orang-orang yang mengingkari adanya Tuhan, hari berbangkit, dan adanya hisab; Al Quran berasal dari Lauhul Mahfuuzh.
Lain-lain:
Gambaran tentang syurga dan neraka.
Asal Usul Surah Dalam Al-Quran: An Najm
Surah An Najm (Bintang) سورة النجم (bahasa arab : النّجْم) adalah surah ke-53 dalam Al Qur'an (kitab suci agama Islam). Surah ini terdiri atas 62 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyyah dan diturunkan sesudah surah Al Ikhlash. Nama An Najm yang berarti bintang, diambil dari perkataan An Najm yang terdapat pada ayat pertama surah ini.
Kandungannya:
Keimanan:
Al Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. dengan perantaraan Jibril a.s. kebatilan penyembah berhala; tak ada seseorangpun memberi syafa'at tanpa izin Allah; tiap-tiap orang hanya memikul dosanya sendiri.
Hukum-hukum:
Kewajiban menjauhi dosa-dosa besar; kewajiban bersujud dan menyembah Allah saja;
Dan lain-lain:
Nabi Muhammmad s.a.w. melihat malaikat Jibril 2 kali dalam bentuk aslinya, yaitu sekali waktu menerima wahyu pertama dan sekali lagi di Sidratul Muntaha; anjuran supaya manusia jangan mengatakan dirinya suci karena Allah sendirilah yang mengetahui siapa yang takwa kepada-Nya; orang-orang musyrik selalu memperolok-olokkan Al Quran.
Kandungannya:
Keimanan:
Al Quran adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. dengan perantaraan Jibril a.s. kebatilan penyembah berhala; tak ada seseorangpun memberi syafa'at tanpa izin Allah; tiap-tiap orang hanya memikul dosanya sendiri.
Hukum-hukum:
Kewajiban menjauhi dosa-dosa besar; kewajiban bersujud dan menyembah Allah saja;
Dan lain-lain:
Nabi Muhammmad s.a.w. melihat malaikat Jibril 2 kali dalam bentuk aslinya, yaitu sekali waktu menerima wahyu pertama dan sekali lagi di Sidratul Muntaha; anjuran supaya manusia jangan mengatakan dirinya suci karena Allah sendirilah yang mengetahui siapa yang takwa kepada-Nya; orang-orang musyrik selalu memperolok-olokkan Al Quran.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Fushshilat
Surah Fushshilat (Dijelaskan) سورة فصّلت adalah surah ke-41 dalam Al Qur'an (kitab suci agama Islam). Surah ini terdiri atas 54 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surah yang diturunkan sesudah surah Al Mu'min ini dinamai "Fushshilat" (yang dijelaskan) diambil dari perkataan Fushshilat yang terdapat pada permulaan surah ini
Kandungannnya:
Keimanan:
Al Quran dan sikap orang-orang musyrik terhadapnya; kejadian-kejadian langit dan bumi dan apa yang ada pada keduanya membuktikan adanya Allah; semua yang terjadi dalam alam semesta tidak lepas dari pengetahuan Allah.
Lain-lain:
Hikmah diciptakannya gunung-gunung; anggota tubuh tiap-tiap orang menjadi saksi terhadap dirinya pada hari kiamat; azab yang ditimpakan kepada kaum Aad dan Tsamud; permohonan orang-orang kafir agar dikembalikan ke dunia untuk mengerjakan amal-amal saleh; berita gembira dari malaikat kepada orang-orang yang beriman; anjuran menghadapi orang-orang kafir secara baik-baik; ancaman terhadap orang-orang yang mengingkari ke-Esaan Allah; sifat-sifat Al Quranul Karim; manusia dan wataknya.
Kandungannnya:
Keimanan:
Al Quran dan sikap orang-orang musyrik terhadapnya; kejadian-kejadian langit dan bumi dan apa yang ada pada keduanya membuktikan adanya Allah; semua yang terjadi dalam alam semesta tidak lepas dari pengetahuan Allah.
Lain-lain:
Hikmah diciptakannya gunung-gunung; anggota tubuh tiap-tiap orang menjadi saksi terhadap dirinya pada hari kiamat; azab yang ditimpakan kepada kaum Aad dan Tsamud; permohonan orang-orang kafir agar dikembalikan ke dunia untuk mengerjakan amal-amal saleh; berita gembira dari malaikat kepada orang-orang yang beriman; anjuran menghadapi orang-orang kafir secara baik-baik; ancaman terhadap orang-orang yang mengingkari ke-Esaan Allah; sifat-sifat Al Quranul Karim; manusia dan wataknya.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al Mu'min
Surah Al Mu'min (Orang yang Beriman) سورة غافر (bahasa arab :المؤمن ) atau Surah Ghafir (bahasa arab :سورة غافر ) adalah surah ke-40 dalam Al Qur'an, kitab suci pemeluk agama Islam. Surah ini terdiri atas 85 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyyah. Surah yang diturunkan sesudah surah Az Zumar ini dinamai Al Mu'min (Orang yang beriman), berhubung dengan kata mukmin yang terdapat pada ayat 28 surah ini (Templat:Quran-usc). Dinamakan pula Ghafir (yang mengampuni) diambil dari ayat ke-3 surat ini (Templat:Quran-usc) . Pada ayat 28 diterangkan bahwa salah seorang dari kaum Fir'aun telah beriman kepada Nabi Musa. dengan menyembunyikan imannya kepada kaumnya, setelah mendengar keterangan dan melihat mukjizat yang dikemukakan oleh Nabi Musa .
Kandungannya:
Keimanan:
Sifat-sifat malaikat yang memikul 'Arsy dan yang berada di sekitarnya; dalil-dalil yang menunjukkan kekuasaan Allah, sifat-sifat Allah yang menunjukkan kebesaran dan keagungan-Nya; ilmu Allah meliputi segala sesuatu; bukti-bukti yang menunjukkan adanya hari berbangkit.
Kisah:
Kisah Musa dengan Fir'aun.
Lain-lain:
Al Quran dan sikap orang-orang mukmin dan orang-orang kafir terhadapnya; permohonan orang-orang kafir supaya dikeluarkan dari neraka; peringatan kepada orang-orang musyrik tentang kedahsyatan hari kiamat; anjuran bersabar dalam menghadapi kaum musyrikin; nikmat-nikmat Allah yang terdapat di daratan dan lautan; janji Rasulullah bahwa orang-orang mukmin akan menang terhadap musuhnya.
Kandungannya:
Keimanan:
Sifat-sifat malaikat yang memikul 'Arsy dan yang berada di sekitarnya; dalil-dalil yang menunjukkan kekuasaan Allah, sifat-sifat Allah yang menunjukkan kebesaran dan keagungan-Nya; ilmu Allah meliputi segala sesuatu; bukti-bukti yang menunjukkan adanya hari berbangkit.
Kisah:
Kisah Musa dengan Fir'aun.
Lain-lain:
Al Quran dan sikap orang-orang mukmin dan orang-orang kafir terhadapnya; permohonan orang-orang kafir supaya dikeluarkan dari neraka; peringatan kepada orang-orang musyrik tentang kedahsyatan hari kiamat; anjuran bersabar dalam menghadapi kaum musyrikin; nikmat-nikmat Allah yang terdapat di daratan dan lautan; janji Rasulullah bahwa orang-orang mukmin akan menang terhadap musuhnya.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al Ahzab
Surah Al Ahzab (Golongan yang Bersekutu) سورة الأحزاب adalah surah ke-33 dalam Al Qur'an (kitab suci agama Islam). Terdiri atas 73 ayat, surah ini termasuk golongan surah-surah Madaniyah, diturunkan sesudah surah Ali Imran. Dinamai Al Ahzab yang bererti golongan-golongan yang bersekutu karena dalam surah ini terdapat beberapa ayat, yaitu ayat 9 sampai dengan ayat 27 yang berhubungan dengan peperangan Al Ahzab, yaitu peperangan yang dilancarkan oleh orang-orang Yahudi yang bersekutu dengan kaum munafik serta orang-orang musyrik terhadap orang-orang mukmin di Medinah.
Kandungannya:
Dua ayat terakhir surat Al-Ahzab pada naskah kuno yang diperkirakan berasal dari Tunisia abad ke-16Keimanan: Cukuplah Allah saja sebagai Pelindung; takdir Allah tidak dapat ditolak; Nabi Muhammad SAW adalah contoh dan teladan yang baik; Nabi Muhammad SAW adalah rasul dan nabi yang terakhir; hanya Allah saja yang mengetahui kapan terjadinya kiamat.
Hukum-hukum:
Hukum zhihar; kedudukan anak angkat; dasar waris mewarisi dalam Islam ialah hubungan nasab (pertalian darah); tidak ada iddah bagi perempuan yang ditalak sebelum dicampuri; hukum-hukum khusus mengenai perkawinan Nabi dan kewajiban istri-istrinya; larangan menyakiti hati Nabi.
Kisah-kisah:
Perang Ahzab (Khandaq); kisah Zainab binti Jahsy dengan Zaid; memerangi Bani Quraizhah.
Dan lain-lain:
Penyesalan orang-orang kafir di akhirat kerana mereka mengingkari Allah dan Rasul-Nya; sifat-sifat orang munafik
Kandungannya:
Dua ayat terakhir surat Al-Ahzab pada naskah kuno yang diperkirakan berasal dari Tunisia abad ke-16Keimanan: Cukuplah Allah saja sebagai Pelindung; takdir Allah tidak dapat ditolak; Nabi Muhammad SAW adalah contoh dan teladan yang baik; Nabi Muhammad SAW adalah rasul dan nabi yang terakhir; hanya Allah saja yang mengetahui kapan terjadinya kiamat.
Hukum-hukum:
Hukum zhihar; kedudukan anak angkat; dasar waris mewarisi dalam Islam ialah hubungan nasab (pertalian darah); tidak ada iddah bagi perempuan yang ditalak sebelum dicampuri; hukum-hukum khusus mengenai perkawinan Nabi dan kewajiban istri-istrinya; larangan menyakiti hati Nabi.
Kisah-kisah:
Perang Ahzab (Khandaq); kisah Zainab binti Jahsy dengan Zaid; memerangi Bani Quraizhah.
Dan lain-lain:
Penyesalan orang-orang kafir di akhirat kerana mereka mengingkari Allah dan Rasul-Nya; sifat-sifat orang munafik
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: As Sajdah
Surah As Sajdah (Sujud) سورة السجدة (bahasa arab : السّجدة ) adalah surah ke-32 dalam Al Qur'an, kitab suci agama Islam. Surah ini terdiri atas 30 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah serta diturunkan sesudah surah Al Mu'minuun. Dinamakan As Sajdah berhubung pada surah ini terdapat ayat sajdah (sujud), yaitu ayat yang kelima belas.
Kandungannya:
Keimanan:
Menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW itu benar-benar seorang rasul dan menjelaskan bahwa kepada musyrik Mekah belum pernah diutus seorang rasulpun sebelumnya; menegaskan bahwa Allah Maha Esa, bahwa Dia-lah yang menguasai alam semesta dan Dia-lah yang mengaturnya dengan aturan yang paling sempurna; menyatakan bahwa hari berbangkit benar-benar akan terjadi.
Hukum:
Anjuran melakukan sembahyang malam (tahajjud dan witir).
Dan lain-lain:
Keterangan mengenai kejadian manusia di dalam rahim dan fasa-fasa yang dilaluinya sampai ia menjadi manusia; penjelasan bagaimana keadaan orang-orang mukmin di dunia dan nikmat serta pahala-pahala yang disediakan Allah bagi mereka di akhirat; kehinaan yang menimpa orang-orang kafir di akhirat dan mereka pada waktu itu meminta supaya dikembalikan saja ke dunia untuk bertobat dan berbuat kebaikan, tetapi keinginan ini ditolak; keingkaran kaum musyrik terhadap hari berbangkit dan mereka menganggap bahwa hal itu adalah mustahil.
Kandungannya:
Keimanan:
Menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW itu benar-benar seorang rasul dan menjelaskan bahwa kepada musyrik Mekah belum pernah diutus seorang rasulpun sebelumnya; menegaskan bahwa Allah Maha Esa, bahwa Dia-lah yang menguasai alam semesta dan Dia-lah yang mengaturnya dengan aturan yang paling sempurna; menyatakan bahwa hari berbangkit benar-benar akan terjadi.
Hukum:
Anjuran melakukan sembahyang malam (tahajjud dan witir).
Dan lain-lain:
Keterangan mengenai kejadian manusia di dalam rahim dan fasa-fasa yang dilaluinya sampai ia menjadi manusia; penjelasan bagaimana keadaan orang-orang mukmin di dunia dan nikmat serta pahala-pahala yang disediakan Allah bagi mereka di akhirat; kehinaan yang menimpa orang-orang kafir di akhirat dan mereka pada waktu itu meminta supaya dikembalikan saja ke dunia untuk bertobat dan berbuat kebaikan, tetapi keinginan ini ditolak; keingkaran kaum musyrik terhadap hari berbangkit dan mereka menganggap bahwa hal itu adalah mustahil.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Luqman
Surah Luqman (bahasa arab: لقمان) Luqman) سورة لقمان adalah surah ke-31 dalam Al Qur'an. Surah ini terdiri dari atas 34 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyyah. Surah ini diturunkan sesudah surat Ash Shaffaat.
Nama Luqman diambil dari kisah tentang Luqman yang diceritakan dalam surat ini tentang bagaimana ia mendidik anaknya
Kandungannya:
Keimanan:
Al Qur'an merupakan petunjuk dan rahmat yang dirasakan benar-benar oleh orang-orang yang beriman; keadaan di langit dan di bumi serta keajaiban-keajaiban yang terdapat pada keduanya adalah bukti-bukti atas keesaan dan kekuasaan Allah; manusia tidak akan selamat kecuali dengan taat kepada perintah-perintah Allah dan berbuat amal-amal yang saleh; lima hal yang gaib yang hanya diketahui oleh Allah sendiri; ilmu Allah meliputi segalanya baik yang lahir maupun yang batin.
Hukum-hukum:
Kewajiban patuh dan berbakti kepada kedua orangtua selama tidak bertentangan dengan perintah-perintah Allah; perintah supaya memperhatikan alam dan keajaibannya untuk memperkuat keimanan dan kepercayaan akan ke-Esaan Tuhan; perintah supaya selalu bertakwa dan takut akan pembalasan Tuhan pada hari kiamat di waktu seseorang tidak dapat di tolong baik oleh anak atau bapaknya sekalipun.
Kisah-kisah:
Kisah Luqman, ilmu dan hikmah yang didapatnya.
Lain-lain:
Orang-orang yang sesat dari jalan Allah dan selalu memperolok-olokkan ayat-ayat Allah; celaan terhadap orang-orang musyrik karena tidak menghiraukan seruan untuk memperhatikan alam dan tidak menyembah Penciptanya; menghibur hati Rasulullah s.a.w. terhadap keingkaran orang-orang musyrik, karena hal ini bukanlah merupakan kelalaiannya; nikmat dan karunia Allah tidak dapat dihitung.
Nama Luqman diambil dari kisah tentang Luqman yang diceritakan dalam surat ini tentang bagaimana ia mendidik anaknya
Kandungannya:
Keimanan:
Al Qur'an merupakan petunjuk dan rahmat yang dirasakan benar-benar oleh orang-orang yang beriman; keadaan di langit dan di bumi serta keajaiban-keajaiban yang terdapat pada keduanya adalah bukti-bukti atas keesaan dan kekuasaan Allah; manusia tidak akan selamat kecuali dengan taat kepada perintah-perintah Allah dan berbuat amal-amal yang saleh; lima hal yang gaib yang hanya diketahui oleh Allah sendiri; ilmu Allah meliputi segalanya baik yang lahir maupun yang batin.
Hukum-hukum:
Kewajiban patuh dan berbakti kepada kedua orangtua selama tidak bertentangan dengan perintah-perintah Allah; perintah supaya memperhatikan alam dan keajaibannya untuk memperkuat keimanan dan kepercayaan akan ke-Esaan Tuhan; perintah supaya selalu bertakwa dan takut akan pembalasan Tuhan pada hari kiamat di waktu seseorang tidak dapat di tolong baik oleh anak atau bapaknya sekalipun.
Kisah-kisah:
Kisah Luqman, ilmu dan hikmah yang didapatnya.
Lain-lain:
Orang-orang yang sesat dari jalan Allah dan selalu memperolok-olokkan ayat-ayat Allah; celaan terhadap orang-orang musyrik karena tidak menghiraukan seruan untuk memperhatikan alam dan tidak menyembah Penciptanya; menghibur hati Rasulullah s.a.w. terhadap keingkaran orang-orang musyrik, karena hal ini bukanlah merupakan kelalaiannya; nikmat dan karunia Allah tidak dapat dihitung.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Ar Ruum
Surah Ar Ruum (bahasa arab: الرّوم ) (Masyarakat Rom) سورة الرّوم
adalah surah ke-30 dalam Al Qur'an, kitab suci agama Islam. Surah ini terdiri atas 60 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Surah ini diturunkan sesudah surah Al Insyiqaq. Dinamakan Ar Ruum yang bererti bangsa Romawi (bizantium), karena pada permulaan surat ini, yakni ayat 2, 3 dan 4 (Templat:Quran-usc-Templat:Quran-usc) terdapat ramalan Al Qur'an tentang bangsa Romawi tentang kekalahan dan kemudian kemenangannya atas bangsa Persia.
Kandungannya:
Keimanan:
Bukti-bukti atas kerasulan Nabi Muhammad dengan memberitahukan kepadanya hal yang gaib seperti ramalan menangnya kembali bangsa Romawi atas kerajaan Persia; bukti-bukti ke-Esaan Allah yang terdapat pada alam sebagai makhluk-Nya dan kejadian-kejadian pada alam itu sendiri; bukti-bukti atas kebenaran adanya hari berbangkit; contoh-contoh dan perumpamaan yang menjelaskan bahwa berhala-berhala dan sembahan-sembahan itu tidak dapat menolong dan memberi manfaat kepada penyembah-penyembahnya sedikitpun.
Hukum-hukum: Kewajiban menyembah Allah dan mengakui ke-EsaanNya karena hal itu sesuai dengan fitrah manusia; kewajiban berdakwah; kewajiban memberi nafkah (sedekah) kepada kaum kerabat, fakir miskin, musafir dan sebagainya; larangan mengikuti orang musyrik; hukum riba.
Kisah-kisah:
Pemberitaan tentang bangsa Romawi sebagai suatu umat yang beragama walaupun dikalahkan pada mulanya oleh kerajaan Persia yang menyembah api akhirnya dapat menang kembali.
Dan lain-lain:
Manusia pada umumnya bersifat gembira dan bangga apabila mendapat nikmat dan berputus asa apabila ditimpa musibah, kecuali orang- orang yang beriman; kewajiban rasul hanya menyampaikan dakwah; kejadian-kejadian yang dialami oleh umat-umat yang terdahulu patut menjadi i'tibar dan pelajaran bagi ummat yang kemudian.
adalah surah ke-30 dalam Al Qur'an, kitab suci agama Islam. Surah ini terdiri atas 60 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Surah ini diturunkan sesudah surah Al Insyiqaq. Dinamakan Ar Ruum yang bererti bangsa Romawi (bizantium), karena pada permulaan surat ini, yakni ayat 2, 3 dan 4 (Templat:Quran-usc-Templat:Quran-usc) terdapat ramalan Al Qur'an tentang bangsa Romawi tentang kekalahan dan kemudian kemenangannya atas bangsa Persia.
Kandungannya:
Keimanan:
Bukti-bukti atas kerasulan Nabi Muhammad dengan memberitahukan kepadanya hal yang gaib seperti ramalan menangnya kembali bangsa Romawi atas kerajaan Persia; bukti-bukti ke-Esaan Allah yang terdapat pada alam sebagai makhluk-Nya dan kejadian-kejadian pada alam itu sendiri; bukti-bukti atas kebenaran adanya hari berbangkit; contoh-contoh dan perumpamaan yang menjelaskan bahwa berhala-berhala dan sembahan-sembahan itu tidak dapat menolong dan memberi manfaat kepada penyembah-penyembahnya sedikitpun.
Hukum-hukum: Kewajiban menyembah Allah dan mengakui ke-EsaanNya karena hal itu sesuai dengan fitrah manusia; kewajiban berdakwah; kewajiban memberi nafkah (sedekah) kepada kaum kerabat, fakir miskin, musafir dan sebagainya; larangan mengikuti orang musyrik; hukum riba.
Kisah-kisah:
Pemberitaan tentang bangsa Romawi sebagai suatu umat yang beragama walaupun dikalahkan pada mulanya oleh kerajaan Persia yang menyembah api akhirnya dapat menang kembali.
Dan lain-lain:
Manusia pada umumnya bersifat gembira dan bangga apabila mendapat nikmat dan berputus asa apabila ditimpa musibah, kecuali orang- orang yang beriman; kewajiban rasul hanya menyampaikan dakwah; kejadian-kejadian yang dialami oleh umat-umat yang terdahulu patut menjadi i'tibar dan pelajaran bagi ummat yang kemudian.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al 'Ankabuut
Surah Al 'Ankabuut (Labah-labah) سورة العنكبوت adalah surah ke-29 dalam Al Qur'an. Surah ini terdiri atas 69 ayat serta termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Dinamai Al 'Ankabuut berhubung terdapatnya perkataan Al 'Ankabuut yang bererti labah-labah pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan para penyembah berhala-berhala itu dengan labah-labah yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu'aib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.
Kandungannya"
Keimanan:
Bukti-bukti tentang adanya hari berbangkit dan ancaman terhadap orang-orang yang mengingkarinya, tiap-tiap diri akan merasakan mati dan hanya kepada Allah mereka akan kembali; Allah akan menjamin rezki tiap-tiap makhluk-Nya.
Hukum-hukum:
Kewajiban berbuat baik kepada dua orang ibu bapak; kewajiban mengerjakan shalat karena shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan perbuatan mungkar; kewajiban menentang ajakan mempersekutukan Allah sekalipun datangnya dari ibu bapa.
Kisah-kisah:
Kisah-kisah cubaan yang dialami oleh Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Luth a.s., Nabi Syu'aib a.s., Nabi Shaleh a.s., Nabi Musa a.s.
Dan lain-lain: Cubaan itu perlu untuk menguji keimanan seseorang, usaha manusia itu manfaatnya untuk dirinya sendiri bukan untuk Allah. Perlawanan terhadap kebenaran pasti hancur.
Kandungannya"
Keimanan:
Bukti-bukti tentang adanya hari berbangkit dan ancaman terhadap orang-orang yang mengingkarinya, tiap-tiap diri akan merasakan mati dan hanya kepada Allah mereka akan kembali; Allah akan menjamin rezki tiap-tiap makhluk-Nya.
Hukum-hukum:
Kewajiban berbuat baik kepada dua orang ibu bapak; kewajiban mengerjakan shalat karena shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan perbuatan mungkar; kewajiban menentang ajakan mempersekutukan Allah sekalipun datangnya dari ibu bapa.
Kisah-kisah:
Kisah-kisah cubaan yang dialami oleh Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Luth a.s., Nabi Syu'aib a.s., Nabi Shaleh a.s., Nabi Musa a.s.
Dan lain-lain: Cubaan itu perlu untuk menguji keimanan seseorang, usaha manusia itu manfaatnya untuk dirinya sendiri bukan untuk Allah. Perlawanan terhadap kebenaran pasti hancur.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al Qasas
Surah Al-Qasas (Cerita-Cerita)سورة القصص - surah yang diturunkan di Makkah selepas Surah An-Naml. Surah ini mengandungi 88 ayat dan diletakkan dalam susunan surah sebagai surah yang ke 28. Surah ini diberi nama surah Al-Qasas kerana mengambil perkataan dari ayat 25 yang bermaksud:
Ayat 25 Surah Al-Qasas yang mengandungi perkataan القصص"Kemudian salah seorang dari perempuan dua beradik itu datang mendapatkannya dengan berjalan dalam keadaan tersipu-sipu sambil berkata: Sebenarnya bapaku menjemputmu untuk membalas budimu memberi minum binatang ternak kami. Maka ketika Musa datang mendapatkannya dan menceritakan kepadanya kisah-kisah kejadian yang berlaku (mengenai dirinya) berkatalah orang tua itu kepadanya: 'Janganlah engkau bimbang, engkau telah selamat dari kaum yang zalim itu.'"
Surah ini diturunkan ketika kaum muslimin masih dalam keadaan lemah iaitu ketika mereka masih dibelenggu kekejaman kaum Musyrikin Makkah sebagai kuasa besar, mewah dan kuat. Maka, Allah menurunkan surah ini sebagai perbandingan dengan riwayat hidup Nabi Musa a.s. dengan kekejaman Firaun dan akibat dari kemewahan Qarun serta memberika janji akan kemenangan Nabi Muhammad s.a.w. kelak.
Kandungannya"
Sebahagian utama surah ini menceritakan tentang riwayat hidup Nabi Musa a.s dari peristiwa yang berlaku ketika kelahiran baginda serta menunjukkan kekejaman Firaun dan pertolongan Allah kepada Bani Israil apabila Nabi Musa a.s. mula menerima wahyu.
Sebahagian yang lain menceritakan:
* Kisah nabi-nabi yang terdahulu sebagai bukti kenabian Nabi Muhammad s.a.w.
* Kelebihan ahli kitab yang beriman dengan Nabi Muhammad s.a.w.
* Pemberian taufik kepada hamba-Nya yang beriman
* Allah menghancurkan penduduk suatu negeri kerana kezaliman mereka sendiri.
* Tidak diazab suatu kaum sebelum diutus rasul kepada mereka.
* Keadaan orang kafir di Hari Kiamat.
* Perselisihan siang dan malam sebagai rahmat kepada manusia.
* Kebaikan akan dibalas Allah berlipat ganda manaka kejahatan dibalas sama seimbang.
* Janji akan kemenangan Nabi Muhammad s.a.w.
* Kisah Qarun dengan kemewahannya.
Ayat 25 Surah Al-Qasas yang mengandungi perkataan القصص"Kemudian salah seorang dari perempuan dua beradik itu datang mendapatkannya dengan berjalan dalam keadaan tersipu-sipu sambil berkata: Sebenarnya bapaku menjemputmu untuk membalas budimu memberi minum binatang ternak kami. Maka ketika Musa datang mendapatkannya dan menceritakan kepadanya kisah-kisah kejadian yang berlaku (mengenai dirinya) berkatalah orang tua itu kepadanya: 'Janganlah engkau bimbang, engkau telah selamat dari kaum yang zalim itu.'"
Surah ini diturunkan ketika kaum muslimin masih dalam keadaan lemah iaitu ketika mereka masih dibelenggu kekejaman kaum Musyrikin Makkah sebagai kuasa besar, mewah dan kuat. Maka, Allah menurunkan surah ini sebagai perbandingan dengan riwayat hidup Nabi Musa a.s. dengan kekejaman Firaun dan akibat dari kemewahan Qarun serta memberika janji akan kemenangan Nabi Muhammad s.a.w. kelak.
Kandungannya"
Sebahagian utama surah ini menceritakan tentang riwayat hidup Nabi Musa a.s dari peristiwa yang berlaku ketika kelahiran baginda serta menunjukkan kekejaman Firaun dan pertolongan Allah kepada Bani Israil apabila Nabi Musa a.s. mula menerima wahyu.
Sebahagian yang lain menceritakan:
* Kisah nabi-nabi yang terdahulu sebagai bukti kenabian Nabi Muhammad s.a.w.
* Kelebihan ahli kitab yang beriman dengan Nabi Muhammad s.a.w.
* Pemberian taufik kepada hamba-Nya yang beriman
* Allah menghancurkan penduduk suatu negeri kerana kezaliman mereka sendiri.
* Tidak diazab suatu kaum sebelum diutus rasul kepada mereka.
* Keadaan orang kafir di Hari Kiamat.
* Perselisihan siang dan malam sebagai rahmat kepada manusia.
* Kebaikan akan dibalas Allah berlipat ganda manaka kejahatan dibalas sama seimbang.
* Janji akan kemenangan Nabi Muhammad s.a.w.
* Kisah Qarun dengan kemewahannya.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: An Naml
Surah An Naml (Semut) سورة النّمل adalah surah ke-27 dalam Al Qur'an.Surah ini terdiri atas 93 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyyah dan diturunkan sesudah surah Asy Syu'araa'. Dinamai dengan An Naml yang bererti semut, kerana pada ayat 18 dan 19 terdapat perkataan An Naml (semut), di mana raja semut mengatakan kepada anak buahnya agar masuk sarangnya masing-masing, supaya jangan terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s. dan tentaranya yang akan melewati tempat itu. Mendengar perintah raja semut kepada anak buahnya itu, Nabi Sulaiman tersenyum dan takjub atas keteraturan kerajaan semut itu dan beliau mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maba Kuasa yang telah melimpahkan nikmat kepadanya, berupa kerajaan, kekayaan, memahami ucapan-ucapan binatang, mempunyai tentara yang terdiri atas jin, manusia, burung dan sebagainya. Nabi Sulaiman a.s. yang telah diberi Allah nikmat yang besar itu tidak merasa takabur dan sombong dan sebagai seorang hamba Allah mohon agar Allah memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang saleh.
Kandunganya:
Keimanan:
Al Quran adalah rahmat dan petunjuk bagi orang-orang mukmin; ke Esaan dan kekuasaan Allah s.w.t. dan keadaan-Nya tidak memerlukan sekutu-sekutu dalam mengatur alam ini; hanya Allah-lah Yang tahu tentang yang gaib; adanya hari berrbangkit bukanlah sebuah dongeng.
Kisah-kisah:
Kisah Nabi Sulaiman a.s dengan semut, dengan burung hud-hud dan dengan ratu Balqis; kisah Nabi Shaleh a.s dengan kaumnya; kisah Nabi Luth a.s. dengan kaumnya.
Dan lain-lain:
Ciri-ciri orang mukmin; Al Quran menjelaskan apa yang diperselisihkan Bani Israil; hanya orang-orang mukminlah yang menerima petunjuk kejadian-kejadian sebelum datangnya kiamat dan keadaan orang-orang yang beriman dan tidak beriman waktu itu, Allah menyuruh Nabi Muhammad s.a.w. dan umatnya memuji dan menyembah Allah saja dan membaca Al Quran, Allah akan memperlihatkan kepada kaum musyrikin akan kebenaran ayat-ayat-Nya.
Kandunganya:
Keimanan:
Al Quran adalah rahmat dan petunjuk bagi orang-orang mukmin; ke Esaan dan kekuasaan Allah s.w.t. dan keadaan-Nya tidak memerlukan sekutu-sekutu dalam mengatur alam ini; hanya Allah-lah Yang tahu tentang yang gaib; adanya hari berrbangkit bukanlah sebuah dongeng.
Kisah-kisah:
Kisah Nabi Sulaiman a.s dengan semut, dengan burung hud-hud dan dengan ratu Balqis; kisah Nabi Shaleh a.s dengan kaumnya; kisah Nabi Luth a.s. dengan kaumnya.
Dan lain-lain:
Ciri-ciri orang mukmin; Al Quran menjelaskan apa yang diperselisihkan Bani Israil; hanya orang-orang mukminlah yang menerima petunjuk kejadian-kejadian sebelum datangnya kiamat dan keadaan orang-orang yang beriman dan tidak beriman waktu itu, Allah menyuruh Nabi Muhammad s.a.w. dan umatnya memuji dan menyembah Allah saja dan membaca Al Quran, Allah akan memperlihatkan kepada kaum musyrikin akan kebenaran ayat-ayat-Nya.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Asy Syu'araa'
Surah Asy Syu'araa' (Para Penyair) سورة الشعراء adalah surah ke-26 dari Al Qur'an. Surah ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surah-surah Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan para penyair Arab di jaman jahiliyah. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.
Kandungannya:
Keimanan:
Jaminan Allah akan kemenangan perjuangan rasul- rasul-Nya dan keselamatan mereka. Al Quran benar- benar wahyu Allah yang dibawa turun ke dunia oleh Malaikat Jibril a.s. (Ruuhul amiin); hanya Allah yang wajib disembah.
Hukum-hukum:
Keharusan memenuhi takaran dan timbangan; larangan mengubah syair yang berisi cacian-cacian, khurafat- khurafat, dan kebohongan-kebohongan.
Kisah-kisah:
Kisah-kisah Nabi Musa a.s. dengan Fir'aun; kisah Nabi Ibrahim a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Nuh a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Shaleh a.s. dengan kaumnya (Tsamud); kisah Nabi Hud a.s. dengan kaumnya (Ad), kisah Nabi Luth a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Syu'aib a.s. dengan penduduk Aikah.
Dan lain-lain:
Kebinasaan suatu bangsa atau umat disebabkan mereka meninggalkan petunjuk-petunjuk agama; tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam dan perobahan-perobahannya adalah bukti adanya Tuhan Yang Maha Esa; petunjuk-petunjuk Allah bagi pemimpin agar berlaku lemah lembut terhadap pengikut-pengikutnya; turunnya kitab Al Quran dalam bahasa Arab sudah disebut dalam kitab- kitab suci dahulu.
Kandungannya:
Keimanan:
Jaminan Allah akan kemenangan perjuangan rasul- rasul-Nya dan keselamatan mereka. Al Quran benar- benar wahyu Allah yang dibawa turun ke dunia oleh Malaikat Jibril a.s. (Ruuhul amiin); hanya Allah yang wajib disembah.
Hukum-hukum:
Keharusan memenuhi takaran dan timbangan; larangan mengubah syair yang berisi cacian-cacian, khurafat- khurafat, dan kebohongan-kebohongan.
Kisah-kisah:
Kisah-kisah Nabi Musa a.s. dengan Fir'aun; kisah Nabi Ibrahim a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Nuh a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Shaleh a.s. dengan kaumnya (Tsamud); kisah Nabi Hud a.s. dengan kaumnya (Ad), kisah Nabi Luth a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Syu'aib a.s. dengan penduduk Aikah.
Dan lain-lain:
Kebinasaan suatu bangsa atau umat disebabkan mereka meninggalkan petunjuk-petunjuk agama; tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam dan perobahan-perobahannya adalah bukti adanya Tuhan Yang Maha Esa; petunjuk-petunjuk Allah bagi pemimpin agar berlaku lemah lembut terhadap pengikut-pengikutnya; turunnya kitab Al Quran dalam bahasa Arab sudah disebut dalam kitab- kitab suci dahulu.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al Furqaan
Surah Al Furqaan (Pembeza Kebenaran dan Kebatilan) سورة الفرقاadalah surat ke-25 dari Al Qur'an. Surah ini terdiri atas 77 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Dinamai Al Furqaan yang artinya pembeda, diambil dari kata Al Furqaan yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Yang dimaksud dengan Al Furqaan dalam ayat ini ialah Al Quran (lihat nama lain Al Qur'an). Al Quran dinamakan Al Furqaan karena dia membedakan antara yang haq dengan yang batil. Maka pada surah ini pun terdapat ayat-ayat yang membedakan antara kebenaran ke-esaan Allah s.w.t. dengan kebatilan kepercayaan syirik.
Kandungannya:
Keimanan:
Allah Maha Besar berkah dan kebaikan-Nya; hanya Allah saja yang menguasai langit dan bumi; Allah tidak punya anak dan sekutu; Al Quran benar-benar diturunkan dari Allah; ilmu Allah meliputi segala sesuatu; Allah bersemayam di atas Arsy; Nabi Muhammad s.a.w. adalah hamba Allah yang diutus ke seluruh alam; rasul- rasul itu adalah manusia biasa yang mendapat wahyu dari Allah; pada hari kiamat akan terjadi peristiwa-peristiwa luar biasa seperti belahnya langit, turunnya malaikat ke bumi, orang-orang berdosa dihalau ke neraka dengan berjalan atas muka mereka.
Hukum-hukum:
Tidak boleh mengabaikan Al Quran; larangan menafkahkan harta secara boros atau kikir; larangan membunuh atau berzina; kewajiban memberantas kekafiran dengan mempergunakan alasan Al Quran; larangan memberikan saksi palsu.
Kisah-kisah:
Kisah-kisah Musa a.s., Nuh a.s., kaum Tsamud dan kaum Syu'aib.
Dan lain-lain:
Celaan-celaan orang-orang kafir terhadap Al Quran; kejadian- kejadian alamiyah sebagai bukti ke-esaan dan kekuasaan Allah; hikmah Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur; sifat-sifat orang musyrik antara lain mempertuhankan hawa nafsu; tidak mempergunakan akal; sifat-sifat hamba Allah yang sebenarnya.
Kandungannya:
Keimanan:
Allah Maha Besar berkah dan kebaikan-Nya; hanya Allah saja yang menguasai langit dan bumi; Allah tidak punya anak dan sekutu; Al Quran benar-benar diturunkan dari Allah; ilmu Allah meliputi segala sesuatu; Allah bersemayam di atas Arsy; Nabi Muhammad s.a.w. adalah hamba Allah yang diutus ke seluruh alam; rasul- rasul itu adalah manusia biasa yang mendapat wahyu dari Allah; pada hari kiamat akan terjadi peristiwa-peristiwa luar biasa seperti belahnya langit, turunnya malaikat ke bumi, orang-orang berdosa dihalau ke neraka dengan berjalan atas muka mereka.
Hukum-hukum:
Tidak boleh mengabaikan Al Quran; larangan menafkahkan harta secara boros atau kikir; larangan membunuh atau berzina; kewajiban memberantas kekafiran dengan mempergunakan alasan Al Quran; larangan memberikan saksi palsu.
Kisah-kisah:
Kisah-kisah Musa a.s., Nuh a.s., kaum Tsamud dan kaum Syu'aib.
Dan lain-lain:
Celaan-celaan orang-orang kafir terhadap Al Quran; kejadian- kejadian alamiyah sebagai bukti ke-esaan dan kekuasaan Allah; hikmah Al Quran diturunkan secara berangsur-angsur; sifat-sifat orang musyrik antara lain mempertuhankan hawa nafsu; tidak mempergunakan akal; sifat-sifat hamba Allah yang sebenarnya.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: An Nuur
Surah An Nuur (Cahaya)سورة النّور adalah surah ke-24 dari Al Qur'an. Surah ini terdiri atas 64 ayat, dan termasuk golongan surah-surah Madaniyah. Dinamai An Nuur yang bererti Cahaya yang diambil dari kata An Nuur yang terdapat pada ayat ke 35. Dalam ayat ini, Allah s.w.t. menjelaskan tentang Nuur Ilahi, yakni Al Quran yang mengandung petunjuk-petunjuk. Petunjuk-petunjuk Allah itu, merupakan cahaya yang terang benderang menerangi alam semesta. Surah ini sebagian besar isinya memuat petunjuk- petunjuk Allah yang berhubungan dengan soal kemasyarakatan dan rumah tangga.
Kandungannya:
Keimanan:
Kesaksian lidah dan anggota-anggota atas segala perbuatan manusia pada hari kiamat; hanya Allah yang menguasai langit dan bumi; kewajiban rasul, hanyalah menyampaikan agama Allah; iman merupakan dasar daripada diterimanya amal ibadah.
Hukum-hukum:
Hukum-hukum sekitar masalah Zina, li'an dan adab-adab pergaulan di luar dan di dalam rumah tangga.
Kisah-kisah:
Cerita tentang berita bohong terhadap Ummul Mu'minin 'Aisyah r.a. (Qishshatul Ifki).
Dan lain-lain:
Janji Allah kepada kaum muslimin yang beramal saleh.
Kandungannya:
Keimanan:
Kesaksian lidah dan anggota-anggota atas segala perbuatan manusia pada hari kiamat; hanya Allah yang menguasai langit dan bumi; kewajiban rasul, hanyalah menyampaikan agama Allah; iman merupakan dasar daripada diterimanya amal ibadah.
Hukum-hukum:
Hukum-hukum sekitar masalah Zina, li'an dan adab-adab pergaulan di luar dan di dalam rumah tangga.
Kisah-kisah:
Cerita tentang berita bohong terhadap Ummul Mu'minin 'Aisyah r.a. (Qishshatul Ifki).
Dan lain-lain:
Janji Allah kepada kaum muslimin yang beramal saleh.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al Mu'minuun
Surah Al Mu'minuun (Golongan yang Beriman) سورة المؤمنون adalah surah ke-23 dari Al Qur'an, surah ini terdiri atas 118 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyyah. Dinamai Al Mu'minuun, karena permulaan ayat ini manerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang mukmin yang menyebabkan keberuntungan mereka di akhirat dan ketenteraman jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu, hingga ia telah menjadi akhlak bagi Nabi Muhammad s.a.w.
Kandungannya:
Keimanan:
Kepastian hari berbangkit dan hal-hal yang terjadi pada hari kiamat; Allah tidak memerlukan anak atau sekutu.
Hukum-hukum:
Manusia dibebani sesuai dengan kesanggupannya; rasul-rasul semuanya menyuruh manusia memakan makanan yang halal lagi baik; pokok-pokok agama yang dibawa para nabi adalah sama, hanya syariatnya yang berbeda-beda.
Kisah-kisah:
Kisah Nuh a.s.; kisah Hud a.s. kisah Musa a.s. dan Harun a.s.; kisah Isa a.s.
Dan lain-lain:
Tujuh perkara yang harus dipenuhi, oleh seorang mukmin yang ingin mendapat keberuntungan hidup di dunia maupun di akhirat; proses kejadian manusia; tanda-tanda orang yang bersegera kepada kebaikan; nikmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia wajib disyukuri.
Kandungannya:
Keimanan:
Kepastian hari berbangkit dan hal-hal yang terjadi pada hari kiamat; Allah tidak memerlukan anak atau sekutu.
Hukum-hukum:
Manusia dibebani sesuai dengan kesanggupannya; rasul-rasul semuanya menyuruh manusia memakan makanan yang halal lagi baik; pokok-pokok agama yang dibawa para nabi adalah sama, hanya syariatnya yang berbeda-beda.
Kisah-kisah:
Kisah Nuh a.s.; kisah Hud a.s. kisah Musa a.s. dan Harun a.s.; kisah Isa a.s.
Dan lain-lain:
Tujuh perkara yang harus dipenuhi, oleh seorang mukmin yang ingin mendapat keberuntungan hidup di dunia maupun di akhirat; proses kejadian manusia; tanda-tanda orang yang bersegera kepada kebaikan; nikmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia wajib disyukuri.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al Hajj
Surah Al Hajj (Haji) سورة الحج adalah surat ke-22 dari Al Qur'an, terdiri dari 78 ayat. Sebagian ayat dari surah ini diturunkan di Mekkah dan sebagian lagi di Madinah, oleh karena itu para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai golongan surah ini (Makkiyah atau Madaniyah)
Surah ini dinamai surat ini Al Hajj, karena surah ini mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan ibadah haji, seperti ihram, thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, mencukur rambut, syi'ar-syi'ar Allah, faedah-faedah dan hikmah-hikmah disyari'atkannya haji. Ditegaskan pula bahwa ibadat haji itu telah disyari'atkan di masa Nabi Ibrahim a.s., dan Ka'bah didirikan oleh Nabi Ibrahim a.s. bersama puteranya Ismail a.s.
Menurut Al Ghaznawi, surah Al Hajj termasuk di antara surah- surah yang ajaib, diturunkan di malam dan di siang hari, dalam musafir dan dalam keadaan tidak musafir, ada ayat-ayat yang diturunkan di Mekah dan ada pula yang diturunkan di Madinah, isinya ada yang berhubungan dengan peperangan dan ada pula yang berhubungan dengan perdamaian, ada ayat-ayatnya yang muhkam dan ada pula yang mutasyabihaat.
Kandungannya:
Keimanan:
Keimanan tentang adanya kebangkitan dan huru-hara hari kiamat; dari susunan alam semesta dapat diambil bukti- bukti tentang adanya Allah Maha Pencipta.
Hukum-hukum:
Kewajiban berhaji bagi kaum muslimin dan haji telah disyari'atkan pada masa Ibrahim a.s.; hukum berkata dusta; larangan menyembah berhala; binatang-binatang yang halal dimakan; hukum menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan Masjidil-haram; keizinan berperang untuk mempertahankan diri dan agama; hukum-hukum yang berhubungan dengan haji.
Dan lain-lain:
Membantah kebenaran tanpa pengetahuan adalah perbuatan yang tercela; tanda-tanda takwa yang sampai ke hati; tiap-tiap agama yang dibawa rasul-rasul sejak dahulu mempunyai syari'at tertentu dan cara melakukannya; pahala orang yang mati dalam berhijrah di jalan Allah; sikap orang-orang kafir bila mendengar ayat-ayat Al Quran; anjuran berjihad dengan sesungguhnya; celaan Islam terhadap orang-orang yang tidak tetap pendiriannya dan selalu mencari keuntungan untuk diri sendiri.
Surah ini dinamai surat ini Al Hajj, karena surah ini mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan ibadah haji, seperti ihram, thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, mencukur rambut, syi'ar-syi'ar Allah, faedah-faedah dan hikmah-hikmah disyari'atkannya haji. Ditegaskan pula bahwa ibadat haji itu telah disyari'atkan di masa Nabi Ibrahim a.s., dan Ka'bah didirikan oleh Nabi Ibrahim a.s. bersama puteranya Ismail a.s.
Menurut Al Ghaznawi, surah Al Hajj termasuk di antara surah- surah yang ajaib, diturunkan di malam dan di siang hari, dalam musafir dan dalam keadaan tidak musafir, ada ayat-ayat yang diturunkan di Mekah dan ada pula yang diturunkan di Madinah, isinya ada yang berhubungan dengan peperangan dan ada pula yang berhubungan dengan perdamaian, ada ayat-ayatnya yang muhkam dan ada pula yang mutasyabihaat.
Kandungannya:
Keimanan:
Keimanan tentang adanya kebangkitan dan huru-hara hari kiamat; dari susunan alam semesta dapat diambil bukti- bukti tentang adanya Allah Maha Pencipta.
Hukum-hukum:
Kewajiban berhaji bagi kaum muslimin dan haji telah disyari'atkan pada masa Ibrahim a.s.; hukum berkata dusta; larangan menyembah berhala; binatang-binatang yang halal dimakan; hukum menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan Masjidil-haram; keizinan berperang untuk mempertahankan diri dan agama; hukum-hukum yang berhubungan dengan haji.
Dan lain-lain:
Membantah kebenaran tanpa pengetahuan adalah perbuatan yang tercela; tanda-tanda takwa yang sampai ke hati; tiap-tiap agama yang dibawa rasul-rasul sejak dahulu mempunyai syari'at tertentu dan cara melakukannya; pahala orang yang mati dalam berhijrah di jalan Allah; sikap orang-orang kafir bila mendengar ayat-ayat Al Quran; anjuran berjihad dengan sesungguhnya; celaan Islam terhadap orang-orang yang tidak tetap pendiriannya dan selalu mencari keuntungan untuk diri sendiri.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al Anbiyaa'
Surah Al Anbiyaa' (Para Nabi) سورة الأنبياء adalah surah ke-21 dalam Al Qur'an. Surah yang terdiri atas 112 ayat ini termasuk golongan surah Makkiyyah. Nama al anbiyaa' (bahasa arab:nabi-nabi) digunakan karena surah ini mengutarakan kisah beberapa orang nabi. Permulaan surah Al Anbiyaa' menegaskan bahwa manusia lalai dalam menghadapi hari berhisab, kemudian berhubung adanya pengingkaran kaum musyrik Mekkah terhadap wahyu yang dibawa Nabi Muhammad SAW. maka ditegaskan Allah, kendatipun nabi-nabi itu manusia biasa, akan tetapi masing-masing mereka adalah manusia yang membawa wahyu yang pokok ajarannya adalah tauhid, dan keharusan manusia menyembah Allah Tuhan Penciptanya. Orang yang tidak mau mengakui kekuasaan Allah dan mengingkari ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi itu, akan diazab Allah didunia dan di akhirat nanti. Kemudian dikemukakan kisah beberapa orang nabi dengan umatnya. Akhirnya surat itu ditutup dengan seruan agar kaum musyrik Mekah percaya kepada ajaran yang dibawa Muhammad SAW supaya tidak mengalami apa yang telah dialami oleh umat-umat yang dahulu.
Kandungannya:
Keimanan:
Para nabi dan para rasul itu selamanya diangkat Allah dari jenis manusia; langit dan bumi akan binasa kalau ada Tuhan selain Allah; semua Rasul membawa ajaran tauhid dan keharusan manusia menyembah Allah; tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati; cobaaan Allah kepada manusia ada yang berupa kebaikan dan ada yang berupa keburukan; hari kiamat datangnya dengan tiba-tiba.
Kisah-kisah:
Kisah Ibrahim a.s (ajakan Ibrahim a.s kepada bapaknya untuk menyembah Allah, bantahan Ibrahim terhadap kaumnya yang menyembah berhala-berhala, bantahan lbrahim a.s. terhadap Namrudz yang menganggap dirinya Tuhan), kisah Nuh a.s., kisah Daud a.s., dan Sulaiman a.s; kisah Ayyub a.s.; kisah Yunus a.s.; kisah Zakaria a.s.
Dan lain-lain:
Karunia Al Quran; tuntutan kaum musyrikin kepada Nabi Muhammad saw untuk mendatangkan mukjizat yang lain dari Al Quran ; kehancuran suatu umat adalah karena kezalimannya; Allah menciptakan langit dan bumi beserta hikmatnya; soal jawab antara berhala dan penyembahnya dalam neraka; timbulnya Ya'juj dan Ma'juj sebagai tanda-tanda kedatangan hari kiamat; bumi akan diwariskan kepada hamba Allah yang dapat memakmurkannya; kejadian alam semesta;
Kandungannya:
Keimanan:
Para nabi dan para rasul itu selamanya diangkat Allah dari jenis manusia; langit dan bumi akan binasa kalau ada Tuhan selain Allah; semua Rasul membawa ajaran tauhid dan keharusan manusia menyembah Allah; tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati; cobaaan Allah kepada manusia ada yang berupa kebaikan dan ada yang berupa keburukan; hari kiamat datangnya dengan tiba-tiba.
Kisah-kisah:
Kisah Ibrahim a.s (ajakan Ibrahim a.s kepada bapaknya untuk menyembah Allah, bantahan Ibrahim terhadap kaumnya yang menyembah berhala-berhala, bantahan lbrahim a.s. terhadap Namrudz yang menganggap dirinya Tuhan), kisah Nuh a.s., kisah Daud a.s., dan Sulaiman a.s; kisah Ayyub a.s.; kisah Yunus a.s.; kisah Zakaria a.s.
Dan lain-lain:
Karunia Al Quran; tuntutan kaum musyrikin kepada Nabi Muhammad saw untuk mendatangkan mukjizat yang lain dari Al Quran ; kehancuran suatu umat adalah karena kezalimannya; Allah menciptakan langit dan bumi beserta hikmatnya; soal jawab antara berhala dan penyembahnya dalam neraka; timbulnya Ya'juj dan Ma'juj sebagai tanda-tanda kedatangan hari kiamat; bumi akan diwariskan kepada hamba Allah yang dapat memakmurkannya; kejadian alam semesta;
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Taahaa
Surah Taahaa سورة طه adalah surat ke-20 dalam Al Qur'an. Surah ini terdiri atas 135 ayat, diturunkan setelah surah Maryam dan termasuk golongan surah-surah Makkiyyah. Surah ini dinamai Thaahaa, diambil ayat pertama surah ini. Sebagaimana juga yang lazim terdapat pada surah-surah yang memakai huruf-huruf abjad pada permulaannya, di mana huruf tersebut seakan-akan merupakan pemberitahuan Allah kepada orang-orang yang membacanya, bahwa sesudah huruf itu akan dikemukakan hal-hal yang sangat penting diketahui, maka demikian pula halnya dengan ayat-ayat yang terdapat sesudah huruf thaahaa dalam surat ini. Allah menerangkan bahwa Al Quran merupakan peringatan bagi manusia, wahyu dari Allah, Pencipta semesta alam. Kemudian Allah menerangkan kisah beberapa orang nabi; akibat-akibat yang telah ada akan dialami oleh orang-orang yang percaya kepada Allah dan orang-orang yang mengingkari-Nya, baik di dunia maupun di akhirat.
Kandungannya:
Keimanan:
Al Quran adalah peringatan bagi manusia terutama bagi orang-orang yang bertakwa; Musa AS langsung menerima wahyu dari Allah, tanpa perantaraan Jibril; Allah menguasai 'Arsy, mengetahui sesuatu yang samar dan yang lebih samar; keadaan orang berdosa dihimpunkan di hari kiamat; syafa'at tidak bermanfaat di hari kiamat, kecuali syafa'at dari orang-orang yang dapat izin dari Allah.
Hukum-hukum:
Perintah mengerjakan shalat dan keutamaan waktu-waktunya; kewajiban menyuruh keluarga melakukan shalat.
Kisah-kisah:
Kisah Musa AS dan Harun AS dalam menghadapi Fir'aun dan Bani Israil, kisah Nabi Adam AS dan iblis.
Dan lain-lain:
Perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW supaya dia meminta tambahan ilmu kepada Allah sekalipun sudah menjadi rasul; Allah tidak akan mengazab sesuatu kaum sebelum diutus rasul kepada mereka; jangan terpengaruh oleh kesenangan kehidupan dunia.
Kandungannya:
Keimanan:
Al Quran adalah peringatan bagi manusia terutama bagi orang-orang yang bertakwa; Musa AS langsung menerima wahyu dari Allah, tanpa perantaraan Jibril; Allah menguasai 'Arsy, mengetahui sesuatu yang samar dan yang lebih samar; keadaan orang berdosa dihimpunkan di hari kiamat; syafa'at tidak bermanfaat di hari kiamat, kecuali syafa'at dari orang-orang yang dapat izin dari Allah.
Hukum-hukum:
Perintah mengerjakan shalat dan keutamaan waktu-waktunya; kewajiban menyuruh keluarga melakukan shalat.
Kisah-kisah:
Kisah Musa AS dan Harun AS dalam menghadapi Fir'aun dan Bani Israil, kisah Nabi Adam AS dan iblis.
Dan lain-lain:
Perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW supaya dia meminta tambahan ilmu kepada Allah sekalipun sudah menjadi rasul; Allah tidak akan mengazab sesuatu kaum sebelum diutus rasul kepada mereka; jangan terpengaruh oleh kesenangan kehidupan dunia.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Maryam
Surah Maryam (Siti Maryam) سورة مريم adalah surat ke-19 dalam Al Qur'an. Surah ini terdiri atas 98 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyyah karena hampir seluruh ayatnya diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, bahkan sebelum sahabat-sahabat beliau hijrah ke negeri Habsyi. Menurut riwayat Ibnu Mas'ud, Ja'far bin Abi Thalib membacakan permulaan surah Maryam ini kepada raja Najasyi dan pengikut-pengikutnya di waktu ia ikut hijrah bersama-sama sahabat-sahabat yang lain ke negeri Habsyi.
Surah ini dinamai Maryam, karena surah ini mengandung kisah Maryam (atau Maria dalam agama kristen), ibu dari Nabi Isa AS. Surah ini menceritakan kelahiran yang ajaib, dimana Ia melahirkan Isa AS sedang ia sebelumnya belum pernah digauli oleh seorang laki-laki. Kelahiran Isa AS tanpa ayah, merupakan suatu bukti kekuasaan Allah SWT. Pengutaraan kisah Maryam sebagai kejadian yang luar biasa dan ajaib dalam surat ini, diawali dengan kisah kejadian ajaib lainnya, yaitu dikabulkannya doa nabi Zakaria AS oleh Allah SWT, dimana ia ingin dianugerahi seorang putera sebagai pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaannya, sedang usianya sudah sangat tua dan istrinya adalah wanita yang mandul.
Kandungannya:-
Keimanan:
Allah berbuat sesuatu menurut yang dikehendaki-Nya, kendatipun menyimpang dan hukum-hukum alam; Isa AS bukan anak Allah karena mustahil Allah mempunyai anak; Jibril AS turun kepada rasul-rasul membawa wahyu atas perintah Allah; di hari kiamat orang kafir menghadap Allah sendiri-sendiri, semua manusia akan menghadap Tuhan sebagai hamba.
Kisah-kisah:
Allah mengabulkan doa Zakaria AS untuk memperoleh anak; kisah kelahiran Isa AS tanpa ayah; kisah Ibrahim AS dengan bapaknya; Musa AS seorang yang dipilih oleh Allah; Ismail AS seorang yang benar dalam janjinya; Idris AS seorang yang sangat kuat kepercayaannya.
Dan lain-lain:
Ancaman terhadap orang yang meninggalkan shalat dan mengikuti hawa nafsunya serta kabar gembira untuk orang-orang yang telah taubat dan mengerjakan amal-amal yang saleh; keadaan di surga; membiarkan orang yang sesat setelah diberi petunjuk bergelimang dalam kesesatannya adalah sunnah Allah.
Surah ini dinamai Maryam, karena surah ini mengandung kisah Maryam (atau Maria dalam agama kristen), ibu dari Nabi Isa AS. Surah ini menceritakan kelahiran yang ajaib, dimana Ia melahirkan Isa AS sedang ia sebelumnya belum pernah digauli oleh seorang laki-laki. Kelahiran Isa AS tanpa ayah, merupakan suatu bukti kekuasaan Allah SWT. Pengutaraan kisah Maryam sebagai kejadian yang luar biasa dan ajaib dalam surat ini, diawali dengan kisah kejadian ajaib lainnya, yaitu dikabulkannya doa nabi Zakaria AS oleh Allah SWT, dimana ia ingin dianugerahi seorang putera sebagai pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaannya, sedang usianya sudah sangat tua dan istrinya adalah wanita yang mandul.
Kandungannya:-
Keimanan:
Allah berbuat sesuatu menurut yang dikehendaki-Nya, kendatipun menyimpang dan hukum-hukum alam; Isa AS bukan anak Allah karena mustahil Allah mempunyai anak; Jibril AS turun kepada rasul-rasul membawa wahyu atas perintah Allah; di hari kiamat orang kafir menghadap Allah sendiri-sendiri, semua manusia akan menghadap Tuhan sebagai hamba.
Kisah-kisah:
Allah mengabulkan doa Zakaria AS untuk memperoleh anak; kisah kelahiran Isa AS tanpa ayah; kisah Ibrahim AS dengan bapaknya; Musa AS seorang yang dipilih oleh Allah; Ismail AS seorang yang benar dalam janjinya; Idris AS seorang yang sangat kuat kepercayaannya.
Dan lain-lain:
Ancaman terhadap orang yang meninggalkan shalat dan mengikuti hawa nafsunya serta kabar gembira untuk orang-orang yang telah taubat dan mengerjakan amal-amal yang saleh; keadaan di surga; membiarkan orang yang sesat setelah diberi petunjuk bergelimang dalam kesesatannya adalah sunnah Allah.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al Kahfi
Surah Al Kahfi (Gua) سورة الكهف adalah surat ke-18 dalam Al Qur'an. Surat ini terdiri atas 110 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai Al-Kahfi (bahasa arab:Gua) dan Ashhabul Kahfi yang artinya Penghuni-Penghuni Gua. Kedua nama ini diambil dari cerita yang terdapat dalam surat ini pada ayat 9 sampai dengan 26, tentang beberapa orang pemuda yang tidur dalam gua bertahun-tahun lamanya. Selain cerita tersebut, terdapat pula beberapa buah cerita dalam surat ini, yang kesemuanya mengandung pelajaran-pelajaran yang amat berguna bagi kehidupan manusia. Terdapat beberapa hadits Rasulullah SAW yang menyatakan keutamaan membaca surat ini.
Kandungannya:
Keimanan:
Kekuasaan Allah SWT untuk memberi kemampuan bertahan hidup pada manusia melebihi normal: dasar-dasar tauhid serta keadilan Allah tidak berubah untuk selama-lamanya; kalimat-kalimat Allah sangatlah luas, meliputi segala sesuatu, sehingga manusia tidak akan sanggup untuk menulisnya. Kepastian datangnya hari berbangkit; Al Quran adalah kitab suci yang isinya bersih dari kekacauan dan kepalsuan.
Hukum-Hukum:
Dasar hukum wakalah (berwakil); larangan membangun tempat ibadah di atas kubur; hukum membaca "Insya Allah", perbuatan salah yang dilakukan karena lupa adalah dimaafkan; izin merusak suatu barang untuk menghindarkan bahaya yang lebih besar.
Kisah-Kisah:
Cerita Ashhabul Kahfi; cerita dua orang laki-laki yang seorang kafir dan yang lainnya mukmin; cerita Nabi Musa AS dengan Khidhr AS; cerita Dzulkarnain dengan Ya'juj dan Ma'juj.
Dan lain-lain:
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita dalam surat ini antara lain tentang kekuatan iman kepada Allah SWT serta ibadah yang ikhlas kepadaNya; kesungguhan seseorang dalam mencari guru (ilmu) adab sopan-santun antara murid dengan guru; dan beberapa contoh tentang cara memimpin dan memerintah rakyat, serta perjuangan untuk mencapai kebahagiaan rakyat dan negara.
Kandungannya:
Keimanan:
Kekuasaan Allah SWT untuk memberi kemampuan bertahan hidup pada manusia melebihi normal: dasar-dasar tauhid serta keadilan Allah tidak berubah untuk selama-lamanya; kalimat-kalimat Allah sangatlah luas, meliputi segala sesuatu, sehingga manusia tidak akan sanggup untuk menulisnya. Kepastian datangnya hari berbangkit; Al Quran adalah kitab suci yang isinya bersih dari kekacauan dan kepalsuan.
Hukum-Hukum:
Dasar hukum wakalah (berwakil); larangan membangun tempat ibadah di atas kubur; hukum membaca "Insya Allah", perbuatan salah yang dilakukan karena lupa adalah dimaafkan; izin merusak suatu barang untuk menghindarkan bahaya yang lebih besar.
Kisah-Kisah:
Cerita Ashhabul Kahfi; cerita dua orang laki-laki yang seorang kafir dan yang lainnya mukmin; cerita Nabi Musa AS dengan Khidhr AS; cerita Dzulkarnain dengan Ya'juj dan Ma'juj.
Dan lain-lain:
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita dalam surat ini antara lain tentang kekuatan iman kepada Allah SWT serta ibadah yang ikhlas kepadaNya; kesungguhan seseorang dalam mencari guru (ilmu) adab sopan-santun antara murid dengan guru; dan beberapa contoh tentang cara memimpin dan memerintah rakyat, serta perjuangan untuk mencapai kebahagiaan rakyat dan negara.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al Israa'
Surah Al Israa'
Surah Al Israa' (Perjalanan Malam) سورة الإسراء adalah surat ke-17 dalam Al Qur'an. Surah ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surah ini dinamai dengan Al Israa' yang berarti "memperjalankan di malam hari", berhubung peristiwa Israa' Nabi Muhammad SAW. di Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis (Palestina) yang dicantumkan pada ayat pertama dalam surat ini. Surah ini dinamakan pula dengan nama Surah Bani Israil dikaitkan dengan penuturan pada ayat ke-2 sampai dengan ayat ke-8 dan kemudian dekat akhir surat yakni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104 dimana Allah menyebutkan tentang Bani Israil yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah SWT. Dihubungkannya kisah Israa' dengan riwayat Bani Israil pada surat ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.
Kandungannya:
Keimanan:
Allah tidak mempunyai anak baik berupa manusia ataupun malaikat; Allah pasti memberi rezeki kepada manusia; Allah mempunyai nama-nama yang paling baik; Al Quran adalah wahyu dan Allah yang memberikan petunjuk, penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman; adanya padang Mahsyar dan hari berbangkit.
Hukum-hukum:
Larangan-larangan Allah tentang: menghilangkan jiwa manusia; berzina, mempergunakan harta anak yatim kecuali dengan cara yang dibenarkan agama; ikut-ikutan baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan dan durhaka kepada ibu bapa. Perintah Allah tentang: memenuhi janji dan menyempurnakan timbangan dan takaran, melakukan shalat lima waktu dalam waktunya.
Kisah-kisah:
Kisah Israa' Nabi Muhammad SAW, beberapa kisah tentang Bani Israil.
Dan lain-lain:
Pertanggungan jawab manusia masing-masing terhadap amal perbuatannya; beberapa faktor yang menyebabkan kebangunan dan kehancuran suatu umat; petunjuk-petunjuk tentang pergaulan dengan orang tua, tetangga dan masyarakat; manusia makhluk Allah SWT. yang mulia, dalam pada itu manusia mempunyai pula sifat-sifat yang tidak baik seperti suka ingkar, putus asa dan terburu-buru; dan persoalan ruh.
Surah Al Israa' (Perjalanan Malam) سورة الإسراء adalah surat ke-17 dalam Al Qur'an. Surah ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surah ini dinamai dengan Al Israa' yang berarti "memperjalankan di malam hari", berhubung peristiwa Israa' Nabi Muhammad SAW. di Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis (Palestina) yang dicantumkan pada ayat pertama dalam surat ini. Surah ini dinamakan pula dengan nama Surah Bani Israil dikaitkan dengan penuturan pada ayat ke-2 sampai dengan ayat ke-8 dan kemudian dekat akhir surat yakni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104 dimana Allah menyebutkan tentang Bani Israil yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah SWT. Dihubungkannya kisah Israa' dengan riwayat Bani Israil pada surat ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.
Kandungannya:
Keimanan:
Allah tidak mempunyai anak baik berupa manusia ataupun malaikat; Allah pasti memberi rezeki kepada manusia; Allah mempunyai nama-nama yang paling baik; Al Quran adalah wahyu dan Allah yang memberikan petunjuk, penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman; adanya padang Mahsyar dan hari berbangkit.
Hukum-hukum:
Larangan-larangan Allah tentang: menghilangkan jiwa manusia; berzina, mempergunakan harta anak yatim kecuali dengan cara yang dibenarkan agama; ikut-ikutan baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan dan durhaka kepada ibu bapa. Perintah Allah tentang: memenuhi janji dan menyempurnakan timbangan dan takaran, melakukan shalat lima waktu dalam waktunya.
Kisah-kisah:
Kisah Israa' Nabi Muhammad SAW, beberapa kisah tentang Bani Israil.
Dan lain-lain:
Pertanggungan jawab manusia masing-masing terhadap amal perbuatannya; beberapa faktor yang menyebabkan kebangunan dan kehancuran suatu umat; petunjuk-petunjuk tentang pergaulan dengan orang tua, tetangga dan masyarakat; manusia makhluk Allah SWT. yang mulia, dalam pada itu manusia mempunyai pula sifat-sifat yang tidak baik seperti suka ingkar, putus asa dan terburu-buru; dan persoalan ruh.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: An Nahl
Surah An Nahl (Lebah) سورة النحل adalah surat ke-16 dalam Al Qur'an. Surah ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surah ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah SWT ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah". Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra' ayat 82). Surah ini dinamakan pula "An Ni'am" ertinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.
Kandungannya:
Keimanan:
Kepastian adanya hari kiamat; keesaan Allah; kekuasaan-Nya dan kesempurnaan ilmu-Nya serta dalil-dalilnya; pertanggungan jawab manusia kepada Allah terhadap segala apa yang telah dikerjakannya.
Hukum-hukum:
Beberapa hukum tentang makanan dan minuman yang diharamkan dan yang dihalalkan; kebolehan memakai perhiasan-perhiasan yang berasal dari dalam laut seperti merjan dan mutiara; dibolehkan memakan makanan yang diharamkan dalam keadaan terpaksa; kulit dan bulu binatang dari hewan yang halal dimakan; kewajiban memenuhi perjanjian dan larangan mempermainkan sumpah; larangan membuat-buat hukum yang tak ada dasarnya; perintah membaca isti'aadzah (a'uudzubillahi minasyaithaanirrajiim = aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk); larangan membalas siksa melebihi siksaan yang diterima.
Kisah-kisah:
Nabi Ibrahim a.s.
Lain-lain:
Asal kejadian manusia; madu adalah untuk kesehatan manusia; nasib pemimpin-pemimpin palsu di hari kiamat; pandangan orang Arab zaman Jahiliyah terhadap anak perempuan; ajaran moral di dalam Islam; pedoman da'wah dalam Islam.
Kandungannya:
Keimanan:
Kepastian adanya hari kiamat; keesaan Allah; kekuasaan-Nya dan kesempurnaan ilmu-Nya serta dalil-dalilnya; pertanggungan jawab manusia kepada Allah terhadap segala apa yang telah dikerjakannya.
Hukum-hukum:
Beberapa hukum tentang makanan dan minuman yang diharamkan dan yang dihalalkan; kebolehan memakai perhiasan-perhiasan yang berasal dari dalam laut seperti merjan dan mutiara; dibolehkan memakan makanan yang diharamkan dalam keadaan terpaksa; kulit dan bulu binatang dari hewan yang halal dimakan; kewajiban memenuhi perjanjian dan larangan mempermainkan sumpah; larangan membuat-buat hukum yang tak ada dasarnya; perintah membaca isti'aadzah (a'uudzubillahi minasyaithaanirrajiim = aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk); larangan membalas siksa melebihi siksaan yang diterima.
Kisah-kisah:
Nabi Ibrahim a.s.
Lain-lain:
Asal kejadian manusia; madu adalah untuk kesehatan manusia; nasib pemimpin-pemimpin palsu di hari kiamat; pandangan orang Arab zaman Jahiliyah terhadap anak perempuan; ajaran moral di dalam Islam; pedoman da'wah dalam Islam.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al Hijr
Surah Al Hijr (Kawasan Berbatu) سورة الحجر adalah surat ke-15 dalam Al Qur'an. Surah ini terdiri atas 99 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, karena diturunkan di Mekkah sebelum hijrah. Al Hijr adalah nama sebuah daerah pegunungan yang didiami zaman dahulu oleh kaum Tsamud terletak di pinggir jalan antara Madinah dan Syam (Syria). Nama surah ini diambil dari nama daerah pegunungan itu, berhubung nasib penduduknya yaitu kaum Tsamud diceritakan pada ayat 80 sampai dengan 84, mereka telah dimusnahkan Allah SWT, karena mendustakan Nabi Shaleh AS dan berpaling dari ayat-ayat Allah. Dalam surat ini terdapat juga kisah-kisah kaum yang lain yang telah dibinasakan oleh Allah seperti kaum Luth AS dan kaum Syu'aib AS Dari ke semua kisah-kisah itu dapat diambil pelajaran bahwa orang-orang yang menentang ajaran rasul-rasul akan mengalami kehancuran.
Kandungannya:
Keimanan:
Kepastian nasib suatu bangsa hanya di tangan Allah; Allah menjamin kemurnian Al Quran sepanjang masa; alam malakut (langit) senantiasa dijaga dari syaitan; kadar rezeki yang diberikan kepada manusia sesuai dengan hikmah kebijaksanaan Allah; Allah memelihara hambaNya yang telah mendapat taufiq dari godaan setan; Allah di samping bersifat pengampun dan penyayang juga mengazab orang-orang yang ingkar; manusia dihimpun pada hari kiamat.
Hukum-hukum:
Larangan terhadap homoseksual; kewajiban melakukan ibadah selama hidup; larangan menginginkan harta orang kafir; perintah kepada Nabi Muhammad SAW agar melakukan dakwah agama secara terang-terangan; larangan berputus asa terhadap rahmat Allah.
Kisah-kisah:
Nabi Ibrahim a.s. dengan kaumnya; Nabi Luth a.s. dengan kaumnya; kaum Syu'aib dan kaum Shaleh a.s. (Tsamud).
Dan lain-lain:
Kejadian-kejadian dalam alam ini menunjukkan kebesaran Allah; kejadian alam dan isinya mengandung hikmah; angin mengawinkan tepung sari bunga-bungaan; asal kejadian Adam a.s.
Kandungannya:
Keimanan:
Kepastian nasib suatu bangsa hanya di tangan Allah; Allah menjamin kemurnian Al Quran sepanjang masa; alam malakut (langit) senantiasa dijaga dari syaitan; kadar rezeki yang diberikan kepada manusia sesuai dengan hikmah kebijaksanaan Allah; Allah memelihara hambaNya yang telah mendapat taufiq dari godaan setan; Allah di samping bersifat pengampun dan penyayang juga mengazab orang-orang yang ingkar; manusia dihimpun pada hari kiamat.
Hukum-hukum:
Larangan terhadap homoseksual; kewajiban melakukan ibadah selama hidup; larangan menginginkan harta orang kafir; perintah kepada Nabi Muhammad SAW agar melakukan dakwah agama secara terang-terangan; larangan berputus asa terhadap rahmat Allah.
Kisah-kisah:
Nabi Ibrahim a.s. dengan kaumnya; Nabi Luth a.s. dengan kaumnya; kaum Syu'aib dan kaum Shaleh a.s. (Tsamud).
Dan lain-lain:
Kejadian-kejadian dalam alam ini menunjukkan kebesaran Allah; kejadian alam dan isinya mengandung hikmah; angin mengawinkan tepung sari bunga-bungaan; asal kejadian Adam a.s.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Ibrahim
Surah Ibrahim (Nabi Ibrahim a.s.) سورة إبراهيم adalah surat ke-14 dalam Al Qur'an. Surat ini terdiri atas 52 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyyah karena diturunkan di Mekkah sebelum Hijrah. Dinamakan Ibrahim, karena surat ini mengandung doa Nabi Ibrahim a.s. yaitu ayat 35 sampai dengan 41. Do'a ini isinya antara lain: permohonan agar keturunannya mendirikan shalat, dijauhkan dari menyembah berhala-berhala dan agar Mekkah dan daerah sekitarnya menjadi daerah yang aman dan makmur. Doa Nabi Ibrahim AS ini telah diperkenankan oleh Allah SWT sebagaimana telah terbukti keamanannya sejak dahulu sampai sekarang. Do'a tersebut dipanjatkan beliau ke hadirat Allah SWT sesudah selesai membina Ka'bah bersama puteranya Ismail AS, di dataran tanah Mekkah yang tandus.
Kandungannya
Keimanan:
Al Quran adalah pembimbing manusia ke jalan Allah; segala sesuatu dalam alam ini kepunyaan Allah; keingkaran manusia terhadap Allah tidaklah mengurangi kesempurnaan-Nya; nabi-nabi membawa mukjizat atas izin Allah semata-mata; Allah kuasa mematikan manusia dan membangkitkannya kembali dalam bentuk baru; ilmu Allah meliputi yang lahir dan yang bathin.
Hukum-hukum:
Perintah mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian harta baik secara rahasia maupun secara terang-terangan.
Kisah-kisah:
Kisah Nabi Musa a.s. dengan kaumnya, serta kisah para rasul zaman dahulu.
Dan lain-lain:
Sebabnya rasul-rasul diutus dengan bahasa kaumnya sendiri; perumpamaan tentang perbuatan dan perkataan yang hak dengan yang bathil; kejadian langit dan bumi mengandung hikmah-hikmah; macam-macam nikmat Allah kepada manusia dan janji Allah kepada hamba-hamba yang mensyukuriNya.
Kandungannya
Keimanan:
Al Quran adalah pembimbing manusia ke jalan Allah; segala sesuatu dalam alam ini kepunyaan Allah; keingkaran manusia terhadap Allah tidaklah mengurangi kesempurnaan-Nya; nabi-nabi membawa mukjizat atas izin Allah semata-mata; Allah kuasa mematikan manusia dan membangkitkannya kembali dalam bentuk baru; ilmu Allah meliputi yang lahir dan yang bathin.
Hukum-hukum:
Perintah mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian harta baik secara rahasia maupun secara terang-terangan.
Kisah-kisah:
Kisah Nabi Musa a.s. dengan kaumnya, serta kisah para rasul zaman dahulu.
Dan lain-lain:
Sebabnya rasul-rasul diutus dengan bahasa kaumnya sendiri; perumpamaan tentang perbuatan dan perkataan yang hak dengan yang bathil; kejadian langit dan bumi mengandung hikmah-hikmah; macam-macam nikmat Allah kepada manusia dan janji Allah kepada hamba-hamba yang mensyukuriNya.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Ar Ra'd
Surah Ar Ra'd (Guruh) سورة الرعد adalah surat ke-13 dalam Al Qur'an dan terdiri atas 43 ayat. Surat ini termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan Ar Ra'd yang berarti guruh (petir) karena dalam ayat 13 Allah berfirman yang artinya "Dan guruh itu bertasbih sambil memuji-Nya", menunjukkan sifat kesucian dan kesempurnaan Allah SWT. Dan lagi sesuai dengan sifat Al Quran yang mengandung ancaman dan harapan, maka demikian pulalah halnya bunyi guruh itu menimbulkan kecemasan dan harapan kepada manusia. Isi yang terpenting dari surat ini ialah bahwa bimbingan Allah kepada makhluk-Nya bertalian erat dengan hukum sebab dan akibat. Bagi Allah SWT tidak ada pilih kasih dalam menetapkan hukuman. Balasan atau hukuman adalah akibat dan ketaatan atau keingkaran terhadap hukum Allah.
Kandungannya
Keimanan:
Allah-lah yang menciptakan alam semesta serta mengaturnya; ilmu Allah meliputi segala sesuatu; adanya malaikat yang selalu memelihara manusia yang datang silih berganti, yaitu malaikat Hafazhah; hanya Allah yang menerima doa dari hamba-Nya; memberi taufiq hanya hak Allah, sedang tugas rasul menyampaikan agama Allah.
Hukum-hukum:
Manusia dilarang mendoakan yang jelek-jelek untuk dirinya; kewajiban mencegah perbuatan-perbuatan yang mungkar.
Kisah-kisah:
Kisah pengalaman nabi-nabi zaman dahulu.
Dan lain-lain:
Beberapa sifat yang terpuji; perumpamaan bagi orang-orang yang menyembah berhala dan orang-orang yang menyembah Allah; Allah tidak mengubah nasib sesuatu bangsa sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri.
Kandungannya
Keimanan:
Allah-lah yang menciptakan alam semesta serta mengaturnya; ilmu Allah meliputi segala sesuatu; adanya malaikat yang selalu memelihara manusia yang datang silih berganti, yaitu malaikat Hafazhah; hanya Allah yang menerima doa dari hamba-Nya; memberi taufiq hanya hak Allah, sedang tugas rasul menyampaikan agama Allah.
Hukum-hukum:
Manusia dilarang mendoakan yang jelek-jelek untuk dirinya; kewajiban mencegah perbuatan-perbuatan yang mungkar.
Kisah-kisah:
Kisah pengalaman nabi-nabi zaman dahulu.
Dan lain-lain:
Beberapa sifat yang terpuji; perumpamaan bagi orang-orang yang menyembah berhala dan orang-orang yang menyembah Allah; Allah tidak mengubah nasib sesuatu bangsa sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Yusuf
Surah Yusuf (Nabi Yusuf a.s.) سورة يوسف adalah surat ke-12 dalam Al Qur'an dan terdiri atas 111 ayat. Surat ini termasuk golongan surat-surat Makkiyyah karena diturunkan di Mekkah sebelum hijrah. Surat ini dinamakan surat Yusuf adalah karena titik berat dari isinya mengenai riwayat Nabi Yusuf a.s. Riwayat tersebut salah satu di antara cerita-cerita gaib yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai mukjizat bagi beliau, sedang beliau sebelum diturunkan surat ini tidak mengetahuinya. Menurut riwayat Al Baihaqi dalam kitab Ad Dalail bahwa segolongan orang Yahudi masuk agama Islam sesudah mereka mendengar cerita Yusuf a.s. ini, karena sesuai dengan cerita-cerita yang mereka ketahui. Dari cerita Yusuf a.s. ini, Nabi Muhammad s.a.w. mengambil pelajaran-pelajaran yang banyak dan merupakan penghibur terhadap beliau dalam menjalankan tugasnya.
Kandungannya:
Keimanan:
Kenabian Yusuf a.s. dan mukjizat-mukjizatnya; ketentuan yang berhubungan dengan keagamaan adalah hak Allah semata-mata; qadha Allah tak dapat diubah; para rasul semuanya laki-laki.
Hukum-hukum:
Keharusan merahasiakan sesuatu untuk menghindari fitnah; barang dan anak temuan wajib dipungut tidak boleh dibiarkan; boleh melakukan helah yang tidak merugikan orang lain untuk memperoleh sesuatu kemaslahatan.
Kisah-kisah:
Riwayat Nabi Yusuf a.s. bersaudara dengan orang tua mereka Ya'qub a.s.
Dan lain-lain:
Beberapa sifat dan suri teladan yang mulia yang dapat diambil dari cerita Yusuf a.s: persamaan antara agama para nabi-nabi ialah tauhid.
Kandungannya:
Keimanan:
Kenabian Yusuf a.s. dan mukjizat-mukjizatnya; ketentuan yang berhubungan dengan keagamaan adalah hak Allah semata-mata; qadha Allah tak dapat diubah; para rasul semuanya laki-laki.
Hukum-hukum:
Keharusan merahasiakan sesuatu untuk menghindari fitnah; barang dan anak temuan wajib dipungut tidak boleh dibiarkan; boleh melakukan helah yang tidak merugikan orang lain untuk memperoleh sesuatu kemaslahatan.
Kisah-kisah:
Riwayat Nabi Yusuf a.s. bersaudara dengan orang tua mereka Ya'qub a.s.
Dan lain-lain:
Beberapa sifat dan suri teladan yang mulia yang dapat diambil dari cerita Yusuf a.s: persamaan antara agama para nabi-nabi ialah tauhid.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Hud
Surah Hud (Nabi Hud a.s.) سورة هود adalah surat ke-11 dalam Al Qur'an dan termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini terdiri dari 123 ayat diturunkan sesudah surat Yunus. Surat ini dinamai surat Huud karena ada hubungan dengan terdapatnya kisah Nabi Huud a.s. dan kaumnya dalam surat ini terdapat juga kisah-kisah Nabi yang lain, seperti kisah Nuh a.s., Shaleh a.s., Ibrahim a.s., Luth a.s., Syu'aib a.s. dan Musa a.s.
Kandungannya:
Keimanan:
Adanya 'Arsy Allah; kejadian alam dalam 6 tahap; adanya golongan-golongan manusia di hari kiamat.
Hukum-hukum:
Agama membolehkan menikmati yang baik-baik dan memakai perhiasan asal tidak berlebih-lebihan; tidak boleh berlaku sombong; tidak boleh mendoa atau mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin menurut sunnah Allah.
Kisah-kisah:
Kisah Nuh a.s. dan kaumnya; kisah Hud a.s. dan kaumnya; kisah Shaleh a.s. dan kaumnya; kisah Ibrahim a.s. dan kaumnya; kisah Syu'aib a.s. dan kaumnya; kisah Luth a.s. dan kaumnya; kisah Musa a.s. dan kaumnya.
Dan lain-lain:
Pelajaran-peIajaran yang diambil dari kisah-kisah para nabi; air sumber segala kehidupan; shalat itu memperkuat iman; sunnah Allah yang berhubungan dengan kebinasaan suatu kaum.
Kandungannya:
Keimanan:
Adanya 'Arsy Allah; kejadian alam dalam 6 tahap; adanya golongan-golongan manusia di hari kiamat.
Hukum-hukum:
Agama membolehkan menikmati yang baik-baik dan memakai perhiasan asal tidak berlebih-lebihan; tidak boleh berlaku sombong; tidak boleh mendoa atau mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin menurut sunnah Allah.
Kisah-kisah:
Kisah Nuh a.s. dan kaumnya; kisah Hud a.s. dan kaumnya; kisah Shaleh a.s. dan kaumnya; kisah Ibrahim a.s. dan kaumnya; kisah Syu'aib a.s. dan kaumnya; kisah Luth a.s. dan kaumnya; kisah Musa a.s. dan kaumnya.
Dan lain-lain:
Pelajaran-peIajaran yang diambil dari kisah-kisah para nabi; air sumber segala kehidupan; shalat itu memperkuat iman; sunnah Allah yang berhubungan dengan kebinasaan suatu kaum.
Asal-Usul Surah Dalam AL-Quran: Yunus
Surah Yunus (Nabi Yunus a.s.) سورة يونسadalah surat ke-10 dalam Al Qur'an, surat ini terdiri atas 109 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyyah kecuali ayat 40, 94, 95, yang diturunkan pada masa Nabi Muhammad SAW berada di Madinah. Surat ini dinamai surat Yunus karena dalam surat ini terutama ditampilkan kisah Nabi Yunus a.s. dan pengikut-pengikutnya yang teguh imannya.
Kandungannya:
Keimanan:
Al Quran bukanlah sihir, Allah mengatur alam semesta dari Arasy-Nya; syafa'at hanyalah dengan izin Allah; Wali-wali Allah; wahyu Allah yang menerangkan yang gaib kepada manusia; Allah menyaksikan dan mengamat-amati perbuatan hamba-hamba-Nya di dunia; Allah tidak mempunyai anak.
Hukum:
Menentukan perhitungan tahun dan waktu dengan perjalanan matahari dan bulan; hukum mengada-adakan sesuatu terhadap Allah dan mendustakan ayat-ayat-Nya.
Kisah-kisah:
Kisah Nabi Nuh a.s. dengan kaumnya; Nabi Musa dengan Fir'aun dan tukang-tukang sihir; kisah Bani Israil setelah ke luar dari negeri Mesir; Nabi Yunus a.s. dengan kaumnya.
Dan lain-lain:
Manusia ingat kepada Allah di waktu kesukaran dan lupa di waktu senang; keadaan orang-orang baik dan orang-orang jahat di hari kiamat; Al Quran tidak dapat ditandingi; rasul hanya menyampaikan risalah.
Kandungannya:
Keimanan:
Al Quran bukanlah sihir, Allah mengatur alam semesta dari Arasy-Nya; syafa'at hanyalah dengan izin Allah; Wali-wali Allah; wahyu Allah yang menerangkan yang gaib kepada manusia; Allah menyaksikan dan mengamat-amati perbuatan hamba-hamba-Nya di dunia; Allah tidak mempunyai anak.
Hukum:
Menentukan perhitungan tahun dan waktu dengan perjalanan matahari dan bulan; hukum mengada-adakan sesuatu terhadap Allah dan mendustakan ayat-ayat-Nya.
Kisah-kisah:
Kisah Nabi Nuh a.s. dengan kaumnya; Nabi Musa dengan Fir'aun dan tukang-tukang sihir; kisah Bani Israil setelah ke luar dari negeri Mesir; Nabi Yunus a.s. dengan kaumnya.
Dan lain-lain:
Manusia ingat kepada Allah di waktu kesukaran dan lupa di waktu senang; keadaan orang-orang baik dan orang-orang jahat di hari kiamat; Al Quran tidak dapat ditandingi; rasul hanya menyampaikan risalah.
Asal-Usul Surah Dalam AL-Quran: At-Taubah
Surah At-Taubah (Taubat) سورة التوبة terdiri atas 129 ayat termasuk golongan surah-surah Madaniyyah. Surah ini dinamakan At Taubah yang bermaksud pengampunan berhubung kata At Taubah berulang kali disebut dalam surat ini. Dinamakan juga dengan Baraah yang bermaksud berlepas diri yang di sini maksudnya pernyataan pemutusan perhubungan, disebabkan kebanyakan pokok pembicaraannya tentang pernyataan pemutusan perjanjian damai dengan kaum musyrikin.
Di samping kedua nama yang masyhur itu ada lagi beberapa nama yang lain yang merupakan sifat dari surah ini.
Berlainan dengan surat-surat yang lain, maka pada permulaan surat ini tidak terdapat basmalah, karena surat ini adalah pernyataan perang dengan makna bahawa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi seluruh kaum musyrikin, sedangkan basmalah bernafaskan perdamaian dan cinta kasih Allah.
Surat ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad s.a.w. kembali dari peperangan Tabuk yang terjadi pada tahun 9 H. Pengumuman ini disampaikan oleh Saidina 'Ali r.a. pada musim haji tahun itu juga.
Selain daripada pernyataan pembatalan perjanjian damai dengan kaum musyrikin itu, surat ini mengandung isi-isi berikut:
Keimanan:
Allah selalu menyertai hamba-hamba-Nya yang beriman; pembalasan atas amalan-amalan manusia hanya dari Allah; segala sesuatu menurut sunnatullah; perlindungan Allah bagi orang-orang yang beriman; kedudukan Nabi Muhammad s.a.w. di sisi Allah.
Hukum-hukum:
Kewajiban menafkahkan harta; macam-macam harta dalam agama serta penggunaannya; jizyah; perjanjian dan perdamaian; kewajiban umat Islam terhadap Nabinya; sebab-sebab orang Islam melakukan perang total; beberapa dasar politik kenegaraan dan peperangan dalam Islam.
Kisah-kisah:
Nabi Muhammad s.a.w. dengan Abu Bakar r.a. di suatu gua di bukit Tsur ketika hijrah; perang Hunain (perang Authas atau perang Hawazin); perang Tabuk.
Dan lain-lain:
Sifat-sifat orang yang beriman dan tingkat-tingkat mereka.
Penutup
Surat At-Taubah mengandungi pernyataan pembatalan perjanjian damai pleh Nabi Muhammad s.a.w. dengan kaum musyrikin, kerana mereka tidak memenuhi syarat-syarat perjanjian damai pada perjanjian Hudaibiyyah. Selanjutnya Surat At Taubah mengandung hukum peperangan dan perdamaian, hukum kenegaraan, keadaan Nabi Muhammad s.a.w. di waktu hijrah, dan kewajiban menafkahkan harta dan orang-orang yang berhak menerimanya.
HUBUNGAN SURAT AT-TAUBAH DENGAN SURAT YUNUS
Akhir surat At-Taubah ditutup dengan menyebutkan tentang risalah Nabi Muhammad s.a.w. dan hal-hal serupa disebutkan pula pada akhir surat Yunus. Surat At-Taubah menyebutkan keadaan orang-orang munafik serta menerangkan perbuatan mereka di waktu Al Quran diturunkan, sedang surat Yunus menerangkan sikap orang kafir terhadap Al Quran.
Di samping kedua nama yang masyhur itu ada lagi beberapa nama yang lain yang merupakan sifat dari surah ini.
Berlainan dengan surat-surat yang lain, maka pada permulaan surat ini tidak terdapat basmalah, karena surat ini adalah pernyataan perang dengan makna bahawa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi seluruh kaum musyrikin, sedangkan basmalah bernafaskan perdamaian dan cinta kasih Allah.
Surat ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad s.a.w. kembali dari peperangan Tabuk yang terjadi pada tahun 9 H. Pengumuman ini disampaikan oleh Saidina 'Ali r.a. pada musim haji tahun itu juga.
Selain daripada pernyataan pembatalan perjanjian damai dengan kaum musyrikin itu, surat ini mengandung isi-isi berikut:
Keimanan:
Allah selalu menyertai hamba-hamba-Nya yang beriman; pembalasan atas amalan-amalan manusia hanya dari Allah; segala sesuatu menurut sunnatullah; perlindungan Allah bagi orang-orang yang beriman; kedudukan Nabi Muhammad s.a.w. di sisi Allah.
Hukum-hukum:
Kewajiban menafkahkan harta; macam-macam harta dalam agama serta penggunaannya; jizyah; perjanjian dan perdamaian; kewajiban umat Islam terhadap Nabinya; sebab-sebab orang Islam melakukan perang total; beberapa dasar politik kenegaraan dan peperangan dalam Islam.
Kisah-kisah:
Nabi Muhammad s.a.w. dengan Abu Bakar r.a. di suatu gua di bukit Tsur ketika hijrah; perang Hunain (perang Authas atau perang Hawazin); perang Tabuk.
Dan lain-lain:
Sifat-sifat orang yang beriman dan tingkat-tingkat mereka.
Penutup
Surat At-Taubah mengandungi pernyataan pembatalan perjanjian damai pleh Nabi Muhammad s.a.w. dengan kaum musyrikin, kerana mereka tidak memenuhi syarat-syarat perjanjian damai pada perjanjian Hudaibiyyah. Selanjutnya Surat At Taubah mengandung hukum peperangan dan perdamaian, hukum kenegaraan, keadaan Nabi Muhammad s.a.w. di waktu hijrah, dan kewajiban menafkahkan harta dan orang-orang yang berhak menerimanya.
HUBUNGAN SURAT AT-TAUBAH DENGAN SURAT YUNUS
Akhir surat At-Taubah ditutup dengan menyebutkan tentang risalah Nabi Muhammad s.a.w. dan hal-hal serupa disebutkan pula pada akhir surat Yunus. Surat At-Taubah menyebutkan keadaan orang-orang munafik serta menerangkan perbuatan mereka di waktu Al Quran diturunkan, sedang surat Yunus menerangkan sikap orang kafir terhadap Al Quran.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al-Anfaal
Surah Al Anfaal (Rampasan Perang) سورة الأنفال adalah surah ke-8 pada Al Qur'an, surah ini terdiri atas 75 ayat dan termasuk golongan surah-surah Madaniyyah, kerana seluruh ayat-ayatnya diturunkan di Madinah. Surah ini dinamakan Al Anfaal yang bermaksud harta rampasan perang berhubung kata Al Anfaal terdapat pada permulaan surat ini dan juga persoalan yang menonjol dalam surah ini ialah tentang harta rampasan perang, hukum perang dan hal-hal yang berhubungan dengan peperangan pada umumnya. Menurut riwayat Ibnu Abbas r.a. surat ini diturunkan berkenaan dengan perang Badar Kubra yang terjadi pada tahun kedua hijrah. Peperangan ini sangat penting artinya, karena merupakan peristiwa yang menentukan jalan sejarah Perkembangan Islam. Pada waktu itu umat Islam dengan berkekuatan kecil untuk pertama kali dapat mengalahkan kaum musyrikin yang berjumlah besar dan memiliki perlengkapan yang cukup, dan mereka dalam peperangan ini memperoleh harta rampasan perang yang tidak sedikit. Oleh sebab itu timbullah masalah bagaimana membagi harta-harta rampasan perang itu, maka kemudian Allah menurunkan ayat pertama dari surat ini.
Kandungannya
Keimanan:
Allah selalu menyertai orang-orang yang beriman dan melindungi mereka; menentukan hukum-hukum agama itu hanyalah hak Allah; jaminan Allah terhadap kemenangan umat yang beriman; 'inayat Allah terhadap orang-orang yang bertawakkal; hanyalah Allah yang dapat mempersatukan hati orang yang beriman; tindakan-tindakan dan hukum-hukum Allah didasarkan atas kepentingan umat manusia; adanya malaikat yang menolong barisan kaum muslimin dalam perang Badar; adanya gangguan-gangguan syaitan pada orang-orang mukmin dan tipu daya mereka pada orang-orang musyrikin; syirik adalah dosa berat.
Hukum-hukum:
Aturan pembagian harta rampasan perang; kebolehan memakan harta rampasan perang; larangan lari/mundur dalam peperangan; hukum mengenai tawanan perang pada permulaan Islam; kewajiban taat kepada pimpinan dalam perang; keharusan mengusahakan perdamaian; kewajiban mempersiapkan diri dengan segala alat perlengkapan perang; ketahanan mental, sabar dan tawakkal serta mengingat Allah dalam peperangan; tujuan perang dalam Islam; larangan khianat kepada Allah dan Rasul serta amanat; larangan mengkhianati perjanjian.
Kisah-kisah:
Keengganan beberapa orang Islam ikut perang Badar, suasana kaum muslimin di waktu perang Badar, sebelumnya, sesudahnya dan waktu perang berlangsung; keadaan Nabi Muhammad SAW sebelum hijrah serta permusuhan kaum musyrikin terhadap beliau; orang yahudi membatalkan perjanjian damai dengan Nabi Muhammad s.a.w.; kisah keadaan orang kafir musyrikin dan Ahli Kitab serta keburukan orang-orang munafik.
Dan lain lain:
Pengertian iman, tanda-tandanya dan sifat-sifat orang yang beriman; sunnatullah pada seseorang dan masyarakat.
Kandungannya
Keimanan:
Allah selalu menyertai orang-orang yang beriman dan melindungi mereka; menentukan hukum-hukum agama itu hanyalah hak Allah; jaminan Allah terhadap kemenangan umat yang beriman; 'inayat Allah terhadap orang-orang yang bertawakkal; hanyalah Allah yang dapat mempersatukan hati orang yang beriman; tindakan-tindakan dan hukum-hukum Allah didasarkan atas kepentingan umat manusia; adanya malaikat yang menolong barisan kaum muslimin dalam perang Badar; adanya gangguan-gangguan syaitan pada orang-orang mukmin dan tipu daya mereka pada orang-orang musyrikin; syirik adalah dosa berat.
Hukum-hukum:
Aturan pembagian harta rampasan perang; kebolehan memakan harta rampasan perang; larangan lari/mundur dalam peperangan; hukum mengenai tawanan perang pada permulaan Islam; kewajiban taat kepada pimpinan dalam perang; keharusan mengusahakan perdamaian; kewajiban mempersiapkan diri dengan segala alat perlengkapan perang; ketahanan mental, sabar dan tawakkal serta mengingat Allah dalam peperangan; tujuan perang dalam Islam; larangan khianat kepada Allah dan Rasul serta amanat; larangan mengkhianati perjanjian.
Kisah-kisah:
Keengganan beberapa orang Islam ikut perang Badar, suasana kaum muslimin di waktu perang Badar, sebelumnya, sesudahnya dan waktu perang berlangsung; keadaan Nabi Muhammad SAW sebelum hijrah serta permusuhan kaum musyrikin terhadap beliau; orang yahudi membatalkan perjanjian damai dengan Nabi Muhammad s.a.w.; kisah keadaan orang kafir musyrikin dan Ahli Kitab serta keburukan orang-orang munafik.
Dan lain lain:
Pengertian iman, tanda-tandanya dan sifat-sifat orang yang beriman; sunnatullah pada seseorang dan masyarakat.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al A'raaf
Surah Al A'raaf (Tempat Tinggi) سورة الأعراف adalah surat ke-7 dalam Al Qur'an. Surah ini terdiri atas 206 ayat dan termasuk pada golongan surat Makkiyyah. Surah ini diturunkan sebelum turunnya surat Al An'aam dan termasuk golongan surah Assab 'uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al A'raaf karena perkataan Al A'raaf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al A'raaf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka.
Kandungannya:
Keimanan:
Mentauhidkan Allah dalam berdoa dan beribadat; hanya Allah sendiri yang mengatur dan menjaga alam; menciptakan undang-undang dan hukum-hukum untuk mengatur kehidupan manusia di dunia dan di akhirat; Allah bersemayam di 'Arasy; bantahan terhadap kepalsuan syirik; ketauhidan adalah sesuai dengan fitrah manusia; Musa berbicara dengan Allah; tentang melihat Allah; perintah beribadat sambil merendahkan diri kepada Allah; Allah mempunyai al asmaaul husnaa.
Hukum-hukum:
Larangan mengikuti perbuatan dan adat istiadat yang buruk; kewajiban mengikuti Allah dan rasul; perintah berhias waktu akan shalat; bantahan terhadap orang yang mengharamkan perhiasan yang dianugerahkan Allah; perintah memakan makanan yang halal lagi baik dan larangan memakan yang sebaliknya.
Kisah-kisah: Kisah Nabi Adam a.s. dengan iblis; kisah Nabi Nuh a.s. dan kaumnya; kisah Nabi Shaleh a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Syu'aib a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Musa a.s. dengan Fir'aun.
Dan lain-lain:
Al Quran diturunkan kepada Nabi yang penghabisan dan perintah mengikutinya; Nabi Muhammad s.a.w. diutus untuk seluruh manusia; adab orang mukmin, adab mendengar pembacaan Al Quran dan berzikir; rasul bertanggung jawab menyampaikan seruan Allah; balasan terhadap orang-orang yang mengikuti dan mengingkari rasul; da'wah rasul-rasul yang pertama sekali ialah mentauhidkan Allah; tentang ashhaabul A'raaf yang berada antara syurga dan neraka; Allah pencipta makhluk; manusia adalah makhluk yang terbaik dijadikan Allah serta mempunyai kesediaan untuk baik dan untuk buruk; permusuhan syaitan terhadap Bani Adam; manusia khalifah Allah di muka bumi; kehancuran sesuatu kaum adalah karena perbuatan mereka sendiri; tiap-tiap bangsa mempunyai masa jaya dan masa kehancuran; Allah mencoba manusia dengan kakayaan dan kemiskinan; istidraj azab Allah terhadap orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya.
Kandungannya:
Keimanan:
Mentauhidkan Allah dalam berdoa dan beribadat; hanya Allah sendiri yang mengatur dan menjaga alam; menciptakan undang-undang dan hukum-hukum untuk mengatur kehidupan manusia di dunia dan di akhirat; Allah bersemayam di 'Arasy; bantahan terhadap kepalsuan syirik; ketauhidan adalah sesuai dengan fitrah manusia; Musa berbicara dengan Allah; tentang melihat Allah; perintah beribadat sambil merendahkan diri kepada Allah; Allah mempunyai al asmaaul husnaa.
Hukum-hukum:
Larangan mengikuti perbuatan dan adat istiadat yang buruk; kewajiban mengikuti Allah dan rasul; perintah berhias waktu akan shalat; bantahan terhadap orang yang mengharamkan perhiasan yang dianugerahkan Allah; perintah memakan makanan yang halal lagi baik dan larangan memakan yang sebaliknya.
Kisah-kisah: Kisah Nabi Adam a.s. dengan iblis; kisah Nabi Nuh a.s. dan kaumnya; kisah Nabi Shaleh a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Syu'aib a.s. dengan kaumnya; kisah Nabi Musa a.s. dengan Fir'aun.
Dan lain-lain:
Al Quran diturunkan kepada Nabi yang penghabisan dan perintah mengikutinya; Nabi Muhammad s.a.w. diutus untuk seluruh manusia; adab orang mukmin, adab mendengar pembacaan Al Quran dan berzikir; rasul bertanggung jawab menyampaikan seruan Allah; balasan terhadap orang-orang yang mengikuti dan mengingkari rasul; da'wah rasul-rasul yang pertama sekali ialah mentauhidkan Allah; tentang ashhaabul A'raaf yang berada antara syurga dan neraka; Allah pencipta makhluk; manusia adalah makhluk yang terbaik dijadikan Allah serta mempunyai kesediaan untuk baik dan untuk buruk; permusuhan syaitan terhadap Bani Adam; manusia khalifah Allah di muka bumi; kehancuran sesuatu kaum adalah karena perbuatan mereka sendiri; tiap-tiap bangsa mempunyai masa jaya dan masa kehancuran; Allah mencoba manusia dengan kakayaan dan kemiskinan; istidraj azab Allah terhadap orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al-An'aam
Surat Al An'aam - (Binatang Ternakan) سورة الأنعام - yang terdiri atas 165 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah, karena hampur seluruh ayat-ayat-Nya diturunkan di Makkah dekat sebelum hijrah. Dinamakan Al-An'aam karena di dalamnya disebut kata An'aam dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Juga dalam surat ini disebutkan hukum-hukum yang berkenaan dengan binatang ternak itu.
Kandungannya
Keimanan:
Bukti-bukti keesaan Allah serta kesempurnaan sifat-sifatNya; kebenaran kenabian Nabi Muhammad s.a.w.; penyaksian Alla atas kenabian Ibrahim, Ishaq, Ya'qub, Nuh, Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, Harun, Zakaria, Yahya, 'Isa, Ilayas, Alyasa', Yunus dan Luth; penegasan tentang adanya risalah dan wahyu serta hari pembalasan dan hari kebangkitan, kepalsuan kepercayaan orang-orang musyrik dan keingkaran mereka terhadap hari kiamat.
Hukum-hukum:
Larangan mengikuti adat istiadat yang dibuat-buat oleh kaum Jahiliyah; makanan yang halal dan yang haram; wasiat yang sepuluh dari Al Quran, tentang tauhid keadilan dan hukum-hukum; larangan mencaci maki berhala orang musyrik karena mereka akan membalas dengan mencaci maki Allah.
Kisah-kisah:
Kisah umat-umat yang menentang rasul-rasul; kisah pengalaman Nabi Muhammad s.a.w. dan para nabi pada umumnya; cerita Nabi Ibrahim a.s. membimbing kaumnya kepada tauhid.
Dan lain-lain:
Sikap kepala batu kaum musyrikin, cara seorang nabi memimpin umatnya; bidang-bidang kerasulan dan tugas rasul-rasul; tantangan kaum musyrikin untuk melemahkan rasul; kepercayaan orang-orang musyrik terhadap jin, syaitan dan malaikat; beberapa prinsip keagamaan dan kemasyarakatan; nilai hidup duniawi.
Kandungannya
Keimanan:
Bukti-bukti keesaan Allah serta kesempurnaan sifat-sifatNya; kebenaran kenabian Nabi Muhammad s.a.w.; penyaksian Alla atas kenabian Ibrahim, Ishaq, Ya'qub, Nuh, Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, Harun, Zakaria, Yahya, 'Isa, Ilayas, Alyasa', Yunus dan Luth; penegasan tentang adanya risalah dan wahyu serta hari pembalasan dan hari kebangkitan, kepalsuan kepercayaan orang-orang musyrik dan keingkaran mereka terhadap hari kiamat.
Hukum-hukum:
Larangan mengikuti adat istiadat yang dibuat-buat oleh kaum Jahiliyah; makanan yang halal dan yang haram; wasiat yang sepuluh dari Al Quran, tentang tauhid keadilan dan hukum-hukum; larangan mencaci maki berhala orang musyrik karena mereka akan membalas dengan mencaci maki Allah.
Kisah-kisah:
Kisah umat-umat yang menentang rasul-rasul; kisah pengalaman Nabi Muhammad s.a.w. dan para nabi pada umumnya; cerita Nabi Ibrahim a.s. membimbing kaumnya kepada tauhid.
Dan lain-lain:
Sikap kepala batu kaum musyrikin, cara seorang nabi memimpin umatnya; bidang-bidang kerasulan dan tugas rasul-rasul; tantangan kaum musyrikin untuk melemahkan rasul; kepercayaan orang-orang musyrik terhadap jin, syaitan dan malaikat; beberapa prinsip keagamaan dan kemasyarakatan; nilai hidup duniawi.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al-Maa'idah
Surah Al-Maa’idah - (Hidangan) سورة المائدة - terdiri dari 120 ayat; termasuk golongan surat Madaniyyah. Sekalipun ada ayatnya yang turun di Mekah, namun ayat ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Madinah, yaitu di waktu haji wadaa'. Surat ini dinamakan Al Maa'idah (hidangan) kerana memuatkan kisah pengikut-pengikut setia Nabi Isa a.s. meminta kepada Nabi Isa a.s. agar Allah menurunkan untuk mereka Al Maa'idah (hidangan makanan) dari langit (ayat 112). Dan dinamakan Al Uqud (perjanjian), karena kata itu terdapat pada ayat pertama surat ini, dimana Allah menyuruh agar hamba-hamba-Nya memenuhi janji prasetia terhadap Allah dan perjanjian-perjanjian yang mereka buat sesamanya. Dinamakan juga Al Munqidz (yang menyelamatkan), karena akhir surat ini mengandung kisah tentang Nabi Isa a.s. penyelamat pengikut-pengikut setianya dari azab Allah.
Kandungannya
Keimanan:
Bantahan terhadap orang-orang yang mempertuhankan Nabi Isa a.s.
Hukum-hukum:
Keharusan memenuhi perjanjian; hukum melanggar syi'ar Allah; makanan yang dihalalkan dan diharamkan; hukum mengawini ahli kitab; wudhu'; tayammum; mandi; hukum membunuh orang; hukum mengacau dan mengganggu keamanan; hukum qishaas; hukum melanggar sumpah dan kafaaratnya; hukum binatang waktu ihram; hukum persaksian dalam berwasiat.
Kisah-kisah:
Kisah-kisah Nabi Musa a.s. menyuruh kaumnya memasuki Palestin; kisah Habil dan Qabil, kisah-kisah tentang Nabi Isa a.s.
Dan lain-lain:
Keharusan bersifat lemah lembut terhadap sesama mukmin bersikap keras terhadap orang-orang kafir; penyempurnaan Agama Islam di zaman Nabi Muhammad s.a.w.; keharusan jujur dan berlaku adil; sikap dalam menghadapi berita-berita bohong; akibat berteman akrab dengan orang yang bukan muslim; kutukan Allah terhadap orang-orang Yahudi, kewajiban rasul hanya menyampaikan agama; sikap Yahudi dan Nasrani terhadap orang Islam; Ka'bah sokoguru kehidupan manusia; peringatan Allah supaya meninggalkan kebiasaan Arab jahiliyah; larangan-larangan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengakibatkan kesempitan dalam agama.
Kandungannya
Keimanan:
Bantahan terhadap orang-orang yang mempertuhankan Nabi Isa a.s.
Hukum-hukum:
Keharusan memenuhi perjanjian; hukum melanggar syi'ar Allah; makanan yang dihalalkan dan diharamkan; hukum mengawini ahli kitab; wudhu'; tayammum; mandi; hukum membunuh orang; hukum mengacau dan mengganggu keamanan; hukum qishaas; hukum melanggar sumpah dan kafaaratnya; hukum binatang waktu ihram; hukum persaksian dalam berwasiat.
Kisah-kisah:
Kisah-kisah Nabi Musa a.s. menyuruh kaumnya memasuki Palestin; kisah Habil dan Qabil, kisah-kisah tentang Nabi Isa a.s.
Dan lain-lain:
Keharusan bersifat lemah lembut terhadap sesama mukmin bersikap keras terhadap orang-orang kafir; penyempurnaan Agama Islam di zaman Nabi Muhammad s.a.w.; keharusan jujur dan berlaku adil; sikap dalam menghadapi berita-berita bohong; akibat berteman akrab dengan orang yang bukan muslim; kutukan Allah terhadap orang-orang Yahudi, kewajiban rasul hanya menyampaikan agama; sikap Yahudi dan Nasrani terhadap orang Islam; Ka'bah sokoguru kehidupan manusia; peringatan Allah supaya meninggalkan kebiasaan Arab jahiliyah; larangan-larangan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengakibatkan kesempitan dalam agama.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: An-Nisaa'
Surah An-Nisaa' - (Perempuan) سورة النساء - yang terdiri dari 176 ayat itu, adalah surat Madaniyyah yang terpanjang sesudah surat Al Baqarah. Dinamakan An Nisaa' karena dalam surat ini banyak dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan wanita serta merupakan surat yang paling membicarakan hal itu dibanding dengan surat-surat yang lain. Surat yang lain banyak juga yang membicarakan tentang hal wanita ialah surat Ath Thalaq. Dalam hubungan ini biasa disebut surat An Nisaa' dengan sebutan: Surat An Nisaa' Al Kubraa (surat An Nisaa' yang besar), sedang surat Ath Thalaq disebut dengan sebutan: Surat An Nisaa' Ash Shughraa (surat An Nisaa' yang kecil).
Kandungannya
Keimanan:
Syirik (dosa yang paling besar); akibat kekafiran di hari kemudian.
Hukum-hukum:
Kewajiban para washi dan para wali; hukum poligami; mas kawin; memakan harta anak yatim dan orang-orang yang tak dapat mengurus hartanya; pokok-pokok hukum warisan; perbuatan-perbuatan keji dan hukumannya, wanita-wanita yang haram dikawini; hukum-hukum mengawini budak wanita; larangan memakan harta secara bathil; hukum syiqaq dan nusyuq; kesucian lahir batin dalam sembahyang; hukum suaka; hukum membunuh seorang Islam; solat khauf; larangan melontarkan ucapan-ucapan buruk; masalah pusaka kalalah.
Kisah-kisah:
Kisah-kisah tentang Nabi Musa a.s. dan pengikut-pengikutnya.
Dan lain-lain:
Asal manusia adalah satu; keharusan menjauhi adat-adat zaman jahiliyah dalam perlakuan terhadap wanita; norma-norma bergaul dengan isteri; hak seseorang sesuai dengan kewajibannya; perlakuan ahli kitab terhadap kitab-kitab yang diturunkan kepadanya; dasar-dasar pemerintahan; cara mengadili perkara; keharusan siap-siaga terhadap musuh; sikap-sikap orang munafik dalam menghadapi peperangan; berperang di jalan Alllah adalah kewajiban tiap-tiap mukallaf; norma dan adab dalam peperangan; cara menghadapi orang-orang munafik; derajat orang-orang yang berjihad.
Kandungannya
Keimanan:
Syirik (dosa yang paling besar); akibat kekafiran di hari kemudian.
Hukum-hukum:
Kewajiban para washi dan para wali; hukum poligami; mas kawin; memakan harta anak yatim dan orang-orang yang tak dapat mengurus hartanya; pokok-pokok hukum warisan; perbuatan-perbuatan keji dan hukumannya, wanita-wanita yang haram dikawini; hukum-hukum mengawini budak wanita; larangan memakan harta secara bathil; hukum syiqaq dan nusyuq; kesucian lahir batin dalam sembahyang; hukum suaka; hukum membunuh seorang Islam; solat khauf; larangan melontarkan ucapan-ucapan buruk; masalah pusaka kalalah.
Kisah-kisah:
Kisah-kisah tentang Nabi Musa a.s. dan pengikut-pengikutnya.
Dan lain-lain:
Asal manusia adalah satu; keharusan menjauhi adat-adat zaman jahiliyah dalam perlakuan terhadap wanita; norma-norma bergaul dengan isteri; hak seseorang sesuai dengan kewajibannya; perlakuan ahli kitab terhadap kitab-kitab yang diturunkan kepadanya; dasar-dasar pemerintahan; cara mengadili perkara; keharusan siap-siaga terhadap musuh; sikap-sikap orang munafik dalam menghadapi peperangan; berperang di jalan Alllah adalah kewajiban tiap-tiap mukallaf; norma dan adab dalam peperangan; cara menghadapi orang-orang munafik; derajat orang-orang yang berjihad.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Ali 'Imran
Surah Ali ‘Imran (Keluarga Imran) - آل عمران ini terdiri dari 200 ayat, merupakan surah Madaniyyah. Dinamakan Ali Imran kerana memuat kisah keluarga Imran yang di dalam kisahnya disebutkan kelahiran Nabi Isa, persamaannya dengan Nabi Adam, kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam puteri Imran, ibunda daripada Nabi Isa.
Surat Ali Imran ini dan surat Al Baqarah dinamakan "Az Zahrawaani" (dua yang cemerlang), karena kedua surat ini menyingkapkan hal-hal yang disembunyikan oleh para Ahli Kitab, seperti kejadian dan kelahiran Nabi Isa, kedatangan Nabi Muhammad dan sebagainya.
Surat Ali Imran ini dan surat Al Baqarah dinamakan "Az Zahrawaani" (dua yang cemerlang), karena kedua surat ini menyingkapkan hal-hal yang disembunyikan oleh para Ahli Kitab, seperti kejadian dan kelahiran Nabi Isa, kedatangan Nabi Muhammad dan sebagainya.
Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Al-Baqarah
Surah Al Baqarah (Arab: سورة البقرة "Lembu") merupakan ayat kedua dan terpanjang yang mengandungi 286 ayat. Surah itu turun di Madinah yang sebahagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijrah, kecuali ayat 281 diturunkan di Mina pada Haji wada' (haji Nabi Muhammad s.a.w. yang terakhir). Seluruh ayat dari surat ini merupakan ayat Madaniyyah yang di dalamnya juga mempunyai ayat yang terpanjang (ayat 282). Surat ini dinamai Al Baqarah kerana terdapat kisah di dalamnya yang berkaitan perbalahan kaum Bani Israil dengan Nabi Musa a.s. tentang penyembelihan lembu betina untuk mengetahui siapa yang kemudiannya menjelaskan sifat kaum Yahudi yang keras hatinya. Surah ini juga dinamakan Fusthaatul-Quran (puncak Al Quran) kerana memuatkan beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surah yang lain. Ia juga digelar juga surah alif-laam-miim kerana surah ini dimulai dengan Alif-laam-miim.
Isi
Surah ini banyak mengisahkan hukum-hakam dan syariat seperti perintah mengerjakan solat; menunaikan zakat; hukum puasa; hukum haji dan umrah; hukum qisas; hal-hal yang halal dan yang haram; bernafkah di jalan Allah; hukum arak dan judi; cara menyantuni anak yatim, larangan riba; hutang piutang; nafkah dan yang berhak menerimanya; wasiat kepada dua orang ibu-bapa dan kaum kerabat; hukum sumpah; kewajiban menyampaikan amanat; sihir; hukum merosakkan masjid; hukum meubah kitab-kitab Allah; hukum haidh, 'iddah, thalak, khulu', ilaa' dan hukum susuan; hukum melamar, mahar, larangan mengawini wanita musyrik dan sebaliknya; hukum perang.
Surah ini juga ada menceritakan kisah Nabi Adam a.s., Nabi Musa a.s. dan Nabi Ibrahim a.s. serta larangan akan bulan haram. Perkara utamanya adalah berdakwah kepada kaum musyrik dan Yahudi Madinahserta memberi amaran kepada mereka serta kepada kaum munafik akan ketentuan Allah kepada mereka yang tidak beriman kepada-Nya.
Surah ini juga mengandungi ayat kursi iaitu ayat yang teragung dan sering dihafal oleh masyarakat Muslim. Malah, ayat ini dijadikan bacaan untuk mendapat perlindungan dan keredhaan Allah SWT.
Isi
Surah ini banyak mengisahkan hukum-hakam dan syariat seperti perintah mengerjakan solat; menunaikan zakat; hukum puasa; hukum haji dan umrah; hukum qisas; hal-hal yang halal dan yang haram; bernafkah di jalan Allah; hukum arak dan judi; cara menyantuni anak yatim, larangan riba; hutang piutang; nafkah dan yang berhak menerimanya; wasiat kepada dua orang ibu-bapa dan kaum kerabat; hukum sumpah; kewajiban menyampaikan amanat; sihir; hukum merosakkan masjid; hukum meubah kitab-kitab Allah; hukum haidh, 'iddah, thalak, khulu', ilaa' dan hukum susuan; hukum melamar, mahar, larangan mengawini wanita musyrik dan sebaliknya; hukum perang.
Surah ini juga ada menceritakan kisah Nabi Adam a.s., Nabi Musa a.s. dan Nabi Ibrahim a.s. serta larangan akan bulan haram. Perkara utamanya adalah berdakwah kepada kaum musyrik dan Yahudi Madinahserta memberi amaran kepada mereka serta kepada kaum munafik akan ketentuan Allah kepada mereka yang tidak beriman kepada-Nya.
Surah ini juga mengandungi ayat kursi iaitu ayat yang teragung dan sering dihafal oleh masyarakat Muslim. Malah, ayat ini dijadikan bacaan untuk mendapat perlindungan dan keredhaan Allah SWT.
Asal-Usul Surah dalam Al-Quran: Al-Fatihah
Surah Al-Fatihah (سورة الفاتحة) - Pembukaan - surah yang diturunkan di Makkah dan diturunkan selepas Surah Al-Muddathir. Surah ini mempunyai 7 ayat dan inilah surah pertama yang diturunkan lengkap keseluruhan ayat bagi sebuah surah dan termasuk dalam golongan surah Makkiyyah.
Surah ini dinamakan Al-Fatihah (Pembukaan) kerana ianya dijadikan sebagai pembuka dan permulaan Al-Quran.
Surah ini juga dinamakan Ummul Quran (ام القــرآن - Ibu Quran) atau Ummul Kitaab (ام الكتاب - Ibu Kitab) kerana ianya merupakan ibu atau induk kepada semua isi Al-Quran dan menjadi inti sari dari kandungan Al-Quran itu sendiri.
Surah ini turut dinamakan As-Sab'ul Matsaani yang bermaksud tujuh yang berulang-ulang kerana ayat ini diulang-ulang bagi setiap solat.
Kandungannya
Surat ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi Al Quran, yaitu :
Keimanan
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Diantara nikmat itu ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rab dalam kalimat Rabbul-'aalamiin tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuahn oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, maka didalam surat Al Faatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin (hanya Engkau-lah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.
Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah.
Hukum-hukum
Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.
Kisah-kisah
Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar dari ayat-ayat Al Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa' (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin (orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Perincian dari yang telah disebutkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain.
Penutup
Surat Al Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian dijelaskan perinciannya oleh ayat-ayat Al Quran yang 113 surat berikutnya.
Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Faatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.
Dibahagian akhir surat Al Faatihah disebutkan permohonan hamba supaya diberi petunjuk oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.
Nama Lain
Selain dinamai Al-Fatihah (Pembuka), surat pertama Al-Quran ini dinamai juga Ummul Kitab (induk al-Kitab), Ummul Qur'an (induk Al-Qur'an), As-Sabu'ul Matsani (Tujuh yang Diulang), Ash-Shalah (Solat), al-Hamd (Pujian), Al-Wafiyah (yang Sempurna), al-Kanzu (simpanan yang Tebal), asy-Syafiyah (yang Menyembuhkan), Asy-Syifa (Obat), al-Kafiyah (yang Mencukupi), dan al-Asas (Pokok).
Surah ini dinamakan Al-Fatihah (Pembukaan) kerana ianya dijadikan sebagai pembuka dan permulaan Al-Quran.
Surah ini juga dinamakan Ummul Quran (ام القــرآن - Ibu Quran) atau Ummul Kitaab (ام الكتاب - Ibu Kitab) kerana ianya merupakan ibu atau induk kepada semua isi Al-Quran dan menjadi inti sari dari kandungan Al-Quran itu sendiri.
Surah ini turut dinamakan As-Sab'ul Matsaani yang bermaksud tujuh yang berulang-ulang kerana ayat ini diulang-ulang bagi setiap solat.
Kandungannya
Surat ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi Al Quran, yaitu :
Keimanan
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Diantara nikmat itu ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rab dalam kalimat Rabbul-'aalamiin tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuahn oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, maka didalam surat Al Faatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin (hanya Engkau-lah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.
Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah.
Hukum-hukum
Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.
Kisah-kisah
Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar dari ayat-ayat Al Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa' (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin (orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Perincian dari yang telah disebutkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain.
Penutup
Surat Al Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian dijelaskan perinciannya oleh ayat-ayat Al Quran yang 113 surat berikutnya.
Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Faatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.
Dibahagian akhir surat Al Faatihah disebutkan permohonan hamba supaya diberi petunjuk oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.
Nama Lain
Selain dinamai Al-Fatihah (Pembuka), surat pertama Al-Quran ini dinamai juga Ummul Kitab (induk al-Kitab), Ummul Qur'an (induk Al-Qur'an), As-Sabu'ul Matsani (Tujuh yang Diulang), Ash-Shalah (Solat), al-Hamd (Pujian), Al-Wafiyah (yang Sempurna), al-Kanzu (simpanan yang Tebal), asy-Syafiyah (yang Menyembuhkan), Asy-Syifa (Obat), al-Kafiyah (yang Mencukupi), dan al-Asas (Pokok).
Sifat 20 Bagi ALLAH S.W.T
Sifat-sifat Allah yang wajib diketahui oleh orang-orang Islam yang terkandung di dalam al-Quran berjumlah 20 sifat. Termasuk juga sifat-sifat Mustahil yang wajib diketahui.
BIL : 1
SIFAT WAJIB : WUJUD
MAKNA : Ada
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada.
BIL : 2
SIFAT WAJIB :QIDAM
MAKNA : Sedia
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu sedia ada. Mustahil didahului oleh Adam (tiada)
BIL : 3
SIFAT WAJIB : BAQA
MAKNA : Kekal
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu bersifat kekal. Mustahil ia dikatakan fana (binasa)
BIL : 4
SIFAT WAJIB : MUKHALAFATUHU LILHAWADIS
MAKNA : Tidak sama dengan yang baharu
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu tidak mempunyai sifat-sifat yang baharu yakni dijadikan dan dihancurkan. Mustahil bersamaan dengan yang baharu.
BIL : 5
SIFAT WAJIB : QIYAMUHUU BINAFSIH
MAKNA : Berdiri dengan dirinya sendiri
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu bersendiri. Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya.
BIL : 6
SIFAT WAJIB : WAHADAANIYAT
MAKNA : Esa
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu Maha Esa Dzat-Nya, Esa sifat-Nya dan esa juga perangai-Nya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang.
BIL : 7
SIFAT WAJIB : QUDRAT
MAKNA : Kuasa
SIFAT MUSTAHIL : Alah Taala itu Maha Berkuasa. Mustahil Allah itu lemah atau tidak berkuasa.
BIL : 8
SIFAT WAJIB : IRADAT
MAKNA : Menentukan
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu Menentukan segala-galanya. Mustahil Allah Taala itu terpaksa dan dipaksa.
BIL : 9
SIFAT WAJIB : ILMU
MAKNA : Mengetahui
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu amat mengetahui segala-galanya. Mustahil Allah tidak mengetahui.
BIL : 10
SIFAT WAJIB : HAYAT
MAKNA : Hidup
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu sentiasa hidup yakni sentiasa ada. Mustahil Allah Taala itu tiada atau mati.
BIL : 11
SIFAT WAJIB : SAMA
MAKNA : Mendengar
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu tidak tuli (pekak). Mustahil Allah tuli atau tidak mendengar.
BIL : 12
SIFAT WAJIB : BASAR
MAKNA : Melihat
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu sentiasa melihat. Mustahil Allah Taala itu buta.
BIL : 13
SIFAT WAJIB : KALAM
MAKNA : Berkata-kata
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil Allah Taala itu tidak bercakap atau bisu.
BIL : 14
SIFAT WAJIB : QOODIRUN
MAKNA : Maha Kuasa
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu amat berkuasa sifatnya. Mustahil bagi Allah memiliki sifat lemah atau tidak berkuasa.
BIL : 15
SIFAT WAJIB : MURIIDUN
MAKNA : Menentukan
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkuasa menentukan apa yang dikehendakinya. Mustahil sifatnya terpaksa atau dipaksa.
BIL : 16
SIFAT WAJIB : AALIMUN
MAKNA : Maha Mengetahui
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu maha mengetahui. Mustahil Allah Taala itu jahil atau tidak mengetahui.
BIL : 17
SIFAT WAJIB : HAYUUN
MAKNA : Hidup
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu Maha Hidup dan menghidupkan alam ini. Mustahil pula Allah itu mati.
BIL : 18
SIFAT WAJIB : SAMI'UN
MAKNA : Mendengar
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu maha mendengar. Mustahil jika Allah Taala tidak mendengar atau tuli.
BIL : 19
SIFAT WAJIB : BASIIRUN
MAKNA : Melihat
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu melihat semua kejadian di muka bumi. Mustahil jika sifat Allah itu tidak melihat atau buta.
BIL : 20
SIFAT WAJIB : MUTAKALLIMUN
MAKNA : Maha Berkata-kata
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil jika Allah Taala bisu atau tidak boleh berkata-kata.
BIL : 1
SIFAT WAJIB : WUJUD
MAKNA : Ada
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada.
BIL : 2
SIFAT WAJIB :QIDAM
MAKNA : Sedia
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu sedia ada. Mustahil didahului oleh Adam (tiada)
BIL : 3
SIFAT WAJIB : BAQA
MAKNA : Kekal
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu bersifat kekal. Mustahil ia dikatakan fana (binasa)
BIL : 4
SIFAT WAJIB : MUKHALAFATUHU LILHAWADIS
MAKNA : Tidak sama dengan yang baharu
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu tidak mempunyai sifat-sifat yang baharu yakni dijadikan dan dihancurkan. Mustahil bersamaan dengan yang baharu.
BIL : 5
SIFAT WAJIB : QIYAMUHUU BINAFSIH
MAKNA : Berdiri dengan dirinya sendiri
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu bersendiri. Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya.
BIL : 6
SIFAT WAJIB : WAHADAANIYAT
MAKNA : Esa
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu Maha Esa Dzat-Nya, Esa sifat-Nya dan esa juga perangai-Nya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang.
BIL : 7
SIFAT WAJIB : QUDRAT
MAKNA : Kuasa
SIFAT MUSTAHIL : Alah Taala itu Maha Berkuasa. Mustahil Allah itu lemah atau tidak berkuasa.
BIL : 8
SIFAT WAJIB : IRADAT
MAKNA : Menentukan
SIFAT MUSTAHIL : Allah itu Menentukan segala-galanya. Mustahil Allah Taala itu terpaksa dan dipaksa.
BIL : 9
SIFAT WAJIB : ILMU
MAKNA : Mengetahui
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu amat mengetahui segala-galanya. Mustahil Allah tidak mengetahui.
BIL : 10
SIFAT WAJIB : HAYAT
MAKNA : Hidup
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu sentiasa hidup yakni sentiasa ada. Mustahil Allah Taala itu tiada atau mati.
BIL : 11
SIFAT WAJIB : SAMA
MAKNA : Mendengar
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu tidak tuli (pekak). Mustahil Allah tuli atau tidak mendengar.
BIL : 12
SIFAT WAJIB : BASAR
MAKNA : Melihat
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu sentiasa melihat. Mustahil Allah Taala itu buta.
BIL : 13
SIFAT WAJIB : KALAM
MAKNA : Berkata-kata
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil Allah Taala itu tidak bercakap atau bisu.
BIL : 14
SIFAT WAJIB : QOODIRUN
MAKNA : Maha Kuasa
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu amat berkuasa sifatnya. Mustahil bagi Allah memiliki sifat lemah atau tidak berkuasa.
BIL : 15
SIFAT WAJIB : MURIIDUN
MAKNA : Menentukan
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkuasa menentukan apa yang dikehendakinya. Mustahil sifatnya terpaksa atau dipaksa.
BIL : 16
SIFAT WAJIB : AALIMUN
MAKNA : Maha Mengetahui
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu maha mengetahui. Mustahil Allah Taala itu jahil atau tidak mengetahui.
BIL : 17
SIFAT WAJIB : HAYUUN
MAKNA : Hidup
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu Maha Hidup dan menghidupkan alam ini. Mustahil pula Allah itu mati.
BIL : 18
SIFAT WAJIB : SAMI'UN
MAKNA : Mendengar
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu maha mendengar. Mustahil jika Allah Taala tidak mendengar atau tuli.
BIL : 19
SIFAT WAJIB : BASIIRUN
MAKNA : Melihat
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu melihat semua kejadian di muka bumi. Mustahil jika sifat Allah itu tidak melihat atau buta.
BIL : 20
SIFAT WAJIB : MUTAKALLIMUN
MAKNA : Maha Berkata-kata
SIFAT MUSTAHIL : Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil jika Allah Taala bisu atau tidak boleh berkata-kata.
Langgan:
Catatan (Atom)