Jumaat, Ogos 08, 2008

Bersalawat di Bulan Syaaban

Di bawah arasy, Allah SWT telah mencipta sebuah laut yang amat luas - sejauh mata memandang. Di permukaan laut tersebut Allah telah mencipta satu Malaikat yang amat besar.Sayapnya di sebelah kanan sejauh mata memandang dan di sebelah kiri sejauh mata memandang. Setiap kali umat islam berselawat ke atas junjungan besar Nabi Muhammad SAW pada bulan Syaaban maka malaikat tadi akan turun ke dalam laut tersebut dan akan naik semula sambil mengibas-ngibas sayap-sayap dan bulu-bulu di badannya.Maka akan berguguranlah berjuta - juta titik air dari tubuh malaikat tersebut.Sekiranya seratus kali umat islam berselawat maka seratus kalilah malaikat tadi akan turun dan naik kembali sambil mengibaskan sayap dan bulu pada tubuhnya.

Dari setiap titik air dari tubuh malaikat tadi akan tercipta satu mailaikat lain yang mana setiap satu malaikat yang tercipta akan memohon dari Allah SWT akan keampunan dosa orang yang berselawat ke atas Nabi Muhammad SAW pada bulan Syaaban sampai hari Qiamat. Sekiranya sejuta titik air yang gugur dari tubuh malaikat tadi maka terciptalah sejuta malaikat yang memohon keampunan orang yang berselawat.

Oleh itu rajin rajinlah berselawat pada bulan Syaaban yang mulia ini kerana bulan Syaaban ini adalah bulan junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW. Semoga kita akan tergolong bersama orang yang mendapat keampunan dan rahmat Allah SWT.

Kekejaman Tentera Salib dan Keadilan Salahuddin

Tentara Perang Salib merampas Yerusalem setelah pengepungan lima minggu, dilanjutkan perampasan perbendaharaan kota dan membantai orang-orang Yahudi dan Islam. Ketika orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Islam hidup bersama dalam kedamaian, sang Paus memutuskan untuk membangun sebuah kekuatan perang Salib. Mengikuti ajakan Paus Urbanius II pada 27 November 1095 di Dewan Clermont, lebih dari 100.000 orang Eropa bergerak ke Palestina untuk “memerdekakan” tanah suci dari orang Islam dan mencari kekayaan yang besar di Timur. Setelah perjalanan panjang dan melelahkan, dan banyak perampasan dan pembantaian di sepanjang perjalanannya, mereka mencapai Yerusalem pada tahun 1099. Kota ini jatuh setelah pengepungan hampir 5 minggu. Ketika Tentara Perang Salib masuk ke dalam, mereka melakukan pembantaian yang sadis. Seluruh orang-orang Islam dan Yahudi dibasmi dengan pedang.

Dalam perkataan seorang ahli sejarah: “Mereka membunuh semua orang Saracen dan Turki yang mereka temui… pria maupun wanita.”10 Salah satu tentara Perang Salib, Raymond dari Aguiles, merasa bangga dengan kekejaman ini:

Pemandangan mengagumkan akan terlihat. Beberapa orang lelaki kami (dan ini lebih mengasihi sifatnya) memenggal kepala-kepala musuh-musuh mereka; lainnya menembaki mereka dengan panah-panah, sehingga mereka berjatuhan dari menara-menara; lainnya menyiksa mereka lebih lama dengan memasukkan mereka ke dalam nyala api. Tumpukan kepala, tangan, dan kaki akan terlihat di jalan-jalan kota. Perlu berjalan di atas mayat-mayat manusia dan kuda. Tapi ini hanya masalah kecil jika dibandingkan dengan apa yang terjadi pada Biara Sulaiman, tempat di mana ibadah keagamaan kini dinyanyikan kembali… di biara dan serambi Sulaiman, para pria berdarah-darah disuruh berlutut dan dibelenggu lehernya.11

Salahuddin al-Ayyubi, yang mengalahkan Tentara Perang Salib dalam pertempuran Hattin, tercatat dalam sumber sejarah dengan keadilan, keberanian, dan wataknya yang terhormat.

Dalam dua hari, tentara Perang Salib membunuh sekitar 40.000 orang Islam dengan cara tak berperikemanusiaan seperti yang telah digambarkan.12 Perdamaian dan ketertiban di Palestina, yang telah berlangsung semenjak Umar, berakhir dengan pembantaian yang mengerikan.

Tentara Perang Salib menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota mereka, dan mendirikan Kerajaan Katolik yang terbentang dari Palestina hingga Antakiyah. Namun pemerintahan mereka berumur pendek, karena Salahuddin mengumpulkan seluruh kerajaan Islam di bawah benderanya dalam suatu perang suci dan mengalahkan tentara Perang Salib dalam pertempuran Hattin pada tahun 1187. Setelah pertempuran ini, dua pemimpin tentara Perang Salib, Reynald dari Chatillon dan Raja Guy, dibawa ke hadapan Salahuddin. Beliau menghukum mati Reynald dari Chatillon, yang telah begitu keji karena kekejamannya yang hebat yang ia lakukan kepada orang-orang Islam, namun membiarkan Raya Guy pergi, karena ia tidak melakukan kekejaman yang serupa. Palestina sekali lagi menyaksikan arti keadilan yang sebenarnya.

Tiga bulan setelah pertempuran Hattin, dan pada hari yang tepat sama ketika Nabi Muhammad SAW diperjalankan dari Mekah ke Yerusalem untuk perjalanan mikrajnya ke langit, Salahuddin memasuki Yerusalem dan membebaskannya dari 88 tahun pendudukan tentara Perang Salib. Sebaliknya dengan “pembebasan” tentara Perang Salib, Salahuddin tidak menyentuh seorang Nasrani pun di kota tersebut, sehingga menyingkirkan rasa takut mereka bahwa mereka semua akan dibantai. Ia hanya memerintahkan semua umat Nasrani Latin (Katolik) untuk meninggalkan Yerusalem. Umat Nasrani Ortodoks, yang bukan tentara Perang Salib, dibiarkan tinggal dan beribadah menurut yang mereka pilih.

Karen Armstrong menggambarkan penaklukan keduakalinya atas Yerusalem ini dengan kata-kata berikut ini:

Pada tanggal 2 Oktober 1187, Salahuddin dan tentaranya memasuki Yerusalem sebagai penakluk dan selama 800 tahun berikutnya Yerusalem tetap menjadi kota Muslim. Salahuddin menepati janjinya, dan menaklukkan kota tersebut menurut ajaran Islam yang murni dan paling tinggi. Dia tidak berdendam untuk membalas pembantaian tahun 1099, seperti yang Al-Qur’an anjurkan (16:127), dan sekarang, karena permusuhan dihentikan, ia menghentikan pembunuhan (2:193-194). Tak ada satu orang Kristen pun yang dibunuh dan tidak ada perampasan. Jumlah tebusan pun disengaja sangat rendah…. Salahuddin menangis tersedu-sedu karena keadaan mengenaskan keluarga-keluarga yang hancur terpecah-belah dan ia membebaskan banyak dari mereka, sesuai imbauan Al-Qur’an, meskipun menyebabkan keputusasaan bendaharawan negaranya yang telah lama menderita. Saudara lelakinya al-Adil begitu tertekan karena penderitaan para tawanan sehingga dia meminta Salahuddin untuk membawa seribu orang di antara mereka bersamanya dan kemudian membebaskan mereka di tempat itu juga… Semua pemimpin Muslim merasa tersinggung karena melihat orang-orang Kristen kaya melarikan diri dengan membawa kekayaan mereka, yang bisa digunakan untuk menebus semua tawanan… [Uskup] Heraclius membayar tebusan dirinya sebesar sepuluh dinar seperti halnya tawanan lain dan bahkan diberi pengawal pribadi untuk mempertahankan keselamatan harta bendanya selama perjalanan ke Tyre.13

Pendeknya, Salahuddin dan tentaranya memperlakukan orang-orang Nasrani dengan kasih sayang dan keadilan yang agung, dan menunjukkan kepada mereka kasih sayang yang lebih dibanding yang diperlihatkan oleh pemimpin mereka.

Ketika Raja Richard I dari Inggris merampas Kastil Acre, ia membantai orang-orang Islam. Lukisan di bawah ini menggambarkan hukuman mati atas ratusan tahanan beragama Islam. Mayat-mayat mereka dan kepala-kepala terpenggal ditumpuk di bawah panggung.

Setelah Yerusalem, tentara Perang Salib melanjutkan perbuatan tidak berprikemanusiaannya dan orang-orang Islam meneruskan keadilannya di kota-kota Palestina lainnya. Pada tahun 1194, Richard Si Hati Singa, yang digambarkan sebagai seorang pahlawan dalam sejarah Inggris, memerintahkan untuk menghukum mati 3000 orang Islam, yang kebanyakan di antaranya wanita-wanita dan anak-anak, secara tak berkeadilan di Kastil Acre. Meskipun orang-orang Islam menyaksikan kekejaman ini, mereka tidak pernah memilih cara yang sama. Mereka malah tunduk kepada perintah Allah: “Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka)…”(Qur’an 5:2) dan tidak pernah melakukan kekejaman kepada orang-orang sipil yang tak bersalah. Di samping itu, mereka tidak pernah menggunakan kekerasan yang tidak perlu, bahkan kepada tentara Perang Salib sekalipun.

Kekejaman tentara Perang Salib dan keadilan orang-orang Islam sekali lagi terungkap sebagai kebenaran sejarah: Sebuah pemerintahan yang dibangun di atas dasar-dasar Islam memungkinkan orang-orang dari keyakinan berbeda untuk hidup bersama. Kenyataan ini terus ditunjukkan selama 800 tahun setelah Salahuddin khususnya selama masa Ottoman.

sumber: http://www.tragedipalestina.com

Berkaitan Puasa Syaaban

Imam Al-Bukhari meriwayatkan, daripada Aisyah R.Ha;

عن عائشة رضي الله عنها قالت : " كان رسول الله يصوم حتى نقول لا يفطر ويفطر حتى نقول لا يصوم وما رأيت رسول الله استكمل صيام شهر إلا رمضان وما رأيته أكثر صياما منه في شعبان "

Maksudnya;
“Rasulullah SAW berpuasa hingga kami berkata bahawa baginda tidak puasa. Dan tidak berpuasa hingga kami kata baginda tidak berpuasa. Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa sebulan melainkan Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat Baginda banyak berpuasa daripadanya pada bulan syaaban”

Riwayat Imam Muslim;

كان يصوم شعبان كله ، كان يصوم شعبان إلا قليلا

Maksudnya;
“Baginda SAW berpuasa syaaban semuanya. Baginda berpuasa Syaaban melainkan sedikit”

Dari hadis-hadis ini, ulama menyatakan bahawa Nabi SAW tidak pernah puasa cukup sebulan dalam bulan Syaaban, tetapi nabi hanya banyak berpuasa pada bulan tersebut.

Begitujuga, Ibnu Abbas memandang makruh berpuasa sebulan penuh melainkan Ramadhan.

Imam An-Nasai meriwayatakan hadis, Daripada Osamah bin Zaid berkata;

يا رسول الله لم أرك تصوم من شهر من الشهور ما تصوم من شعبان ، فقال : " ذاك شهر تغفل الناس فيه عنه ، بين رجب ورمضان ، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين ، وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم

Maksudnya;
“Wahai Rasulullah SAW, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa sebulan daripada bulan-bulan sepertimana kamu berpuasa pada bulan Syaaban. Bersabda nabi: ia adalah bulan yang manusia lalai terhadapnya. Dia berada diantara rejab dan ramadhan. Ia adalah bulan yang diangkat padanya segala amalan kepada tuhan yang mentadbir alam. Dan aku suka amalanku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa”

Ramai menyangka bahawa puasa sunat rejab lebih mulia berbanding puasa sunat Syaaban. Sebenarnya, puasa sunat syaaban lebih mulia berbanding puasa Rejab, walaupun rejab merupakan salah satu daripada bulan-bulan haram.

Hujjah ini bersandarkan kepada perkataan Nabi SAW;

شعبان شهر يغفل الناس عنه بين رجب ورمضان

Maksudnya;
“Syaaban adalah bulan yang dilalaikannya oleh manusia, ia berada diantara rejab dan Ramadhan”

Apabila Baginda SAW menggambarkan syaaban merupakan bulan yang sering dilalaikan manusia, maka berbuat taat pada bulan itu adalah afdhal, kerana melakukan taat ketika orang sedang lalai adalah terlebih afdhal. Ianya sama seperti berzikir di Pasar, iaitu dikala orang sedang sebuk dengan jual beli. Solat malam dikala orang tidur.

PUASA SETENGAH SYAABAH

Berpuasa selepas setengah Syaaban (Nisfi Syaaban) adalah perkara yang khilaf dikalangan ulama. Jumhur Ulama mengharuskan, Hanabilah memandang Makruh dan Syafii pula mengharamkan.

Yang lebih utama, bagi mereka yang bukan berkebiasaan dengan puasa, maka lebih baik ia tidak berpuasa, melainkan dia melakukan puasa qada’.

Dengan demikian, antara dalil-dalil jumhur ulama yang mengharuskannya adalah hadis Imran bin Hushain bahawa Baginda SAW berkata;

يا فلان أما صمت سرر هذا الشهر ؟ قال الرجل : لا يا رسول الله ، قال : فإذا أفطرت فصم يومين من سرر شعبان

Maksudnya;
“Wahai Fulan, adakah kamu tidak berpuasa pada pertengahan bulan ini? Berkata lelaki ; tidak wahai Rasulullah. Bersabda : jika kamu tidak berpuasa, maka berpuasalah dua hari dari pertengahan Syaaban”

Kalimah “سرر” itu ditafsirkan sebagai pertengahan mengikut pendapat Jumhur ulama, maka dengan sebab itulah, mereka memandang harus berpuasa selepas pertengahan Syaaban.

Adapun dalil Hanabilah pula yang memandang makruh adalah hadis Abu Hurairah, bahawa Sabda Nabi SAW;

إذا انتصف شعبان ، فلا تصوموا

Maksudnya;
“Apabila dipertengahan Syaaban, maka jangan kamu berpuasa”

Dari hadis ini juga, Imam Syafii mengistinbatkan hukum berpuasa selepas pertengahan Syaaban adalah haram.

Imam Syihabuddin Ar-Ramli berkata;

إن المعتمد جواز الصوم إذا انتصف شعبان إن وصله بما قبل نصفه وإلا فيحرم.

Maksudnya;
“Sesungguhnya yang muktamad adalah harus berpuasa apabila berada dipertengahan Syaaban. Itupun jika puasa itu bersambung dengan sebelum pertengahan itu. adapun jika tidak (tidak bersambung), maka hukumnya adalah haram”

Doa

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepadaKu, nescaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. [Al-Mu'min (40): 60]

Sungguh, doa adalah senjata bagi orang mukmin. Ketika kita berdoa, terdapat 6 anggota yang bekerja. Anggota yang pertama ialah tangan. Mungkin selama ini apabila berdoa, tangan kita diangkat dalam keadaan yang lemah longlai. Seolah-olah kita tidak bersungguh-sungguh berdoa. Oleh itu sewaktu berdoa, kita hendaklah mengangkat tangan kita dengan bersungguh-sungguh.
Anggota kedua yang terlibat sewaktu kita berdoa ialah mata kita. Cari satu titik fokus di atas tapak tangan kita sewaktu berdoa supaya kita akan fokus sewaktu berdoa.

Anggota ketiga yang bekerja sewaktu kita berdoa adalah mulut kita. Sewaktu kita berdoa, pastikan mulut kita mengeluarkan suara. Tidak perlu terlalu kuat tetapi cukuplah sekadar telinga kita boleh mendengar. Oleh yang demikian, anggota keempat yang terlibat ialah telinga kita.

Anggota kelima yang terlibat ialah otak kita. Sewaktu berdoa, otak kita perlu bekerja, perlu berfikir apa yang kita minta. Seandainya kita berdoa, “Ya Allah, Kau ampunilah dosa-dosaku…“ maka kita hendaklah membayangkan dosa-dosa kita.

Anggota keenam ialah hati kita. Semasa berdoa, hati kita hendaklah ikhlas dan dalam keadaan benar-benar mengharap, dalam keadaan benar-benar yakin bahawa sesungguhnya Allah yang berkuasa ke atas setiap sesuatu dan Dia jugalah yang menetapkan setiap dari perjalanan hidup kita.

Jagalah adab-adab berdoa ini, agar setiap rintihan hati kita dipandang dengan oleh Allah dengan penuh kasih sayang, insha Allah.

Tidak lupa juga, ingin dikongsikan bersama anda semua di sini beberapa petua agar doa kita mudah dimakbulkan oleh Allah. Antaranya:

* Berdoa dengan ikhlas kepada Allah.
* Memulakan dengan pujian kepada Allah , diikuti dengan selawat ke atas Nabi s.a.w. Sekurang-kurang kalimah pujian kepada Allah dan selawat adalah AlhamdulilLah dan wassalatu wassalam ala Rasulillah.
* Mengakhiri doa dengan pujian kepada Allah dan selawat kepada Nabi s.a.w juga.
* Bersungguh-sungguh ketika berdoa , menghadirkan hati dan meyakinkan diri pada penerimaannya oleh Allah s.w.t .
* Berdoa dengan khusyu’ dan rendah diri .
* Berdoa dengan penuh pengharapan dan mengangkat ke dua tangan.
* Berdoa dengan sabar menanti dimakbulkan Allah . Sikap terburu-buru mengakibatkan doa ditolak.
* Sentiasa berdoa pada setiap masa, sama ada ketika senang atau susah. Perkara ini berdasarkan firman Allah swt dalam surah al-Anbiya’, ayat 60 yang bermaksud :

Dan apabila kamu terkena bahaya di laut, (pada saat itu) hilang lenyaplah (dari ingatan kamu) makhluk-makhluk yang kamu seru selain dari Allah; maka apabila Allah selamatkan kamu ke darat, kamu berpaling tadah (tidak mengingatiNya); dan memanglah manusia itu sentiasa kufur (akan nikmat-nikmat Allah).

* Tidak berdoa tentang perkara keburukan, seperti mendoakan kecelakaan bagi orang lain dan memutuskan silaturrahim. Nabi s.a.w bersabda yang bermaksud:

Doa seseorang hamba akan sentiasa dikabulkan selama dia tidak berdoa untuk berbuat dosa atau memutuskan silaturrahim … [HR Muslim]

* Tidak berdoa pada tempat maksiat.
* Merendahkan suara , kerana Allah berfirman dalam surah al-A’raf ayat 205:

Dan sebutlah serta ingatlah akan Tuhanmu dalam hatimu, dengan merendah diri serta dengan perasaan takut (melanggar perintahnya), dan dengan tidak pula menyaringkan suara, pada waktu pagi dan petang dan janganlah engkau menjadi dari orang-orang yang lalai.

* Berdoa dengan mengulangkan Ya Rabb sebanyak 3 kali . Diriwayatkan daripada Atha` ra , beliau berkata:

Tidaklah seseorang hamba mengatakan Ya Rabb sebanyak tiga kali , melainkan Allah akan mendengar permintaannya .

Al-Imam Malik pernah ditanya tentang panggilan kepada Allah dalam doa , jawab beliau katalah: Ya Rabb , kerana itulah panggilan para Nabi a.s kepada Allah dalam munajat mereka .

* Doa juga perlu selalu diulang-ulang. Baginda s.a.w selalunya mengulangi satu-satu doa sebanyak tiga kali.
* Mengadap ke arah kiblat .
* Mengangkat ke dua belah tangan semasa berdoa
* Berdoa dalam keadaan berwudhuk.
* Hendaklah bertaubat serta dan kepada Allah sebelum memohon hajat.
* Tidak bersajak dalam berdoa dengan tujuan diperindahkan bagi orang yang mendengarnya
* Menggunakan ayat yang ringkas tapi padat dengan makna ( al-jami’).
* Menyeru Allah s.w.t dengan nama-namaNya yang mulia iaitu Al-Asmaul Husna .
* Makanan dan minuman mestilah dari sumber yang halal, kerana Allah menolak doa oleh orang yang makan dan dibesarkan dari sumber yang haram.
* Hendaklah melakukan Al-Amru bil Ma’ruf wan Nahyi anil Munkar . Sabda Nabi saw yang bermaksud :

“Demi Allah yang jiwaku berada di tanganNya, hendaklah kalian menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari perkara yang munkar atau, jika kalian tidak melakukannya Allah akan menurunkan seksa kepada kalian, hingga apabila kalian berdoa kepadaNya, tetapi tidak dimakbulkan”. [HR at-Tirmizi, dianggapnya sebagai hasan]

* Hendaklah berdoa untuk diri sendiri sebelum mendoakan bagi orang yang lain.
* Menghimpunkan anak-anak jari kesemuanya melainkan jari ibu kerana kesemua itu menghimpunkan kebaikan dunia dan akhirat.
* Menyapu muka dengan tangan selesai berdoa .

Umar bin Khattab pula menceritakan, apabila Baginda s.a.w mengangkat kedua belah tangannya berdoa, baginda tidak akan menjatuhkannya sehinggalah disapu mukanya dengan kedua belah tangan tersebut. [HR at- Tirmizi dan al-Hakim]

* Mengaminkan doa yang dibacakan.

Maka, marilah kita sama-sama mendarah-dagingkan budaya berdoa/munajat kepada Ilahi, agar hati-hati kita sentiasa basah dengan mengingati Allah s.w.t. Allah lebih mengetahui.