Jumaat, Disember 16, 2011

Sunnah Sewaktu Khutbah Yang Jarang Diamalkan

Kadang-kadang apabila kita asyik dengan melakukan ibadah lalu menambah amalan-amalan yang bukan datangnya daripada Nabi SAW menyebabkan kita terabai dengan amalan yang benar-benar sunnah. Si khatib mahupun si jemaah yang hadir mungkin boleh mengambil sunnah ini sebagai jambatan dalam menambahkan lagi warisan peninggalan Nabi SAW.
Benarlah kata Abdullah ad-Dailamy : “Sesungguhnya pertama kali hilangnya agama (Islam) adalah dengan ditinggalkannya sunnah. Agama ini akan hilang satu sunnah demi satu sunnah sebagaimana lepasnya tali seutas demi seutas” (Al-Lalika’iy, ad-Darimi dan Ibn Wadhdhah di dalam al-Bida’ wan Nahyu Anha)
Antaranya ialah isyarat tangan dengan jari telunjuk oleh khatib ketika ia berdoa. Ini berdasarkan hadis Nabi SAW daripada Husain bin Abd Rahman daripada ‘Umarah bin Ruaibah, bahawasanya ia pernah melihat Bisyr bin Marwan berkhutbah di atas mimbar sambil mengangkat kedua tangan untuk berdoa. Lalu Umarah berkata :
(Maksudnya) “Semoga Allah SWT memburukkan tangan tersebut. Sesungguhnya aku melihat Rasulullah SAW berdoa hanya dengan isyarat jari telunjuk.” Dalam riwayat lain, dia berkata “pada hari Jumaat”. ( HR Muslim dan At-Tirmizi pada bab ‘Makruhnya mengangkat tangan diatas mimbar’)

Qada' dan Qadhar

Ulama berbeda pendapat mengenai perbedaan antara keduanya. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa qadar adalah taqdir Allah sejak zaman azali, sedangkan qadha’ adalah hukum Allah mengenai sesuatu ketika sesuatu itu terjadi . Jika Allah menetapkan terjadinya sesuatu pada waktu yang ditentukan, maka itulah yang dinamakan qadar. Dan ketika telah datang waktunya terjadinya sesuatu yang telah ditetapkan sebelumnya itu, maka itulah yang dinamakan qadha’. Semacam ini banyak sekali kita dapatkan dalam Al-Qur’an, seperti firman Allah :

“Artinya : Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya kepadaku”. .

Juga Allah berfirman :

“Artinya : Dan Allah melaksanakan hukum dengan adil”.

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang semisal. Jadi, qadar adalah ketentuan Allah mengenai segala sesuatu pada zaman azali, sedangkan qadha’ adalah pelaksanaan dari qadar itu pada saat terjadinya.