Selasa, April 08, 2008

Larangan Berbohong

Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata bahawa Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Biasakan kamu berkata benar kerana kebenaran itu menuntun kepada kebaikan dan kebaikan itu menuntun kesyurga, dan seseorang itu selalu berkata benar sehingga dicatat disisi Allah s.w.t. sebagai sdiddiq dan awaslah kamu dari dusta kerana dusta itu menuntun kepada lacur (kejahatan) dan kejahatan itu menuntun kedalam neraka dan seseorang itu biasa berdusta sehingga dicatat disisi Allah s.w.t. sebagai pendusta."

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: "kamu anggap orang itu munafiq dengan tiga tanda iaitu:

* Jika berkata ia berdusta
* Bila berjanji ia mungkiri
* Jika berjanji sumpah ia langgar

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Malik berkata: "ketika Luqmanul-Hakim ditanya: "Apakah sebab sehingga kamu dapat mencapai kedudukanmu itu?" Jawab Luqman: "Dengan benar dalam berkata-kata dan menunaikan amanat dan meninggalkan apa yang bukan kepentinganku."

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Shafwan bin Sulaim berkata Rasulullah s.a.w. ditanya: "Apakah orang mukmin yang dapat menjadi penakut?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Ya." Ditanya pula: "Apakah mungkin seorang mukmin itu pendusta?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Tidak."

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ubadah bin Ashshamit r.a. berkata Rasulullah s.a.w. ditanya: "Jagalah enam macam untuk dirimu sendiri, saya dapat menjamin untukmu syurga. Enam perkara itu ialah:

* Benar-benarlah jika berkata-kata
* Tepatilah jika berjanji
* Tunaikan amanat (Kembalikan jika diamati)
* Jagalah kemaluanmu
* Pejamkan matamu
* Jagalah tanganmu


Abul Laits berkata Rasulullah s.a.w. telah mengumpulkan atau menyimpulkan semua kebaikan dalam enam macam tersebut iaitu:

* Berkata benar dan ia meliputi ucapan Tauhid iaitu benar-benar setelah mengucap dua kalimah syahadah, benar terhadap Allah s.w.t. dan juga terhadap manusia
* Menepati janji baik terhadap Allah s.w.t. atau terhadap sesama manusia
* Menunaikan amanat, amanat dari Allah s.w.t. merupakan kewajipan-kewajipan yang diwajibkan atas semua hamba dan amanat dari sesama munusia iaitu perkataan atau anak atau harta atau kehormatan
* Menjaga kemaluan dari semua yang syubhat dan haram dan memelihara jangan terlihat orang lain sebab Rasulullah s.a.w. telah mengutuk orang yang melihat dan yang dilihat (kemaluan)
* Pejamkan matamu dari aurat sesama manusia atau kecantikan wanita yang haram dilihatnya dan jangan membelalak kedunia, sebagaimana ayat (Yang berbunyi): "Wala tamuddanna linaftinahum fihi." (Yang bermaksud): "Dan jangan membelalakkan matamu kepada apa yang Kami beri perlengkapan mereka dari dunia untuk Kami uji mereka dengan kemewahan itu.
* Dan yang terakhir jagalah tanganmu dari segala yang haram, baik berupa harta atau lain-lainnya

Hudzaifah bin Alyaman r.a. berkata: "Dahulu dimasa Rasulullah s.a.w., adakalanya seseorang mengucapkan sepatah kata dapat menjadi munafiq dan kini saya mendengar kalimat itu keluar dari kamu dalam sehari sepuluh kali (Yakni kamu tidak hirau terhadap kalimat itu dan menganggap remeh) iaitu seperti berdusta yang telah dijelaskan bahawa itu tanda munafiq.

Maka seharusnya seorang muslim menjaga dirinya dari tanda-tanda munafiq sebab seorang yang telah biasa berdusta pasti dianggap pendusta dan munafiq. Ia dibebani dosa-dosa orang yang meniru perbuatannya. Abul Laits dari Abu Manshur bin Abdullah Alfaraidhi meriwayatkan dengan sanadnya dari Samurah bin Jundub r.a. berkata: Biasa Rasulullah s.a.w. jika selesai sembahyang sebuh menghadap kepada kami (para sahabat) dan bertanya: "Apakah ada diantara kamu semalam yang bermimpi?" Lalu siapa yang bermimpi akan menceritakan mimpinya kepada Rasulullah s.a.w. Pada suatu hari Rasulullah s.a.w. bertanya: "Apakah ada diantara kamu yang bermimpi?" Jawab kami: "Tidak ada." Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tetapi saya sendiri semalam bermimpi didatangi oleh dua orang yang menuntun tanganku dan mengajak saya pergi sehingga sampai kelapangan yang datar, lalu kelihatan seorang berbaring sedang yang satu berdiri sambil memegang batu besar yang dipukulkan kekepala orang yang sedang berbaring itu sehingga hancur remuk kepalanya dan menggelundung batunya, lalu diambil kembali batu itu dan kembali kepada orang yang berbaring itu, sedang kepalanya telah sembuh kembali lalu dipukul lagi." Saya berkata: "Subhanallah, apakah ini?" Tetapi orang itu berkata: "Ayuh jalan terus." Maka bertemu orang yang terlentang sedang yang satunya berdiri dengan bantolan besi ditangannya yang digunakan untuk merobek pipinya dan ditarik sampai kebelakang, kemudian yang sebelah kiri dan kembali lagi kekanan setelah kembali biasa, lalu dirobeknya kembali dan begitu seterusnya." Saya berkata: "Subhanallah, apakah itu?" Kedua orang itu mengajak saya terus berjalan sehingga melihat bangunan yang atasnya seperti dapur sedang bagian bawahnya luas, ketika saya melihat, tiba-tiba didalamnya campur lelaki perempuan, maka bila terasa ada wap api dari bawah, mereka naik kemudian jika sudah merasa berkurangan turun kembali, dan bila datang api itu mereka menjerit dan naik kembali sehingga hampir keluar, kemudian jika merasa sudah padam kembali kebawah. Saya pun berkata: "Subhanallah, apakah ini?" Dan kedua orang itu berkata: " Ayuh jalan terus sehingga bertemu dengan sungai yang berair merah bagaikan darah sedang didalam sungai ada orang berenang, dan yang satu ditepi sungai mengumpulkan batu-batu, apabila yang berenang itu datang membuka mulutnya lalu dimasukkan kedalam mulutnya batu itu, lalu kembali berenang ketengah-tengah kemudian kembali dimakani batu-batu itu. Saya berkata: "Subhanallah, apakah itu?" Jawab keduanya: "Berjalan terus sehingga bertemu dengan seorang yang disekitarnya api besar, dan ia mengobar-ngobarnya. Saya berkata: "Subhanallah, apakah itu?" Kedua orang itu berkata: "Ayuh berjalan terus sehingga bertemu dengan kebun yang penuh buah dan bunga, dan disana ada orang yang agak tinggi dan disekitar orang itu anak-anak yang banyak sekali, saya pun berkata: "Subhanallah, apakah itu?" Kedua orang itu berkata: "Ayuh berjalan terus." Maka kami berjalan sehingga bertemu dengan pohon beringin yang besar tidak ada yang lebih baik daripadanya maka kami naik diatasnya, tiba-tiba ada kota terbangun dari batu emas dan perak, maka kami ketuk pintu kota itu sehingga terbuka, maka kami masuk, maka segera dikeluarkan oleh kedua orang itu dan dimasukkan kegedung yang lebih indah, lebih baik, dan ketika mata saya melihat keatas terlihat gedung putih bagaikan kaca, lalu diberitahu: "Itu rumahmu." Saya bertanya: "Dapatkah saya masuk kesana?" Jawab keduanya: "Sekrang belum dapat dan kelak pasti dapat engkau masuk kedalamnya." Lalu saya berkata: "Ini malam saya melihat yang ajaib-ajaib, maka apakah ertinya semua itu?" Jawab keduanya: "Adapun orang yang dipukul kepalanya dengan batu maka itu orang yang mengerti al-quran lalu mengabaikannya dan tidak sembahyang fardhu. Ada pun yang dirobek pipinya sampai kebelakang maka itu orang yang membawa berita bohong sehingga tersebar kemana-mana. Adapun orang-orang yang campur lelaki perempuan dalam dapur api itu, maka mereka pelacur lelaki perempuan. Adapun yang berenang dalam sungai darah maka mereka adalah pemakan riba. Adapun orang yang dikelilingi api maka itu malaikat Malik penjaga neraka, adapun orang yang tinggi didalam kebun maka itu Nabi Ibrahim a.s. dan anak-anak itu ialah anak-anak kecil yang mati dalam fitrah. Adapun rumah yang pertama maka itu untuk umum orang-orang mukminin, adapun yang satunya maka itu tempat orang-orang yang mati syahid, dan saya, Jibril dan Mikail maka ada orang yang bertanya: "Dan anak-anaknya orang musyrikin?" Jawabnya: "Dan anak-anaknya orang musyrikin juga ditempat Nabi Ibrahim a.s tetapi mengenai anak-anak orang musyrikin maka beritanya macam-macam." Ada yang berpendapat: "Menjadi pelayan ahli syurga, dan sebahagian juga masuk neraka."

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: "Sebenar-benar keterangan ialah kitab Allah s.w.t. dan semulia-mulianya perkataan ialah dzikrullah, dan sebusuk-busuk buta ialah buta hati dan yang sederhana mencukupi lebih baik daripada yang banyak dan melupakan, dan sejahat-jahat kemenyesesalan ialah menyesal hari kiamat, dan sebaik-baik kekayaan ialah kaya hati, dan sebaik-baik bekal ialah bekal taqwa. Dan khamar (arak) itu menghimpunkan segala dosa dan wanita perangkap syaitan dan kepemudaan itu sebahagian itu dari gila, dan sebusuk-busuk penghasilan ialah riba. Dan sebesar-besar dosa ialah lidah pendusta."

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Sufyian bin Abi Hushin berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Dusta itu tidak baik kecuali dalam tiga macam iaitu:

* Didalam perang
* Seorang yang akan mendamaikan antara dua orang
* Untuk memperbaiki isterinya

Seorang ulama tabi'in berkata: "Ketahuilah bahawa benar itu perhiasan para wali dan dusta itu tanda orang yang celaka, sebagaimana yang tersebut dalam ayat (Yang berbunyi): "Hadza yaumu yanfa'us shadiqina sidquhum. (Yang bermaksud): "Pada hari ini bergunalah kebenaran dan kesungguhan orang-orang yang benar." Ayat yang lain pula (Berbunyi): "Ya ayyuhalladzina aamanuttaqullaha wa kunu ma'as shadiqin. (Yang bermaksud): "Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan bergaullah kamu dengan orang yang sungguh-sungguh (benar-benar)." Ayat yang lain pula berbunyi: "Walladzi jaa'a bisshidqi washaddaqa bihi ulaa'ika humul muttaquun." (Yang bermaksud): "Dan orang yang datang membawa kebenaran dan ia sendiri melaksanakan kebenaran itu, merekalah orang-orang yang bertaqwa." Ayat yang lain pula berbunyi: "Lahum maa yasyaa'uuna inda robbihim." (Yang bermaksud): "Untuk mereka apa saja yang mereka inginkan ada disisi Tuhan mereka."

Juga Allah s.w.t. telah mencela pendusta dan mengutuk mereka dalam firmanNya (Yang berbunyi): "Qutilal kharraa shuun." (Yang bermaksud): "Sungguh celaka orang-orang tukang dusta." Ayat yang lain pula (Berbunyi): "Waman adhlamu mimmaniffara alallahil kadziba wahuwa yud'a ilal islam wallahu laa yahdil qaumadh dhalimin." (Yang bermaksud): "Dan tiada yang lebih kejam (zalim) dari orang yang membuat dusta atas nama Allah, padahal ia dipanggil supaya mengikuti tuntutan Islam dan Allah tidak akan memberi hidayat pada orang-orang zalim."

Silaturrahim

Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Ayyub r.a. berkata: "Seorang Badwi menhadang Nabi Muhammad s.a.w. dan memegang kendali untanya lalu berkata: "Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku apakah yang dapat mendekatkan aku kesyurga dan menjauhkan diriku dari api neraka?" Jawab Baginda s.a.w.: "menyembah Allah s.w.t. dan tidak mempersekutukan-Nya dengan suatu apa pun dan mendirikan sembahyang dan mengeluarkan zakat dan menghubungi kerabat."

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Abi Aufa r.a. berkata: "Pada suatu waktu petang hari Arafah kami bersama Baginda s.a.w. tiba-tiba Baginda s.a.w. bersabda: "Jangan duduk bersama kami siapa yang memutuskan hubungan kekeluargaan, supaya bangun dari tengah-tengah kami." Maka tidak ada orang kecuali seorang dibelakang Baginda s.a.w. sendiri, tetapi tidak lama ia kembali maka ditanya oleh Baginda s.a.w.: "Mengapakah engkau , sebab tidak ada orang yang bangun kecuali engkau?" Jawabnya: "Ya Rasulullah, ketika saya mendengar sabdamu itu, segera saya pergi kerumah makcikku yang memutuskan hubungan dengan aku, lalu dia bertanya: Mengapa kau datang, ganjil sekali kedatangan mu ini?" Maka saya beritahukan apa yang saya dengar daripadamu, maka ia membaca istighfar untuk ku dan aku juga membaca istighfar untuknya." Baginda s.a.w. bersabda: "Bagus engkau, duduklah sekarang sebab rahmat tidak akan turun pada suatu kaum jika ada diantara mereka seorang yang memutuskan hubungan kekeluargaan."

Abul Laits berkata: "Hadis ini sebagai dalil bahawa memutuskan hubungan kekeluargaan itu dosa besar sebab dapat menolak rahmat baginya dan bagi kawan-kawan yang duduk bersamanya, kerana itu maka kewajipan kita tiap muslim harus bertaubat dari pemutusan terhadap kekeluargaan dan istighfar minta ampun kepada Allah s.w.t. dan segera menghubungi keluarga untuk mencari rahmat Allah s.w.t. dan menjauhkan diri dari api neraka."

Baginda s.a.w. bersabda: "Tidak ada perbuatan hasanah yang lebih cepat pahalanya daripada menghubungi keluarga dan tiada dosa yang layak disegerakan pembalasannya didunia diamping siksanya kelak diakhirat seperti putus hubungan kekeluargaan dan berlaku zalim aniaya."

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr bin Al'ash r.a. berkata: "Seorang datang kepada Baginda s.a.w. dan berkata: "Ya Rasulullah, saya mempunyai keluarga yang saya hubungi tetapi mereka memutuskan hubungan kepadaku. Saya baik kepada mereka tetapi mereka zalim kepadaku dan saya tolong membantu mereka dan mereka berbuat jahat kepadaku, apakah boleh saya membalas perbuatan mereka dengan perbuatan yang sama?" Jawab Baginda s.a.w.: "Tidak, sebab jika kamu membalas mereka, maka sama dengan mereka, tetapi hendaknya engkau tetap mengambil cara yang lebih baik dan tetap menghubungi mereka, maka selalu engkau akan mendapat bantuan dari Allah s.w.t. selama engkau berbuat demikian."

Tiga macam dari akhlak orang ahli syurga, tidak terdapat kecuali pada orang yang baik, pemurah hati iaitu:

* Berbuat baik kepada orang berbuat jahat kepadanya
* Memaafkan orang yang zalim kepadanya
* dan loman kepada orang yang bakhil kepadanya

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Adhdhahaak bin Muzakim ketika menafsirkan ayat yang berbunyi: "Yamhu Allahu maa yasya'u wayuts bitu." (Tafsirannya) "Sesungguhnya seorang itu adakalanya menyambung kekeluargaannya padahal umurnya sudah tinggal tiga hari, tiba-tiba Allah s.w.t. menambah umurnya hingga tiga puluh tahun, dan adakalanya ia memutuskan hubungan kekeluargaan sedang umurnya masih sisa tiga puluh tahun, maka dipotong oleh Allah s.w.t. menjadi hanya tiga hari."

Tsauban r.a berkata Baginda s.a.w. bersabda: "Tidak dapat menolak takdir kecuali doa dan tidak dapat menambah umur kecuali amal kebaikan (taat) dan adakalanya seseorang itu tidak mendapat rezeki kerana berbuat dosa."

Ibn Umar r.a. berkata: "Siapa yang takwa kepada Tuhan dan menghubungi keluarganya maka akan ditambah umurnya dan diperbanyak harta kekayaannya dan disayang oleh keluarganya."

Abul Laits berkata: "Erti bertambah umur itu terdapat dua macam. Sebahagian ulama berpendapat bertambah kebaikannya dan ada juga yang mengertikan bertambah umur sebagaimana yang disabdakan oleh Baginda s.a.w. Ada pula yang berpendapat tidak dapat ditambah sebagaimana firman Allah s.w.t.(Yang berbunyi): "Idza jaa'a ajalluhum la yasta khiruna sa'atan wala yastakdimun." (Yang bermaksud): "Jika telah tiba ajal mereka maka tidak dapat diunsirkan (ditunda) sesaat dan tidak dapat dimajukan." Tetapi erti bertambah umur iaitu dicatat terus pahalanya sesudah matinya, maka tercatatnya pahala sesudah mati itu sama dengan bertambah umur."

Said meriwayatkan dari Qatadah berkata Baginda s.a.w. bersabda: "Bertakwa kamu kepada Allah s.w.t. dan menghubungi keluargamu sebab yang sedemikian itu baik untukmu diakhirat dan lebih tetap bagimu didunia." Ada keretangan: "Jika kau mempunyai kerabat lalu tidak pergi kepadanya dengan kakimu dan tidak kau bantu dengan hartamu bereti telah kau putus hubungannya."

Di dalam Shuhuf ada tersebut: "Hai anak Adam, hubungilah kerabatmu dengan membantunya dengan hartamu dan jika kau bakhil dengan hartamu atau sedikit hartamu maka berjalan kepadanya dengan kakimu." Baginda s.a.w. bersabda: "Hubungilah kerabatmu walau hanya dengan memberi salam kepadanya."

Maimun bin Mahran berkata: "Tiga macam yang tidak dibezakan simuslim dengan kafir iaitu:

* Siapa yang berjanji kepadanya maka harus ditepati baik kepada muslim atau kafir
* Dan kepada keluargamu harus kau hubungi baik ia muslim atau kafir
* dan siapa memberi amanat kepadamu harus kau kembalikan kepadanya baik ia muslim atau kafir

Ka'bul- Ahbaar berkata: "Demi Allah yang membelah laut untuk Musa a.s. dan Bani Israil, tertulis didalam kitab Taurat: "Takutlah kepada Tuhanmu dan berbaktilah kepada ibu bapamu dan sambunglah hubungan kerabatmu, nescaya Aku tambah umurmu dan Aku mudahkan kekayaanmu, dan Aku jauhkan kesukaranmu."

Dan Allah s.w.t. menyuruh bersilaturrahim dalam beberapa ayat al-Quran yang berbunyi: "Wattaqu Allahal ladzi tasa'aluna bihi wal arham. (Yang bermaksud): "Dan takutlah kamu pada Allah yang dalam semua hajatmu kamu minta padaNya dan jagalah hubungan kerabatmu. Dan jangan kamu putuskan hubungan dengan mereka." Ayat yang lain pula berbunyi: "Wa ati dzai qurba haqqahu." (Yang bermaksud): "Laksanakan kewajipanmu terhadap kerabat." Didalam ayat yang lain pula berbunyi: "Inna Allaha ya'muru bil adli ihsani wa ieta'i dzil qurba." (Yang bermaksud): "Sungguh Allah menyuruh kamu berlaku adil (beriman kepada Allah s.w.t.) dan berlaku baik terhadap sesama makhluk dan menyambung hubungan kerabat." Ayat yang lain pula berbunyi: Wa yanha anil fah sya'i walmunkari wal bagh yi." (Yang bermaksud): "Dan melarang perbuatan-perbuatan dosa (yang keji) dan mungkar dan penganiayaan." Ayat yang lain pula berbunyi: "Ya'idhukum la'allakum tadzakkarun." (Yang bermaksud): "Allah menasihatkan padamu supaya kamu sedar."

Usman bin Madh'uun r.a. berkata "Baginda s.a.w. sebagai sahabat karib kepadaku, kerana itu pertama aku masuk Islam hanya kerana malu kepadanya sebab ia selalu menganjurkan kepadaku supaya masuk Islam, maka aku masuk Islam tetapi hatiku belum mantap kepada Islam. Tiba-tiba pada suatu hari saya duduk dengannya, tiba-tiba ia mengaibkan aku seolah-olah ia berbicara dengan orang yang disampingnya, kemudian ia menghadap kembali kepadaku sambil bersabda: "Malaikat Jibril telah datang kepadaku membawa ayat (Yang berbunyi): "Innallah ya'muru bil'adili wal insani wa ita'i dzil qurba." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil (beriman kepada Allah s.w.t) dan berbuat baik dan mengertikan kewajipan terhadap kerabat.", maka saya merasa sangat gembira dan mulai meresap iman dalam dadaku, maka aku bangun pergi kepada Abu Thalib dan saya berutahu bahawa saya tadi duduk dengan anak saudaranya, tiba-tiba ia dituruni ayat tersebut. Abi Thalib berkata: "Ikutlah Muhammad, nescaya kamu untung dan terpimpin, demi Allah anak saudaraku itu hanya menganjurkan kepada akhlak dan budi yang baik, jika ia benar atau dusta, maka ia tidak mengajak kamu kecuali kepada kebaikan." Ketika Baginda s.a.w. mendengar suara Abu Thalib sedemikian maka ia ingin kalau-kalau ia masuk Islam, maka diajaknya masuk Islam tetapi Abu Thalib menolak, maka turunlah ayat yang berbunyi: "Innaka la tahdi man ahbabta wala kinnallaha yahdi man yasya'u." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya engkau tidak dapat memberi hidayah kepada siapa yang kamu sayangi tetapi Allah memberi hidayah pada siapa yang Dia kehendaki."

Dan dalam yang berbunyi: "Fahal asaitum in tawallaitum an tufsidu fil ardhi wa tuqath thi'uu arhamaakum. Ulaikalladzina la 'anahumullahu fa ashammahun wa a'ma absharahum." (Yang bermaksud): "Apakah ada kemungkinan jika kamu telah menjadi wali (pemimpin) diatas bumi ini lalu kamu merosak dan memutuskan hubungan kerabat. Mereka yang berbuat demikian itu, orang-orang yang dikutuk oleh Allah sehingga dipekakkan telinga mereka dan dibutakan mata mereka." (Surah Muhammad ayat 22-23)

Allah s.w.t. telah berfirman kepada rahim: "Akulah Arrahman dan engkau rahim, Aku akan memutuskan rahmatKu terhadap orang yang memutuskan hubungan dan Aku akan menyambungkan rahmatKu kepada orang yang menghubungimu."

Rahim itu bergantung dengan arsy berdoa siang malam: "Ya Robbi, sambunglah hubungan orang yang menghubungiku dan outuskan hubungan orang yang memutuskan hubungan dengan aku."

Alhasan Albashri berkata: "Jika manusia telah telah menonjolkan ilmunya dan mengabaikan amal perbuatannya dan kasih sayang hanya dengan lidah, sedangkan dalam hati mereka penuh rasa benci dan memutuskan hubungan kekeluargaan, maka mereka akan terkutuk (dilaknat) oleh Allah s.w.t. maka dipekakkan dan dibutakan mata hati mereka."

Abul-laits meriwayatkan dengan sandanya dari Yahya bin Salim berkata: "Dahulu di Mekkah ini ada orang berasal dari Khurasan, seorang soleh dan orang-orang biasa menitipkan segala harta mereka kepadanya. Maka ada seorang menitipkan kepadanya wang sebanyak sepuluh ribu dinar, lalu ia pergi untuk kepentingannya, kemudian orang itu kembali ke Mekkah sedang orang yang dititipi itu telah mati, maka ia bertanya kepada keluarga dan anak-anaknya tentang harta titipannya itu. Dijawab: "Kami tidak mengetahui apa-apa seba dia tidak memberitahu apa-apa kepada kami." Lalu orang itu bertanya kepada ulama-ulama Fuqaha' yang banayk sekali diMekkah. "Saya titip kepada ...(Fulan) sepuluh ribu dinar dan kini orang itu telah mati dan saya bertanya kepada keluarga dan anak-anaknya, mereka menjawab tidak mengetahui hal keadaan ini, maka bagaimanakah pendapatmu?" Jawab para ulama yang ditanya itu: "Kami mengharap semoga orang itu min ahlil jannah, nanti malam jika lewat tengah malam, maka pergilah engkau kezamzam dan panggillah namanya didalam perigi zamzam itu dan katakan: "Ya Fulan bin Fulan, saya yang titip kepadamu dahulu itu."

Maka dilaksanakan nasihat itu dan dipanggil nama orang itu sampai tiga kali, tetapi tidak ada jawapan. Maka ia kembali kepada para ulama yang memberitahu kepadanya. Mereka berkata: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, kami khuatir kalau-kalau kawan mu itu ahli neraka, sekarang kau pergi keYaman dan pergi keBirhut, disana ada perigi, jika lewat tengah malam kau panggil: "Ya Fulan bin Fulan, saya yang titip wang kepadamu dahulu itu." dan ketika ia memanggil sekali sahaja telah mendapat jawapan. Lalu ditanya: "Kasihan kau, mengapakah kau disini, padahal dahulu kau orang yang baik?" Jawabnya: "Saya mempunyai keluarga diKhurasan, maka saya putuskan hubungan dengan mereka sehingga mati, maka Allah s.w.t. menuntut aku dengan ini dan menempatkan diriku disini, adapun hartamu masih tetap ada dan saya tidak mempercayakan harta kepada sesiapapun walau terhadap anak-anak saya, harta itu saya tanam dirumah, maka kau minta izin kepada anakku untuk masuk rumahku, kemudian kau masuk dan galilah ditempat yang saya tunjuk itu, nescaya kau akan mendapat hartamu masih cukup." Maka segera ia kembali dan minta izin kepada anak-anaknya untuk menggali tempat yang ditunjuk itu, maka benar bahawa hartanya masih utuh semuanya.

Abul Laits berkata: "Jika seorang itu dekat dengan kerabatnya maka hubungan kerabat itu berupa hidayah-hidayah dan ziyarah, jika tidak dapat membantu dengan harta, maka cukup dengan tenaga, jika jauh maka hubunginya dengan surat menyurat dan jika dapat mendatangi maka itu lebih utama. Ketahuilah bahawa silaturrahim itu mengandungi sepuluh keuntungan iaitu:

* Mendapat keridhoan Allah s.w.t. sebab Allah s.w.t. menyuruh silaturrahim
* Menggembirakan mereka kerana ada hadis yang mengatakan bahawa seutama-utama amal ialah menyenangkan orang mikmin
* Kegembiraan malaikat kerana malaikat senang dengan silaturrahim
* Mendapat pujian kaum muslimin
* Menjengkelkan iblis laknatullah
* Menambah umur
* Menjadi berkat rezekinya
* Menyenangkan orang-orang yang telah mati kerana ayah dan nenek-nenek itu senang jika anak cucunya bersilaturrahim
* Memupuk rasa cinta dikalangan kekeluargaan sehingga suka membantu bila memerlukan bantuan mereka
* Bertambahnya pahala jika ia mati sebab selalu diingati kepadanya jika telah mati dan mendoakan kerana kebaikannya

Anas r.a berkata: "Tiga macam orang yang akan berada dibawah naungan Allah s.w.t. pada hari kiamat iaitu:

* Orang yang menyambung hubungan kekeluargaan diberkati umurnya dan dilapangkan kuburnya dan rezekinya
* Wanita yang ditinggal mati oleh suaminya dan ditinggali anak-anak yatim lalu dipeliharanya sehingga kaya mereka atau mati
* Orang yang membuat makanan lalu mengundang anak-anak yatim dan orang-orang miskin

Al-Hasan berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dua langkah manusia yang disukai Allah s.w.t. ialah:

* Langkah menuju sembahyang fardhu dan
* Langkah menuju silaturrahim kepada kerabat yang mahram

Lima macam siapa yang melaziminya bertambah hasanatnya bagaikan bukit yang besar dan dilapangkan rezekinya iaitu:

* Siapa yang selalu sedekah sedikit atau banyak
* Orang yang menghubungi kerabat
* Orang yang selalu berjuang untuk menegakkan agama Allah s.w.t.
* Orang yang selalu berwuduk dan tidak memboros penggunaan air
* Orang yang tetap taat kepada kedua ibu bapanya

Keadaan Manusia yang Berdosa di Padang Masyar

BERWAJAH KERA
Suka menabur fitnah sesama manusia

BERWAJAH KHINZIR (babi)
Suka memberi & menerima rasuah

BUTA KEDUA BELAH MATA
Hakim yang zalim ketika menjatuhi hukuman

PEKAK DAN BISU
Suka menunjuk-nunjuk amal ibadat & kebajikan yang dilakukan kepada orang lain.

TUBUH YANG MENGALIR NANAH & DARAH YANG AMAT BUSUK SERTA MENIKAM LIDAHNYA BERULANG KALI
Golongan yang berilmu & mengajar orang lain tetapi perbuatannya sendiri tidak sama dengan apa yang dikatakannya.

BADANNYA LUKA SEPERTI DIHIRIS
Menjadi saksi tetapi berbohong terhadap kebenaran

BERJALAN TERHOYONG-HAYANG SEPERTI CACAT
Orang yang kedekut membelanjakan sedikit hartanya untuk kebajikan

BERJALAN SEPERTI MABUK
Orang yang suka bercerita hal-hal dunia didalam masjid

RUPA BADANNYA SEPERTI KHINZIR
Suka makan riba - orang yang digelar along @ ceti

TIDAK BERTANGAN & TIDAK BERKAKI
Suka menyakiti @ menyusahkan jiran sekeliling

WAJAH & BADANNYA SEAKAN KHINZIR
Suka mempermudahkan solat & lalai dalam solatnya hingga sering terlupa rukun

PERUTNYA DIPENUHI ULAR & KALAJENGKING YANG SERING MENYENGAT-NYENGAT
Tidak mahu mengeluarkan zakat terhadap dirinya, pendapatannya, terhadap perniagaan & lain-lain zakat

BADANNYA SANGAT BUSUK SEPERTI BAU BANGKAI
Melakukan maksiat secara sembunyi-sembunyi

TIDAK BERLIDAH & DARAH YANG BUSUK MENGALIR DARI MULUT
Malas dan jarang mengucap dua kalimah syahadah

BERJALAN KAKI KEATAS & KEPALA KEBAWAH, DARAH DAN NANAH SENTIASA MENGALIR DARI KEMALUAN
Suka melakukan zina

MUKA HITAM & PERUTNYA DIPENUHI API
Suka makan harta anak yatim

KULIT DIPENUHI SOPAK & KUDIS
Orang yang menderhaka kepada kedua orang tuanya

GIGINYA SEPERTI TANDUK LEMBU LIDAH TERJELIR HINGGA KEPERUT, NAJIS & AIR KENCINGNYA SENTIASA MENGALIR KELUAR DARI KEMALUAN
Orang yang suka minum arak @ segala jenis benda yang menghayalkan seperti dadah dan lain-lain.

Manfaat ajaran Nabi tangani Islamfobia

DALAM sejarah Islam, Islamfobia bermula sejak agama itu disebarkan secara terbuka pada awal tahun ketiga kenabian, Muhammad SAW selepas Baginda menerima wahyu bermaksud: “Oleh itu, sampaikanlah secara berterus terang apa yang diperintahkan kepadamu (wahai Muhammad), dan janganlah engkau hiraukan bantahan dan tentangan kaum kafir musyrik itu,” (Surah al-Hijr: 94) dan “Dan berilah peringatan serta amaran kepada kaum kerabatmu yang dekat.” (Surah al-Syu’ara: 214)

Sejurus menerima wahyu di atas, Baginda terus melaksanakannya dan memaklumkan kepada orang Quraisy bahawa maksudnya: “Dan katakanlah, sesungguhnya aku ini adalah seorang Rasul pemberi amaran dengan bukti-bukti yang nyata (berhubung turunnya azab ke atas orang yang ingkar).” (Surah al-Hijr: 89)

Bermula dari situlah roda sejarah Islamfobia dalam sejarah Islam yang dibawa Muhammad SAW berputar di mana sebelum itu yakni seruan kepada Islam secara senyap-senyap tidak pernah dihiraukan oleh penduduk Makkah. Kecaman yang melambangkan Islamfobia dilaungkan oleh bapa saudara Baginda sendiri iaitu Abu Lahab sehingga namanya dijadikan ristaan zaman yang berkekalan dalam al-Quran. (Surah al-Masad). Sememangnya, Islamfobia membawa kepada kebinasaan seperti disebutkan dalam ayat pertamanya bermaksud:
“Binasalah kedua-dua tangan Abu Lahab, dan binasalah dia bersama.”

Tafsir pimpinan ar-Rahman menjelaskan bahawa ayat ini dengan katanya: “Ayat ini dan ayat-ayat yang berikutnya, memberi pengajaran kepada sesiapa yang memusuhi apa yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW kerana menurut hawa nafsunya dan mengutamakan kepercayaan, adat istiadat dan perbuatan-perbuatan (yang salah) yang biasa dilakukan turun-temurun; dan juga kerana terpedaya dengan harta benda dan kuat kuasa serta pengaruh yang ada padanya, padahal semuanya itu tidak akan memberikan sebarang faedah kepadanya pada hari akhirat bahkan ia akan menerima azab neraka.”

Penulis sengaja mengulangi kenyataan “dalam sejarah Islam yang dibawa oleh junjungan kita, Muhammad SAW” berkenaan dengan Islamfobia kerana dari sudut sejarah kerasulan sebenarnya Islamfobia sudah wujud sejak awal pengutusan nabi dan rasul bukan hanya bermula pada zaman moden ini. Dan Islam adalah satu-satunya agama Allah seperti disebutkan dalam Surah Ali ’Imran ayat 19 maksudnya: “Sesungguhnya agama (yang benar dan diredai) di sisi Allah ialah Islam.”

Dalam catatan sejarah yang paling sahih sumbernya yakni kitab suci al-Quran al-Karim, kisah Islamfobia dapat kita baca dalam kisah Nabi Nuh AS. Ketika itu manusia sudah terpesong daripada agama Islam yang diturunkan bersama Adam AS dan ditegaskan oleh Nabi Syits AS. Mereka sudah menyembah orang salih mereka yang dijadikan berhala ketika Nuh berseru maksudnya: “Dia pun menyeru mereka dengan berkata: “Wahai kaumku!
Sesungguhnya aku ini diutus kepada kamu sebagai pemberi ingatan dan amaran yang nyata.” (Surah Nuh: 2) Seruan yang sama dengan seruan junjungan kita di atas.

Kemudian, seruan Nuh ini dijawab kaumnya dengan berkata maksudnya: “Dan (ketua-ketua) mereka (menghasut dengan) berkata: “Jangan kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu, terutama (penyembahan) Wadd, Suwa’, Yaghuth dan Ya’uq serta Nasr.” (Surah Nuh: 23)

Malah, andainya kita menelusuri sejarah awal penciptaan manusia maka kita akan mendapati bahawa Islmfobia sudah wujud dalam kisah yang ditulis Ibn al-Qayyim: “Hendaklah anda tahu bahawa iblis yang sungguh berdaya upaya untuk membelit manusia, dosanya yang pertama sekali ialah kekeliruannya terhadap perintah (Allah), sehingga ia membelakangkan perintah yang sudah jelas menyuruhnya bersujud (kepada Adam),
lalu ia mula membandingkan dalam hal asal kejadiannya dengan manusia, lalu dia berkata: "Engkau (Tuhan) menjadikan aku daripada api dan Engkau menjadikan dia
(Adam) daripada tanah.” (Surah Shad: 76)

Tidak cukup dengan itu, iblis mengulangi lagi keingkarannya terhadap Tuhan Maharaja yang bijaksana dengan berkata: “Apakah Engkau tiada melihat orang yang Engkau muliakannya atas diriku?!" (Surah al-Isra': 62)

Maksudnya, kenapa Engkau, wahai Tuhan, melebihkan dia daripada diriku? Tegasnya bantahan syaitan itu adalah seperti protes untuk menunjukkan bahawa apa yang
dibuat oleh Allah itu tidak bijaksana, sebab itu syaitan berani mengatakan pula: "Aku (kata syaitan) adalah lebih utama daripadanya (Adam)." (Surah Shad: 76)

Kemudian syaitan enggan menurut perintah Allah supaya bersujud, maka pada hakikatnya dia menghinakan dirinya sendiri yang kononnya dia mahu dimuliakan, iaitu dengan mendapat laknat dan janji akan disiksa secara abadi di dalam api neraka.

Ketakutan tidak munasabah, tidak masuk akal atau ‘irrational fear’ sebagai erti daripada ‘phobia’ dalam bahasa Inggeris melekat pada kata Islam sehingga menjadi ’Islamfobia’ dan mempunyai konotasi orang bukan Islam dalam ketakutan yang tidak masuk akal terhadap agama suci, Islam. Sebaliknya, fobia juga melekat pada kata ‘West’ sehingga menjadi ‘Westfobia’ ketika dirujuk kepada ‘militan Islam’ atau ‘puak
pelampau Islam’ yang akhirnya dengan perbuatan mereka yang tidak masuk akal dalam menghadapi Barat mencemarkan imej Islam yang damai.

Jika nabi mendapat petunjuk langsung dari Allah SWT dalam menghadapi Islamfobia daripada umat mereka, kita sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW diwajibkan mengikut
dan melaksanakan ajarannya dalam menghadapi Islamfobia umat lain. Satu daripadanya adalah seperti yang diputuskan dalam Deklarasi Makkah 2005 yang menyentuh masalah Islamfobia yang dihadapi umat Islam masa kini sehingga kita seolah-olah menjadi makhluk asing dalam percaturan umat manusia moden. Kita selalu menjadi pihak yang kena tuduh dalam semua perkara buruk yang menimpa komuniti masyarakat antarabangsa.

Kejadian 9/11, bom di London bahkan jika ada (maaf) anjing dan babi yang mati terbunuh pun umat Islam akan menjadi suspek. Begitulah keadaan umat Islam sekarang
pada mata dunia sebagai natijah daripada propaganda ‘ketua-ketua’ Islamfobia yang memiliki kuasa kawalan terhadap semua alat komunikasi, ketenteraan dan kewangan.

Islamfobia menjangkiti masyarakat Barat dan semakin membabi buta akhir-akhir ini kerana adanya jangkaan bahawa pada 2020 dunia akan dikuasai lagi oleh Islam menerusi kebangkitannya semula. Akhbar USA Today terbitan 13 Februari 2005 ada membuat liputan
berkenaan dengan analisis perisikan 15 negara yang bergabung dalam National Intelligence Council (NIC) yang berpusat di Pejabat Central Intelligence Agency
(CIA) di Langley Virginia, Amerika Syarikat.

Dalam liputannya bertajuk Mapping the Global Future, Pengarah NIC, Robert Hutchings mengungkapkan mengenai masa depan dunia. Disebutkannya pada 2020 akan bangkit kembali Kekhalifahan Islam (Islamic Caliphate) baru yakni sebuah Kerajaan Islam yang mampu memberi cabaran terhadap norma-norma dan nilai-nilai Barat.

Baru-baru ini, kita dihebohkan dengan tindakan tidak waras seorang calon presiden Parti Republikan dari Colorado, Tom Tancredo yang berkata cara terbaik menghalang serangan nuklear pengganas ke atas Amerika ialah dengan mengancam untuk mengebom dua bandar raya suci umat Islam, Makkah dan Madinah. Bukankah ini petanda Islamfobia?

Di Itali ada seorang senator yang mencadangkan mengadakan ‘Pig Day’ atau Hari Babi di seluruh negara itu demi mencabar umat Islam yang mengharamkan makan daging babi. Bukankah ini juga Islamfobia?

Di Sweden pula, kartun yang menghina Nabi SAW disiarkan lagi dua minggu lalu dalam sebuah akhbar tempatan negara itu yang mengundang kemarahan umat Islam di sana. Perlu dicatat di sini bahawa seorang penulis Sweden, Karlsson dalam bukunya bertajuk Europe
and The Turk menulis “Tiada yang boleh menghalang seorang Muslim menjadi rakyat Sweden yang baik seperti penganut Kristian atau Yahudi lainnya. Malah, masjid akan menjadi sebahagian bangunan biasa di bandar Sweden seperti yang berlaku di Istanbul, Aleppo, Damsyik, Mosul atau Kaherah.” bukankah tindakan akhbar berkenaan petanda Islamfobia?

Malangnya, bukan saja Barat dijangkiti Islamfobia bahkan sesetengah negara Islam pun mengalami penyakit mental ini. Turki, sebagai contoh, menjadi negara sekular sejak terhapusnya sistem Khilafah Islam oleh Mustafa Kamal Ataturk pada 3 Mac 1924. Sejak itu, sebarang perkara keIslaman selalu ditentang oleh ‘ketua-ketua’ mereka sampai tudung pun diharamkan di universititi awam tempatan. Bukankah ini petanda Islamfobia?

Bagaimanapun, di Turki Islamfobia mungkin akan dihakis sedikit demi sedikit jika tidak ada rintangan yang mengancam kelahirannya. Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan menyuarakan hasrat menarik balik pengharaman pemakaian tudung di universiti di negara yang majoriti penduduknya beragama Islam. Menurut beliau "Hak wanita
mendapat pendidikan tidak seharusnya disekat hanya kerana ketrampilan mereka. Perkara itu tidak pernah wujud di kalangan masyarakat Barat, tetapi keadaan sebaliknya di sini. Sehubungan itu, saya percaya ia menjadi tanggungjawab utama ahli politik menyelesaikan masalah itu."

Agar proses penyembuhan Islamfobia berhasil dengan cemerlang seperti yang dibuktikan Nabi Muhammad SAW, maka mahu tidak mahu kita juga mesti menggunakan metod yang diterapkan Baginda iaitu sebuah ayat al-Quran yang bermaksud: “Serulah ke jalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmat kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, dan berbahaslah dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik; sesungguhnya Tuhanmu Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang yang sesat daripada jalan-Nya, dan Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang yang mendapat
hidayah dan petunjuk.” (Surah al-Nahl: 125)

Oleh: Abdur Rahman Haqqi

Kedashyatan dan Kengerian Hari Kiamat

Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Aisyah r.a. berkata: "Saya tanya kepada Rasullullah s.a.w., Apakah yang cinta itu ingat pada kekasihnya pada hari kiamat?" Jawab Rasullullah s.a.w.: "Adapun ditiga tempat (masa) maka tidak ingat iaitu ketika ditimbang amal sehingga diketahui apakah ringan atau berat, ketika menerima lembaran catatan amal (suhuf) sehingga ia terima imma dari kanan atau dari kiri dan ketika keluar dari neraka ular naga lalu mengepung mereka dan berkata "Aku diserahi tiga macam: Orang mempersekutukan Allah s.w.t. dengan lain Tuhan, dan orang yang kejam, penentang, zalim dan orang yang tidak percaya pada hari kiamat (hisab), maka diringkus semua orang-orang yang tersebut itu lalu dilemparkan semuanya dalam neraka jahannam, dan diatas neraka jahannam itu ada jambatan yang lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang, sedang dikanan kirinya bantolan dan duri-duri, sedang orang-orang yang berjalan diatasnya ada yang bagaikan kilat, dan bagaikan angin kencang, maka ada yang selamat, dan ada yang luka terkena bantolan duri, dan ada yang terjerumus muka kedalam neraka."

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasullullah s.a.w. bersabda: "Diantara dua kali tiupan sangkakala itu jarak empat puluh tahun (Tiupan untuk mematikan dan membangkitkan semula). Kemudian Allah s.w.t. menurunkan hujan air bagaikan mani orang lelaki, maka timbullah orang-orang mati bagaikan timbulnya tanaman (sayur-sayuran)."

Abul-Laits juga telah meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasullullah s.a.w. bersabda: "Ketika Allah s.w.t. telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah s.w.t. menjadikan sangkakala dan diserahkan kepada Malaikat Israfil, maka ia meletakkannya dimulutnya melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintahkan." Saya bertanya: "Ya Rasullullah, apakah shur (sangkakala) itu?" Jawab Rasullullah s.a.w.: "Bagaikan tanduk dari cahaya." Saya bertanya lagi: "Bagaimana besarnya?" Rasullullah s.a.w. menjawab: "Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutuskanku sebagai Nabi s.a.w. besar bulatannya itu seluas langit dengan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali iaitu pertama Nafkhatul faza' (untuk menakutkan), Nafkhatus sa'aq (untuk mematikan) dan Nafkhatul ba'ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan)."

Dalam riwayat Ka'ab hanya dua kali tiupan, iaitu mematikan dan membangkitkan. Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wa yauma yunfakhu fafazi'a man fissamawati waman fil ardhi illa man sya Allah (Yang bermaksud) Dan pada hari ditiup sangkakala maka terkejut takut semua yang dilangit dan yang dibumi, kecuali yang dikehendaki oleh Allah. (Surah Annamel : 87)

Dan pada saat itu tergoncangnya bumi, dan manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya dan yang meneteki lupa terhadap bayinya, dan anak-anak segera beruban dan syaitan-syaitan laknatullah berlarian. Maka keadaan itu berlaku beberapa lama kemudian Allah s.w.t. menyuruh Israfil meniup sangkakala kedua.

Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wa nufikhafishshuri fasha'iqa man fissamawati waman fil ardhi illa man sya Allah. Tsumma nufikha fihi ukhra fa idza hum qiyamun yandhurun. (Yang bermaksud) Dan ketika ditiup sangkakala maka matilah semua yang dilangit dan bumi kecuali yang dikehendaki Allah, kemudian ditiup lagi, tiba-tiba mereka bangun dan melihat. (Surah Azzumar : 68)

Mereka yang dikecualikan itu ialah roh orang-orang yang mati syahid, Jibrail, Mika'il, Israfil dan Hamalatul arsyi serta Malaikatmaut, sehingga ketika ditanya oleh Allah s.w.t: "Siapakah yang masih tinggal dari makhlukKu?" Padahal Allah s.w.t. lebih mengetahui. Jawab Malaikatmaut: "Ya Tuhan, Engkau yang hidup, yang tidak mati, tinggal malaikat Jibril, Mika'il, Israfil, Hamalatul arsyi dan aku." Maka Allah s.w.t. menyuruh Malaikatmaut mencabut roh mereka.

Riwayat Muhammad bin Ka'ab dari seorang dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Kemudian Allah s.w.t. berfirman: "Harus mati Jibril, Mika'il, Israfil dan juga Hamalatul arsyi." Kemudian Allah s.w.t. bertanya: "Hai Malaikulmaut, siapakah yang masih tinggal dari makhlukKu?" Jawab Malaikulmaut: "Engkau Dzat yang hidup yang tidak akan mati, tinggal hambamu yang lemah, Malikulmaut." Firman Allah s.w.t.: " Hai Malaikulmaut, tidakkah kau mendengar firmanKu: "kullu nafsin dza'iqatul maut. (Yang bererti) Tiap makhlukKu, Aku jadikan engkau untuk tugasmu itu, dan kini matilah engkau." Maka matilah Malaikulmaut diperintah mencabut nyawanya sendiri, maka ia sendiri, tiba-tiba ia menjerit, yang andaikata waktu itu makhluk lain masih hidup nescaya mereka semua akan mati kerana jeritan Malaikulmaut itu, lalu ia berkata: "Andaikan saya mengetahui bahawa pencabutan roh itu seberat ini nescaya aku akan lebih lunak ketika mencabut roh-roh orang mukmin." Kemudian matilah Malaikulmaut dan tiada tinggal satupun dari makhluk Allah s.w.t. Kemudian Allah s.w.t. berfirman kepada dunia yang rendah ini: "Dimanakah raja-raja dan putera-putera raja, dimanakah raksasa-raksasa dan putera-putera raksasa yang makan rezekiKu tetapi menyembah lainKu." Kemudian Allah s.w.t. berfirman: "Limanil mulkil yaum? Lillahilwahidil qahhar." (Yang bermaksud) Siapakah yang mempunyai hak milik pada hari ini?. Pertanyaan ini tidak ada yang menjawab, maka Allah s.w.t. sendiri menjawab: "hanya bagi Allah yang tunggal dan memaksa segala sesuatu."

Kemudian Allah s.w.t. menyuruh langit menurunkan hujan bagaikan air mani lelaki selama empat puluh hari, sehingga air telah mengenang diatas segala sesuatu setinggi hasta, maka Allah s.w.t. menumbuhkan makhluk bagaikan tumbuhnya sayur-sayuran sehingga sempurna kerangka badannya sebagaimana semula dahulu, kemudian Allah s.w.t. menyuruh (berseru): "Hiduplah hai Israfil dan Hamalatularsyi." Maka hiduplah mereka. Lalu Allah s.w.t. menyuruh Israfil meletakkan sangkakala dimulutnya, lalu Allah s.w.t. menyuruh Israfil meniupnya untuk membangkitkan, maka keluarlah roh-roh bagaikan lebah telah memenuhi angkasa antara langit dan bumi, lalu masuklah roh itu kedalam jasad didalam hidung, maka bumi mengeluarkan mereka.

Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Saya pertama orang yang keluar dari bumi." Dalam lain hadis: "Sesungguhnya Allah s.w.t. jika telah jika telah menghidupkan Malaikat Jibrail, Mika'il, Israfil, maka mereka pergi kekubur Nabi Muhammad s.a.w. membawa buraq dan perhiasan-perhiasan syurga, maka terbuka bumi untuk Baginda Rasulullah s.a.w. dan ketika melihat Jibril segera bertanya: "Ya Jibril, bagaimana ummatku? (Apakah yang diperbuat oleh Allah s.w.t. terhadap ummatku?) Jawab Jibril: "Terimalah khabar gembira, kerana kau pertama yang kuluar dari bumi." Kemudian Allah s.w.t. menyuruh Israfil meniup sangkakala, tiba-tiba serentak mereka bangkit melihat keadaan.

Abu Hurairah r.a meriwayatkan: "Maka keluarlah mereka dari kubur mereka dalam keadaan telanjang bulat, menuju kepada Tuhan mereka , kemudian berhenti disuatu tempat selama 70 tahun, Allah s.w.t. membiarkan mereka, tidak melihat atau memutuskan keadaan mereka, mereka menangis sehingga habis air mat, dan mengeluarkan darah dan peluh sehingga banjir sampai kemulut, kemusian mereka dipanggil ke Mahsyar, mereka keburu-buruan menuju panggilan itu, maka apabila telah berkumpul semua makhluk, jin, manusia dan lain-lainnya, tiba-tiba terdengar suara yang keras dari langit, maka terbuka langit dunia dan turun daripadanya sepenuh penduduk bumi dari para Malaikat, dan mereka langsung berbaris, lalu bertanya: "Apakah ada diantara kamu yang membawa perintah Tuhan untuk hidab?" Dijawab: "Tidak ada." Kemudian turun ahli langit kedua dan berbaris pula, kemudian turun prnduduk langit ketiga, dan seterusnya sampai langit ketujuh, masing-masing berlipat dari yang sebelumnya dan semua Malaikat itu melindungi penduduk bumi."

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Sesungguhnya Allah s.w.t. akan menyuruh langit dunia maka terbelah dan mengeluarkan semua Malaikat yang ada didalamnya, maka turun semuanya dan mengepung bumi dengan apa yang ada dibumi, kemudian langit kedua dengan isinya, kemudian yang ketiga dengan isinya, kemudian keempat dengan isinya, kemudian kelima dengan isinya, kemudian keenam dengan isinya sehinggalah merupakan tujuh barisan Malaikat, setengahnya dikepung oleh setangahnya, sehingga penduduk jika pergi kemana sahaja mereka mendapati tujuh berisan Malaikat itu seperti mana firman Allah s.w.t.: "Ya ma'syaral jinni wal insi inis tatha' tum an tanfudzu min aqtharissamawati wal ardhi fan fudzu la tanfudzuna illa bisulthan." (Yang bermaksud) "Hai para jin dan manusia jika kamu dapat menembus langit dan bumi, maka silakan menembusnya. Dan kamu tidak akan menembusnya kecuali dengan kekuatan."

Firman Allah s.w.t. lagi: "Wayauma tasyaqqaqussama'u bil ghomami wanuzzilal malaikatu tanzila." (Yang bermaksud) "Dan pada hari terbelahnya langit dengan awan, dan diturunkan para Malaikat dengan seketika."

Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: Allah s.w.t. telah berfirman: "Hai para jin dan manusia, aku nasihatkan kepadamu, sesungguhnya yang tercatat dalam lebaran hanya amalmu sendiri, kerana itu siapa yang mendapatkan didalamnya kebaikan, hendaklah mengusapkan : Alhamdulillah dan siapa yang mendapat lain dari itu, maka jangan menyalahkan yang lain kecuali dirinya sendiri. Kemudian Allah menyuruh jahannam, maka keluar daripadanya binatang yang panjang mengkilat gelap lalu berkata-kata. Maka Allah berfirman: "Alam a'had ilaikum ya bani Adama alla ta'budusy syaithana innahu lakum aduwwun mubin. Wa ani'buduni hadza shiraatum mustaqim. Walaqad a adholla minkum jibilla katsiera afalam takuni ta'qilun. Hadzihi jahannamullati kuntum tu'aduun. Ish lauhal yauma bima kuntum takfurun. (Yang bermaksud) Tidak Aku telah berpesan kepadamu: Jangan menyembah syaitan, sesungguhnya ia musuhmu yang nyata-nyata. Dan sembahlah Aku. Inilah jalan yang lurus. Dan ia telah menyesatkan ummat-ummat yang banyak dari kamu. Apakah kamu tidak berakal (berfikir) dan menyedarinya. Inilah neraka jahannam yang telah diancamkan (Peringatan) kepadamu. Masuklah kamu kini, oleh sebab kekafiranmu."

Maka pada saat itu bertekuk lutut tiap-tiap ummat, sebagaimana firman Allah s.w.t.: "Wa tara kulla ummatin jatsiyatan kullu ummatin tud'a ila kitabiha." (Yang bermaksud) Disini kamu melihat tiap-tiap ummat (orang) bertekuk lutut, tiap ummat dipanggil untuk menerima suratan amalnya." Lalu Allah s.w.t. memutuskan pada semua makhlukNya. Dan antara binatang-binatang buas atau ternak, sehingga kambing-kambing yang tidak bertanduk diberi hak membalas kambing yang bertanduk, kemudian diperintahkan menjadi tanah semua binatang-binatang itu. Dan disaat itu orang kafir berkata: "Aduh sekiranya aku menjadi tanah." Kemudian Allah s.w.t. memutuskan antara semua hambaNya.

Nafi' dari Ibn Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Manusia akan dibangkitkan kembali kepada Tuhan pada hari kiamat, sebagaimana keadaan mereka ketika dilahirkan dari perut ibunya telanjang bulat. Siti Aisyah berkata: "Laki perempuan berkumpul ya Rasullullah? Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Ya." Siti Aisyah berkata: "Alangkah malunya, kemaluanku dapat dilihat setengah pada setengahnya." Nabi Muhammad s.a.w. sambil memukul bahu Aisyah bersabda: "Hai puteri dari putera Abu Quhafah, kesibukan orang-orang pada saat itu tidak memungkinkan akan melihat itu, orang-orang pada mengarahkan pandangan kelangit, berdiri selama empat puluh tahun tidak makan, tidak minum, ada yang berpeluh sampai tumit, sampai betis, sampai perut dan ada sampai mulut, kerana lamanya berhenti, kemudian berdiri para Malaikat mengelilingi arsy, lalu Allah s.w.t. menyuruh menyeruan nama fulan bin fulan, maka semua yang hadir melihat-lihat orangnya, lalu keluar prang itu untuk menghadapi Tuhan Rabbul A'alamin. Dan bila telah melihat Rabbul A'alamin dipanggil orang-orang yang pernah dianiaya oleh orang itu untuk diberikan dari hasanat kebaikannya kepada orang-orang yang teraniaya itu, kerana pada saat itu tidak ada pembayaran dengan mas, perak (dinar, dirham), maka orang-orang selalu menagih sehingga habis hasanatnya, maka diambilkan dari dosa-dosa orang-orang yang dianiaya itu untuk dipikulkan kepadanya, kemudian jika selesai semua maka diperintahkan: "Kembali ketempatmu dalam neraka hawiyah (jahannam) kerana pada hari ini tidak ada dhulum." (penganiyaan), sesungguhnya Allah amat segera perhitunganNya. Maka pada saat itu tidak ada seorang Malaikat yang muqarrab atau Nabi Rasul melainkan merasa bahawa tidak akan selamat, kecuali jika mendapat perlindungan Allah s.w.t."

Mu'adz bin Jabal r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Laa tazulu qadamaa abdin hatta yus'ala an arba. An umrihi fima afnaahu wa'an jasadihi fima ablaahu wa'an ilmihi ma amila bihi wa'an maalihi min aina iktasabahu wafima anfaqahu. (Yang bermaksud) Tidak dapat bergerak kaki seorang hamba sehingga ditanya tentang empat: Umurnya digunakan apa sampai habis. Dan badannya dalam apa ia rosakkan. Dan ilmunya apa ia pergunakan (apakah diamalkan). Dan hertanya dari mana ia dapat dan kemana ia keluarkan.

Ikrimah berkata: Seorang ayah akan memegang anaknya pada hari kiamat dan berkata: "Saya ayahmu ketika didunia." Maka anak itu memuji kebaikannya lalu ayah itu berkata: "Hai anak, kini saya berhajat kepada hasanatmu yang sekecil dzarrah, kalau-kalau saya dapat selamat dengan itu dari apa yang kau lihat ini." Jawab anaknya: "Saya juga takut dari apa yang kau takutkan itu kerana itu tidak dapat memberikan kepadamu sedikitpun." Lalu pergi kepada isterinya dan berkata kepadanya: "saya dahulu suamimu didunia." Maka dipuji oleh isterinya, lalu berkata: "Saya ini minta kepadamu satu hasanat, kalau-kalau saya boleh selamat dari apa yang kau lihat ini." Jawab isterinya: "saya juga takut dari itu terhadap diriku seperti engkau." Sepertimana firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wain tad'u muts qalatun ila himliha laa yuhmal minhu syai'un walaukaana dza qurba." (Yang bermaksud) "Dan orang keberatan pikulannya itu jika memanggil lain orang untuk memikulkan sebahagian tidak akan dipikulkan sedikitpun, meskipun yang dipanggil itu kerabat yang dekat."

Ibn Mas'ud berkata: Nabi Muhammad s.a.w. bersabda yang berbunyi: "Innal kafir layul jamu biaroqihi walau ilaannar. (Yang bermaksud) Orang kafir akan tenggelam dalam peluhnya kerana lamanya hari itu sehingga ia berdoa: "Ya Tuhan, kasihanilah aku, meskipun masuk kedalam neraka."

Abu Ja'far meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Tiada seorang nabi melainkan ia mempunyai doa yang mustajab, dan semuanya sudah menggunakan doa itu didunia, sedang saya masih menyimpan doa itu, untuk saya gunakan sebagau syafa'at bagi ummatku pada hari kiamat. Ingatlah bahawa sayalah yang terkemuka dari semua anak Adam dan itu bukan bangga, dan saya juga yang pertama bangkit dari bumi, juga bukan kerana bangga, dan panji Alhamd ditanganku pada hari kiamat yang dibawahnya ada Adam dan anak cucunya, juga tidak bangga dengan itu. Pada kiamat kesukaran dan kerisauan manusia akan bertambah dahsyat sehingga mereka datang pada Nabi Adam a.s. dan berkta: "Hai Abulbasyar (Ayah dari semua manusia), berikan syafa'atmu (bantuanmu) bagi kami dengan minta Tuhan, supaya segera menyelesaikan kami ini. Jawab Adam: "Itu bukan bagian saya, saya telah diusir keluar dari syurga kerana dosaku, dan kini aku tidak memikirkan sesuatu kecuali diriku sendiri, lebih baik kamu pergi kepada Nuh a.s. kerana ia sebagai Nabi yang pertama. Maka mereka pergi kepada Nuh dan berkata: "Tolonglah kamu mintakan kepada Tuhan supaya lekas membebaskan kami." Jawab Nabi Nuh a.s.: "Bukan bagianku, saya telah mendoakan penduduk bumi sehingga tenggelam semuanya, dan kini tidak ada yang aku fikirkan kecuali diriku sendiri, tetapi kamu lebih baik pergi kepada Nabi Ibrahim a.s. Khalilullah. Maka pergilah mereka kepada Nabi Ibrahim a.s. dan berkata: "Tolonglah kami disisi Tuhan supaya segera memutuskan urusan kami." Jawab Nabi Ibrahim a.s: "Itu bukan urusanku sebab saya telah dusta tiga kali. Rasulullah s.a.w. bersabda: " keriga-tiganya itu kerana mempertahankan agama Allah iaitu ketika ia diajak keupacara kaumnya, lalu ia menyatakan: "Inni saqiem (Sesungguhnya saya sakit), kali kedua ketika berkata: "Bal fa'alahu kabiruhum hadza." (Yang bermaksud) "Bahwa yang merosakkan berhala-berhala ini hanya ini lah yang terbesar dan kali ketiga ketika isterinya akan diganggu oleh Raja yang zalim, lalu ia berkata: "ini saudaraku." kerana itu kini tidak ada sesuatu yang merisaukan hatiku kecuali bagaimana nasibku, tetapi kamu pergi kepada Musa a.s sebagai Kalimullah yang langsung mendengar firman-firman Allah. Maka mereka langsung pergi kepada Nabi Musa a.s. dan berkata: "Tolonglah kami, gunakan syufa'atmu untuk mengadap Tuhan supaya menyelesaikan urusan kami ini." Jawab Nabi Musa a.s.: "Itu bukan urusanku, saya pernah membunuh orang tanpa hak, dan kini aku tidak memikirkan kecuali nasib diriku, tetapi kamu pergi kepada Nabi Isa a.s. Ruhullah dan Kalimatullah." Maka segera mereka pergi kepada Nabi Isa a.s dan berkata: "Berilah jasa syafa'atmu. mintalah kepada Tuhan supaya segera meringankan penderitaan kami ini." Jawabnya: "Saya telah diangkat bersama ibuku oleh orang-orang sebagai Tuhan, dan kini tidak ada sesuatu yang merisaukan aku kecuali urusanku sendiri, tetapi bagaimana pendapatmu kalau ada barang terbungkus dan ditutup, apakah dapat mencapai barang itu jika tidak dibuka penutupnya?" jawab mereka: "Tidak.' Maka ia berkata: "Sesungguhnya Nabi Muhammad s.a.w. itu penutup dari semua nabi-nabi, dan Allah telah mengampunkan baginya apa yang lalu dan yang kemudian, lebih baik kamu pergi kepadanya.Maka datanglah orang-orang itu kepadaku, lalu saya jawab kepada mereka: "Baiklah, sayalah yang akan membantu sehingga Allah mengizinkan bagi siapa yang dikehendakinya dan diredhainya, maka tinggal sekehendak Allah." Kemudian bila Allah hendak menyelesaikan makhlukNya, maka ada seruan: "Dimanakah Muhammad dan ummat-ummatnya?" Maka kamilah yang terakhir didunia, dan yang pertama-tama hisabnya pada hari kiamat. Lalu aku berdiri bersama ummat-ummatku, maka ummat-ummat itu membukakan jalan untuk kami, sehingga ada suara, hampir saja ummat ini semuanya merupakan nabi-nabi, kemudian aku maju kepintu syurga dan mengetukmnya, lalu ditanya: "Siapakah itu?" Jawabku: "Nabi Muhammad Rasullullah." Lalu dibukakan dan segera aku masuk dan bersujud kepada Tuhan serta memuja muji kepada Tuhan dengan pujian yang belum pernah diucapkan oleh seorang pun sebelumku, kemudian aku diperintah: Irfa' ra'saka wa qul yusina' wasai tu'tha, wasy fa tusyaffa." (Yang bermaksud) Angkatlah kepalamu, dan katakan akan didengar, dan mintalah akan diberikan syafa'atmu akan diterima.". Maka saya memberikan syafa'atku pada orang-orang yang didalam hatinya ada seberat semut (dzarrah) atau jagung dari iman keyakinan disamping syahadat an la ilaha illallah wa anna Muhammad Rasulullah."

Umar bin Alkhoththob r.a. ketika masuk kemasjid bertemu dengan Ka'bul Ahbar sedang memberikan nasihat pada orang ramai, maka Umar berkata kepadanya: "Berilah kami nasihat dan cerita-cerita yang dapat menambahkan takut kepada Allah s.w.t." Maka Ka'bul Ahbar berkata: "Sesungguhnya ada Malaikat-malaikat yang dijadikan oleh Allah s.w.t. berdiri tegak tidak pernah membongkokkan punggung mereka, dan yang lain sujud tidak pernah mengangkat kepalanya sehingga ditiup sangkakala, dan mereka bertasbih: Subhanakallahumma wabihamdika ma abadnaaka haqqa ibadatia wa haqqa ma yanbaghi laka an tu'bada. (Yang bermaksud) Maha suci Engkau ya Allah dan segala puji bagiMu, kami tidak dapat beribadat kepadaMu sepenuh ibadat yang layak kepadaMu, yang layak bagiMu untuk disembah. Demi Allah yang jiwaku ada ditangannya, neraka jahannam akan diperdekatkan pada hari kiamat lalu bergemuruh dan bila telah dekat ia bergemuruh dengan satu suara dan disaat itu tidak ada seorang nabi atau orang yang mati syahid melainkan ia bertekuk lutut jatuh, maka tiap nabi, syahid atau siddiq hanya berdoa: "Ya Allah, saya tidak minta kecuali keselamatan diriku sehingga nabi Ibrahim lupa pada Ismail dan Ishak sambil berkata: "Ya Tuhan, aku khalilullah Ibrahim, dan pada saat itu andaikan engkau, hai putera Khoththob mempunyai seperti amal tujuh puluh nabi, nescaya kau mengira bahawa dirimu tidak akan selamat." Maka menangislah semua yang hadir.

Ketika Umar melihat keadaan itu, lalu Umar berkata: "Hai Ka'ab, berikan kepada kami khabar yang menggembirakan." Maka berkata Ka'ab: Sesungguhnya bagi Allah s.w.t. ada 313 syari'ah, tidak seorang yang menghadap kepada Allah s.w.t. dengan salah satu syari'at itu asal disertai dengan Khalimah laa ilaha illallah melainkan pasti dimasukkan oleh Allah s.w.t kedalam syurga demi Allah, andaikan kamu tahu besarnya rahmat Allah s.w.t., nescaya kamu malas beramal. Hai saudara-saudara, bersiap-siaplah menghadapi hari kiamat itu dengan amal yang soleh, dan menjauhi ma'siyat sebab tidal lama kau akan menghadapi kiamat dan menyesal tihadap masa hidupmu yang terbuang sia-sia, ketahuilah bahawa bila kau mati bererti telah tiba hari kaimatmu, sebagaimana kata Almughirah bin Syu'bah: "Kamu menantikan hari kiamat, padahal kiamatmu ialah saat kematianmu."

Alqomah bin Qays ketika hadir janazah lalu ia berdiri diatas kubur dan berkata: "Adapun hamba ini maka telah tiba kiamatnya, sebab seorang mati maka melihat segala persoalan hari kiamat, iaitu syurga, neraka dan Malaikat, dan ia tidak dapat berbuat suatu amal, maka ia bagaikan seorang yang berada pada hari kiamat, dan ia akan bangkit pada hari kiamat menurut keadaannya disaat matinya, maka sesungguhnya untung siapa yang penghabisan amalnya kebaikan."

Abu Bakar Alwaasithi berkata: Keuntungan yang besar itu dalam tiga perkara iaitu hidup, mati dan kiamat. Adapun keuntungan hidup iaitu bila digunakan dalam taat kepada Allah s.w.t, dan keuntungan mati bila ia mati dalam khalimat Syahadat iaitu Laailaha illallah dan keuntungan hari kiamat bila bangkit dari kubur disambut dengan berita bahawa syurga tersedia untuknya."

Yahya bin Mu'adz Arrazi ketika dibacakan dimajlisnya ayat yang berbunyi: "Yauma nahsyurul muttqina ilarrahmani. Wa nasuqul mujrimina ila jahannama wirda." (Yang bermaksud) "Pada hari kiamat itu Kami akan menghantar orang yang taqwa menghadap Arahman (Allah s.w.t.) berkenderaan, sedang orang-orang yang durhaka Kami iring keneraka berjalan kaki dan merasa haus."

Lalu ia berkata: "Tenang-tenanglah hai manusia, kamu kelak akan dihadapkan kepada Allah s.w.t. berduyun-duyun, dan menghadap pada Allah s.w.t. satu persatu, dan akan ditanya semua amalmu secara terperinci kalimat demi kalimat, sedang para wali dihantar menghdap pada Allah s.w.t. berkenderaan, dan orang-orang yang durhaka didorong keneraka jahannam berbondong-bondong, dan semua akan terjadi bila bumi telah dilenyapkan, dan tiba Tuhanmu sedang Malaikat berbaris-baris, dan dihidangkan jahannam sebagai ancaman. Saudara-saudaraku, berhati-hatilah kamu dari kengerian sehari yang perkiraannya sama dengan lima puluh ribu tahun (didunia), hari yang mengetarkan, duka cita dan menyesal., itulah hari yang besar, hari bangkitnya semua manusia untuk menghadap kepada Rabbul Alamien, hari perhitungan dan pertimbangan dan pertanyaan, hari kegoncangan, yang pasti, yang menakutkan, hari kebangkitan, hari dimana tiap manusia akan melihat apa yang telah dilakukannya. Hari dimana semua manusia dalam berbagai bentuk akan melihat amal perbuatannya, hari dimana wajah manusia putih berseri-seri dan lain wajah hitam, hari dimana seseorang tidak dapat menolong kerana lainnya, dan tidak berguna segala tipu daya, hari dimana seorang ayah tidak dapat membantu anaknya sedikit pun, hari dimana bahayanya bertebaran meluas, hari dimana tidak diterima uzur orang-orang yang zalim dan tetap mereka mendapat kutukan (laknat) serta siksa yang keji, pada hari dimana tiap manusia harus mempertahankan dirinya sendiri, pada hari dimana tiap ibu akan lalai terhadap bayi yang disusuinya, bahkan tiap ibu yang mengandung akan menggugurkan kandungannya dan orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk kerana minum arak, hanya kerana ngerinya siksaan Allah s.w.t. yang sangat keras."

Muqatil bin Sulaiman berkata: "Makhluk akan berdiri menanti pada hari kiamat selama seratus tahun, tenggelam dalam peluhnya sendiri dan seratus tahun dalam kegelapan mereka bingung sedang seratus tahun lagi sibuk bagaikan gelombang mengajukan tuntutan kepada Tuhan. Sesungguhnya hari kiamat itu sekira lima ribu tahun, tetapi bagi seorang mukmin yang ikhlas bagaikan sesaat, kerana itu wahai orang yang sihat akal hendaklah sabar terhadap penderitaan dunia dalam melaksanakan taat kepada Allah s.w.t. untuk memudahkan bagimu segala kesukaran-kesukaran hari kiamat."

Kedashyatan Seksaan di Alam Kubur

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Albaraa' bin Aazib r.a. berkata: "Kami bersama Nabi Muhammad s.a.w keluar menghantar jenazah seorang sahabat Anshar, maka ketika sampai kekubur dan belum dimasukkan dalam lahad, Nabi Muhammad s.a.w duduk dan kami duduk disekitarnya diam menundukkan kepala bagaikan ada burung diatas kepala kami, sedang Nabi Muhammad s.a.w mengorek-ngorek dengan dahan yang ada ditangannya, kemudian ia mengangkat kepala sambil bersabda: "Berlindunglah kamu kepada Allah dari siksaan kubur.". Nabi Muhammad s.a.w mengulangi sebanyak 3 kali." Lalu Nabi Muhammad s.a.w bersabda:

"Sesungguhnya seorang mukmin jika akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat (akan mati), turun padanya malaikat yang putih-putih wajahnya bagaikan matahari, membawa kafan dari syurga, maka duduk didepannya sejauh pandangan mata mengelilinginya, kemudian datang malaikulmaut dan duduk didekat kepalanya dan memanggil: "Wahai roh yang tenang baik, keluarlah menuju pengampunan Allah dan ridhaNya."

Nabi Muhammad s.a.w bersabda lagi: "Maka keluarlah rohnya mengalir bagaikan titisan dari mulut kendi tempat air, maka langsung diterima dan langsung dimasukkan dalam kafan dan dibawa keluar semerbak harum bagaikan kasturi yang terharum diatasbumi, lalu dibawa naik, maka tidak melalui rombongan malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang harum ini?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan sehingga sampai kelangit, dan disana dibukakan pintu langit dan disambut oleh penduduknya dan pada tiap-tiap langit dihantar oleh Malaikat Muqarrbun, dibawa naik kelangit yang atas hingga sampai kelangit ketujuh, maka Allah berfirman: "Catatlah suratnya di illiyyin. Kemudian dikembalikan ia kebumi, sebab daripadanya Kami jadikan, dan didalamnya Aku kembalikan dan daripadanya pula akan Aku keluarkan pada saatnya." Maka kembalilah roh kejasad dalam kubur, kemudian datang kepadanya dua Malaikat untuk bertanya: "Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: Allah Tuhanku. Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Agamaku Islam" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Dia utusan Allah". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya membaca kitab Allah lalu percaya dan membenarkannya" Maka terdengar suara: "Benar hambaku, maka berikan padanya hamparan dari syurga serta pakaian syurga dan bukakan untuknya pintu yang menuju kesyurga, supaya ia mendapat bau syurga dan hawa syurga, lalu luaskan kuburnya sepanjang pandangan mata." Kemudian datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya dan harum baunya sambil berkata: "Terimalah khabar gembira, ini saat yang telah dijanjikan Allah kepadamu." Lalu bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Saya amalmu yang baik." Lalu ia berkata: Ya Tuhan, segerakan hari kiamat supaya segera saya bertemu dengan keluargaku dan kawan-kawanku."

Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Adapun hamba yang kafir, jika akan meninggal dunia dan menghadapi akihirat, maka turun kepadanya Malaikat dari langit yang hitam mukanya dengan pakaian hitam, lalu duduk dimukanya sepanjang pandangan mata, kemudian datang Malaikulmaut dan duduk disamping kepalanya lalu berkata: "Hai roh yang jahat, keluarlah menuju murka Allah." Maka tersebar disemua anggota badannya, maka dicabut rohnya bagaikan mencabut besi dari bulu yang basah, maka terputus semua urat dan ototnya, lalu diterima akan dimasukkan dalam kain hitam, dan dibawa dengan bau yang sangat busuk bagaikan bangkai, dan dibawa naik, maka tidak melalui malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang jahat dan busuk itu?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan." dengan sebutan yang amat jelek sehingga sampai dilangit dunia, maka minta dibuka, tetapi tidak dibuka untuknya. Kemudian Nabi Muhammad s.a.w membaca ayat: "Laa tufattahu lahum abwabus samaa'i, wala yad khuluunal jannata hatta yalijal jamalu fisamil khiyaath." (Yang Bermaksud) "Tidak dibukakan bagi mereka itu pintu-pintu langit dan tidak dapat masuk syurga sehingga unta dapat masuk dalam lubang jarum."

Kemudian diperintahkan: "Tulislah orang itu dalam sijjin." Kemudian dilemparkan rohnya itu bagitu sahaja sebagaimana ayat "Waman yusyrik billahi fakaan nama khorro minassama'i fatakh thofuhuth thairu au tahwi bihirrihu fimakaanin sahiiq." (Yang bermaksud) "Dan siapa mempersekutukan Allah, maka bagaikan jatuh dari langit lalu disambar helang atau dilemparkan oleh angin kedalam jurang yang curam."

Kemudian dikembalikan roh itu kedalam jasad didlam kubur, lalu didatangi oleh dua Malaikat yang mendudukkannya lalu bertanya: ""Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu" Maka terdengar suara seruan dari langit: "Dusta hambaku, hamparkan untuknya dari neraka dan bukakan baginya pintu neraka, maka terasa olehnya panas hawa neraka, dan disempitkan kuburnya sehingga terhimpit dan rosak tulang-tulang rusuknya, kemudian datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya dan busuk baunya sambil berkata: "Sambutlah hari yang sangat jelek bagimu, inilah saat yang telah diperingatkan oleh Allah kepadamu." Lalu ia bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Aku amalmu yang jelek." Lalu ia berkata: "Ya tuhan, jangan percepatkan kiamat, ya Tuhan jangan percepatkan kiamat."

Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Seorang mukmin jika sakaratulmaut didatangi oleh Malaikat dengan membawa sutera yang berisi masik (kasturi) dan tangkai-tangkai bunga, lalu dicabut rohnya bagaikan mengambil rambut didalam adunan sambil dipanggil: "Ya ayyatuhannafsul muth ma'innatur ji'i ila robbiki rodhiyatan mardhiyah." (Yang bermaksud) "Hai roh yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan perasaan rela dan diridhoi. Kembalilah dengan rahmat dan keridhoan Allah." Maka jika telah keluar rohnya langsung ditaruh diatas misik dan bunga-bunga itu lalu dilipat dengan sutera dan dibawa keilliyyin. Adapun orang kafir jika sakaratulmaut didatangi oelh Malaikat yang membawa kain bulu yang didalamnya ada api, maka dicabut rohnya dengan kekerasan sambil dikatakan kepadanya: "Hai roh yang jahat keluarlah menuju murka Tuhammu ketempat yang rendah hina dan siksaNya, maka bila telah keluar rohnya itu, diletakkan diatas api dan bersuara seperti sesuatu yang mendidih kemudian dilipat dan dibawa kesijjin."

Alfaqih Abu Ja'far meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: "Seorang mukmin jika diletakkan dikubur maka diperluaskan kuburnya itu hingga 70 hasta dan ditaburkan padanya bunga-bunga dan dihamparkan sutera, dan bila ia hafal sedikit dari al-quran sukup untuk penerangannya jika tidak maka Allah s.w.t. memberikan kepadanya nur cahaya penerangan yang menyerupai penerangan matahari, dan didalam kubur bagaikan pengantin baru, jika tidur maka tidak ada yang berani membangunkan kecuali kekasihnya sendiri, maka ia bangun dari tidur itu bagaikan masih kurang masa tidurnya dan belum puas. Adapun orang kafir maka akan dipersempit kuburnya sehingga menghancurkan tulang rusuknya dan masuk kedalam perutnya lalu dikirimkan kepadanya ular segemuk leher unta, maka makan dagingnya sehingga habis dan sisa tulang semata-mata, lalu dikirim kepadanya Malaikat yang akan menyiksa iaitu yang buta tuli dan bisu dengan membawa puntung dari besi yang langsung dipukulkannya, sedang Malaikat itu tidak mendengar suara jeritannya dan tidak melihat keadaannya supaya tidak dikasihaninya, selain itu lalu dihidangkan siksa neraka itu tiap pagi dan petang."

Abu-Laits berkata: "Siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur maka harus menlazimi empat dan meninggalkan empat iaitu:

* Menjaga sembahyang lima waktu
* Banyak bersedekah
* Banyak membaca al-quran
* Memperbanyak bertasbih (membaca: Subhanallah walhamdulillah wal'aa ilaha illallah wallahu akbar, walahaula wala quwata illa billah)

Semua yang empat ini dapat menerangi kubur dan meluaskannya. Adapun empat yang harus ditinggalkan ialah:

* Dusta
* Kianat
* Adu-adu
* Menjaga kencing, sebab Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Bersih-bersihlah kamu daripada kencing, sebab umumnya siksa kubur itu kerana kencing. (Yakni hendaklah dicuci kemaluan sebersih-bersihnya.)

Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Innallahha ta'ala kariha lakum arba'a: Al'abatsu fishsholaati, wallagh wu filqira'ati, warrafatsu fisshiyami, wadhdhahiku indal maqaabiri. (Yang bermaksud) Sesungguhnya Allah tidak suka padamu empat, main-main dalam sembahyang dan lahgu (tidak hirau), dalam bacaan quran dan berkata keji waktu puasa dan tertawa didalam kubur."

Muhammad bin Assammaak ketika melihat kubur berkata: "Kamu jangan tertipu kerana tenangnya dan diamnya kubur-kubur ini, maka alangkah banyaknya orang yang sudah bingung didalamnya, dan jangan tertipu kerana ratanya kubur ini, maka alangkah jauh berbeza antara yang satu pada yang lain didalamnya. Maka seharusnya orang yang berakal memperbanyak ingat pada kubur sebelum masuk kedalamnya."

Sufyan Atstsauri berkata: "Siapa yang sering (banyak) memperingati kubur, maka akan mendapatkannya kebun dari kebun-kebun syurga, dan siapa yang melupakannya maka akan mendapatkannya jurang dari jurang-jurang api neraka."

Ali bin Abi Thalib r.a. berkata dalam khutbahnya: "Hai hamba Allah, berhati-hatilah kamu dari maut yang tidak dapat dihindari, jika kamu berada ditempat, ia datang mengambil kamu, dan bila kamu lari pasti akan terpegang juga, maut terikat selalu diubun-ubunmu, maka carilah jalan selamat, carilah jalan selamat dan segera-segera, sebab dibelakangmu ada yang mengejar kamu yaitu kubur, ingatlah bahawa kubur itu adakalanya kebun dari kebun-kebun syurga atau jurang dari jurang-jurang neraka dan kubur itu tiap-tiap hari berkata-kata: Akulah rumah yang gelap, akulah tempat sendirian, akulah rumah ulat-ulat."

Ingatlah sesudah itu ada hari (saat) yang lebih ngeri, hari dimana anak kecil segera beruban dan orang tua bagaikan orang mabuk, bahkan ibu yang meneteki lupa terhadap bayinya dan wanita yang bunting menggugurkan kandungannya dan kau akan melihat orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk khamar, hanya siksa Allah s.w.t. yang sangat ngeri dan dahsyat.

Ingatlah bahawa sesudah itu ada api neraka yang sangat panas dan suram dalam, perhiasannya besi dan sirnya darah bercampur nanah, tidak ada rahmat Allah s.w.t. disana. Maka kaum muslimin yang menangis. lalu ia berkata: "Dan disamping itu ada syurga yang luasnya selebar langit dan bumi, tersedia untuk orang-orang yang takwa. Semoga Allah s.w.t. melindungi kami dari siksa yang pedih dan menempatkan kami dalam darunna'iem (Syurga yang serba kenikmatan).

Usaid bin Abdirrahman berkata: "Saya telah mendapat keterangan bahawa seorang mukmin jika mati dan diangkat, ia berkata: "Segerakan aku.", dan bila telah dimasukkan dalam lahad (kubur), bumi berkata kepadanya: "Aku kasih padamu ketika diatas punggungku, dan kini lebih sayang kepadamu." Dan bila orang kafir mati lalu diangkat mayatnya, ia berkata: "Kembalikan aku." dan bila diletakkan didalam lahadnya, bumi berkata: "Aku sangat benci kepadamu ketika kau diatas punggungku, dan kini aku lebih benci lagi kepadamu."

Usman bin Affan r.a. ketika berhenti diatas kubur, ia menangis, maka ditegur: "Engkau jika menyebut syurga dan neraka tidak menangis, tetapi kau menangis kerana kubur?" Jawabnya: "Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: "Alqabru awwalu manazilil akhirah, fa in naja minhu fama ba'dahu aisaru minhu, wa in lam yanju minhu fama ba'dahu asyaddu minhu." (Yang bermaksud)"Kubur itu pertama tempat yang menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka yang dibelakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang dibelakangnya lebih berat daripadanya."

Abdul-Hamid bin Mahmud Almughuli berkata: "Ketika aku duduk bersama Ibn Abbas r.a., tiba-tiba datang kepadanya beberapa orang dan berkata: "Kami rombongan haji dan bersama kami ini ada seorang yang ketika sampai didaerah Dzatishshahifah, tiba-tiba ia mati, maka kami siapkan segala keperluannya, dan ketika menggali kubur untuknya, tiba-tiba ada ular sebesar lahad, maka kami tinggalkan dan menggali lain tempat juga ada ular, maka kami biarkan dan kami menggali lain tempat juga kami dapatkan ular, maka kami biarkan dan kini kami bertanya kepadamu, bagaimanakah harus kami perbuat tehadap mayat itu?" Jawab Ibn Abbas r.a.: "Itu dari amal perbuatannya sendiri, lebih baik kamu kubur sajan demi Allah andaikan kamu galikan bumi ini semua niscaya akan kamu dapat ular didalamnya." Maka mereka kembali dan menguburkan mayat itu didalam salah satu kubur yang sudah digali itu dan ketika mereka kembali kedaerahnya mereka pergi kekeluarganya untuk mengembalikan barang-barangnya sambil bertanya kepada isterinya apakah amal perbuatan yang dilakukan oelh suaminya? Jawab isterinya: "Dia biasa menjual gandum dalam karung, lalu dia mengambil sekadar untuk makanannya sehari, dan menaruh tangkai-tangkai gandum itu kedalam karung seberat apa yang diambilnya itu."

Abul-Laits berkata: "Berita ini menunjukkan bahawa kianat itu salah satu sebab siksaan kubur dan apa yang mereka lihat itu sebagai peringatan jangan sampai kianat."

Ada keterangan bahawa bumi ini tiap hari berseru sampai lima kali dengan berkata:

* Hai anak Adam, anda berjalan diatas punggungku dan kembalimu didalam perutku.
* Hai anak Adam, anda makan berbagai macam diatas punggungku dan anda akan dimakan ulat didalam perutku.
* Hai anak Adam, anda tertawa diatas punggungku, dan akan menangis didalam perutku.
* Hai anak Adam, anda bergembira diatas punggungku dan akan berduka didalam perutku.
* Hai anak Adam, anda berbuat dosa diatas punggungku, maka akan tersiksa didalam perutku.

Amr bin Dinar berkata: "Ada seorang penduduk kota Madinah yang mempunyai saudara perempuan dihujung kota, maka sakitlah saudaranya itu kemudian mati, maka setelah diselesaikan persiapannya dibawa kekubur, kemudian setelah selesai menguburkan dan kembali pulang kerumah, ia teringat pada kantongan yang dibawa dan tertinggal dalam kubur, maka ia minta bantuan orang untuk menggali kubur itu kembali, dan sesudah digali kubur itu maka bertemulah dia akan kantongannya itu, ia berkata kepada orang yang membantunya itu: "Tolong aku ketepi sebentar sebab aku ingin mengetahui bagaimana keadaan saudaraku ini." Maka dibuka sedikit lahadnya, tiba-tiba dilihatnya kubur itu menyala api, maka segera ia meratakan kubur itu dan kembali kepada ibunya lalu bertanya: "Bagaimanakah kelakuan saudaraku dahulu itu?" Ibunya berkata: "Mengapa kau menanyakan kelakuan saudaramu, padahal ia telah mati?" Anaknya tetap meminta supaya diberitahu tentang amal perbuatan saudaranya itu, lalu diberitahu bahawa saudaranya itu biasanya mengakhirkan sembahyang dari waktunya, juga cuai dalam kesucian dan diwaktu malam sering mengintai rumah-rumah tetangga untuk mendengar perbualan mereka lalu disampaikan kepada orang lain sehingga mengadu domba antara mereka, dan itulah sebabnya siksa kubur. Kerana itu siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur haruslah menjauhkan diri dari sifat namimah (adu domba diantara tetangga dan orang lain) supaya selamat dari siksaan kubur dan mudah baginya menjawab pertanyaan Malaikat Munkar Nakier.

Alabarra' bin Aazib r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Seorang mukmin jika ditanya dalam kubur, maka ia langsung membaca Asyhadu an laa ilaha illallah wa anna Muhammad abduhu warasuluhu, maka itulah yang tersebut dalam firman Allah: Yutsabbitullahul ladzina aamanu bil qaulits tsabiti filhayatiddun ya wafil akhirah (Allah menetapkan orang-orang yang beriman dengan khalimah yang teguh dimana hidup didunia dan diakhirat (yakni khalimah laa ilaha illallah, Muhammad Rasullullah).

Dan ketetapan itu terjadi dalam tiga masa iaitu:

* Ketika melihat Malakulmaut
* Ketika menghadapi pertanyaan Mungkar Nakier
* Ketika menghadapi hisab dihari kiamat

Dan ketetapan ketika melihat Malaikulmaut dalam tiga hal iaitu:

* Terpelihara dari kekafiran, dan mendapat taufiq dan istiqamah dalam tauhid sehingga keluar rohnya dalam Islam
* Diberi selamat oleh Malaikat bahawa ia mendapat rahmat
* Melihat tempatnya di syurga sehingga kubur menjadi salah satu kebun syurga.

Adapun ketetapan ketika hisab juga dalam tiga perkara iaitu:

* Allah s.wt. memberinya ilham sehingga dapat menjawab segala pertanyaan dengan benar
* Mudah dan ringan hisabnya
* Diampunkan segala dosanya

Ada juga yang mengatakan bahawa ketetapan itu dalam empat masa iaitu:

* Ketika mati
* Di dalam kubur sehingga dapat menjawab pertanyaan tanpa gentar atau takut
* Ketika hisab
* Ketika berjalan diatas sirat sehingga berjalan bagaikan kecepatan kilat

Jika ditanya tentang soal kubur bagaimanakah bentuknya, maka ulama telah membicarakannya dalam berbagai pendapat. Sebahagiannya berkata pertanyaan itu hanya kepada roh tanpa jasad dan disaat itu roh masuk kedalam jasad hanya sampai didada. Ada pendapat berkata bahawa rohnyanya diantara jasad dan kafan dan sebaiknya seorang mempercayai adanya pertanyaan dalam kubur tanpa menanyakan dan sibuk dengan caranya. Dan kita sendiri akan mengetahui bila sampai disana, maka bila ada orang menolak adanya soal Mungkar Nakier dalam kubur, maka penolakannya dari dua jalan iaitu:

* Mereka berkata: "Ia tidak mungkin menurut perkiraan akal, sebab menyalahi kebiasaan tabiat alam."
* atau mereka berkata: "Tidak ada dalil yang menguatkan."

Pendapat pertama bahawa ia tidak mungkin dalam akal kerana menyalahi kebiasaa tabiat alam. Pendapat ini bererti menidakkan kenabian dan mukjizat, sebab para Nabi itu semuanya dari manusia biasa dan tabiatnya mereka sama, tetapi mereka telah dapat bertemu dengan Malaikat dan menerima wahyu, bahkan laut telah terbelah untuk Nabi Musa a.s., demikian pula tongkatnya menjadi ular, semua kejadian itu menyalahi tabiat alam, maka orang yang menolak semua itu bererti keluar dari Islam. Jika ia berkata: "Tidak ada dalil.", maka hadis-hadis yang diterangkan sudah cukup untuk menjadi alasan bagi orang yang akan mahu terima.

Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Wa man a'rodho an dzikri fa inna lahu ma'i syatan dhanka wanah syuruhu yaumal qiyaamati a'ma. (Yang bermaksud) "Dan siapa yang mengabaikan peringatanKu (ajaranKu) maka ia akan merasakan kehidupan yang sukar (kehidupan sukar ini ketika menghadapi pertanyaan dalam kubur)."

Demikian pula ayat: "Yu tsabbitulladzina aamanu bil qoulaits tsabiti filhayatiddunia wafil akhirati. (Yang bermaksud) "Allah akan menetapkan hati orang-orang mukmin dengan khalimah yang teguh didunia dan diakhirat."

Abu-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Saad bin Almusayyab dari Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Jika seorang mukmin telah masuk kedalam kubur, maka didatangi oleh dua Malaikat yang menguji dalam kubur, lalu mendudukkannya dan menanyainya, sedang ia mendengar suara derap sandal sepatu mereka ketika kembali, lalu ditanya oleh kedua Malaikat itu: Siapa Tuhammu, dan apakah agamamu, dan siapa Nabimu, lalu dijawab: Allah tuhanku, dan agamaku Islam dan Nabiku Nabi Muhammad s.a.w. Lalu Malaikat itu berkata: Allah yang menetapkan kau dalam khalimah itu, tidurlah dengan tenang hati. Itulah ertinya Allah menetapkan mereka dalam khalimah hak. Adapun orang kafir zalim maka Allah menyesatkan mereka dengan tidak memberi petunjuk taufiq pada mereka, sehingga ketika ditanya oleh Malaikat: Siapa Tuhanmu, apa agamamu dan siapa Nabimu, maka jawab orang kafir atau munafiq: Tidak tahu. Maka oleh Malaikat dikatakan: Tidak tahu, maka langsung dipukul sehingga jeritan suaranya terdengar semua yang dialam kecuali manusia dan jin. (Dan andaikan didengar oleh manusia pasti pingsan)

Abu Hazim dari Ibn Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda kepada Umar r.a : "Bagaimanakah kau hai Umar jika didatangi oleh kedua Malikat yang akan mengujimu didalam kubur iaitu Mungkar Nakier hitam keduanya kebiru-biruan siung keduanya mengguriskan bumi, sedang rambut keudanya sampai ketanah dan suara keduanya bagaikan petir yang dahsyat, dan matanya bagaikan kilat yang menyambar?" Umar bertanya: "Ya Rasullullah, apakah ketika itu aku cukup sedar sebagaimana keadaanku sekarang ini?" Nabi Muhammad s.a.w menjawab: "Ya." Umar berkata: "jika sedemikian maka saya selesaikan keduanya dengan izin Allah s.w.t.. Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "sesungguhnya Umar seorang yang mendapat taufiq."

Abul-Laits berkata: "saya telah diberitahu oleh Abul-Qasim bin Abdurrahman bin Muhammad Asysyabadzi dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Tiada seorang yang mati melainkan ia mendengkur yang didengari oleh semua binatang kecuali manusia, dan andaikata ia mendengar pasti pingsan, dan bila dihantar kekubur, maka jika solih (baik) berkata: "Segerakanlah aku, andaikan kamu mengetahui apa yang didepanku daripada kebaikan, nescaya kamu akan menyegerakan aku. Dan bila ia tidak baik maka berkata: "Jangan keburu, andaikata kamu mengtahui apa yang didepan aku daripada bahaya, nescaya kamu tidak akan keburu. Kemudian jika telah ditanam dalam kubur, didatangi oleh dua Malaikat yang hitam kebiru-biruan datang dari arah kepalanya, maka ditolak oleh sembahyangnya: Tidak boleh datang dari arahku sebab adakalanya ia semalaman tidak tidur kerana takut dari saat yang seperti ini, lalu datang dari bawah kakinya, maka ditolak oleh baktinya pada kedua orang tuanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa berjalan tegak kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu datang dari arah kanannya, maka ditolak oleh sedekahnya: Tidak boleh datang dari arahku, kerana ia pernah sedekah kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu ia datang dari kirinya maka ditolak oleh puasanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa lapar dan haus kerana takut saat seperti ini, lalu ia dibangunkan bagaikan dibangunkan dari tidur, lalu ia bertanya: Bagaimana pendapatmu tentang orang yang membawa ajaran kepadamu itu? Ia tanya: Siapakah itu? Dijawab: Muhammad s.a.w? Maka dijawab: Saya bersaksikan bahawa ia utusan Allah. Lalu berkata kedua Malaikat: Engkau hidup sebagai seorang mukmin, dan mati juga mukmin. Lalu diluaskan kuburnya, dan dibukakan baginya segala kehormatan yang dikurniakan Allah kepadanya. Semoga Allah memberi kita taufiq dan dipelihara serta dihindarkan dari hawa nafsu yang menyesatkan, dan menyelamatkan kami dari siksa kubur kerana Nabi Muhammad s.a.w juga berlindung kepada Allah dari siksa kubur."

A'isyah r.a. berkata: "Saya dahulunya tidak mengetahui adanya siksa kubur sehingga datang kepadaku seorang wanita Yyahudi, minta-minta dan sesudah saya beri ia berkata: "Semoga Allah melindungi kamu dari siksa kubur. Maka saya kira keterangannya itu termasuk tipuan kaum Yahudi, lalu saya ceritakan kepada Nabi Muhammad s.a.w maka Nabi Muhammad s.a.w memberitahu kepadaku bahawa siksa kubur itu hak benar, maka seharusnya seorang muslim berlindung kepada Allah s.w.t. dari siksa kubur, dan bersiap sedia untuk menghadapi kubur dengan amal yang soleh, sebab selama ia masih hidup maka Allah s.w.t. telah memudahkan baginya segala amal soleh. Sebaliknya bila ia telah masuk kedalam kubur, maka ia akan ingin kalau dapat diizinkan, sehingga ia sangat menyesal semata-mata, kerana itu seorang yang berakal harus berfikir dalam hal orang-orang yang telah mati, kerana orang-orang yang telah mati itu, mereka sangat ingin kalau dapat akan sembahyang dua rakaat, berzikir dengan tasbih, tahmid dan tahlil, sebagaimana ketika didunia, tetapi tidak diizinkan, lalu mereka hairan pada orang-orang yang masih hidup menghambur-hamburkan waktu dalam permainan dan kelalaian semata-mata. Saudaraku jagalah dan siap-siapkan harimu, sebab ia sebagai pokok kekayaanmu, maka mudah bagimu mendapatkan atau mencari untung laba, sebab kini dagangan akhirat agak sepi dan tidak laku, kerana itu rajin-rajinlah kau mengumpulkan sebanyak mungkin daripadanya, sebab akan tiba masa dagangan itu sangat berharga sebab pada saat itu ia berharga, maka kau tidak akan dapat mencari atau mencapainya. Kami mohon semoga Allah s.w.t. memberi taufiq untuk bersiap-siap menghadapi saat keperluan dan jangan sampai menjadikan kami dari golongan yang menyesal sehingga ingin kembali kedunia tetapi tidak diizinkan, juga semoga Allah s.w.t. memudahkan atas kami sakaratulmaut, dan kesukaran kubur, demikian pula pada semua kaum muslimin dan muslimat.

Fidyah Puasa

Di antara makna Fidyah dalam hal puasa ialah bayaran denda kerana tidak berpuasa Ramadhan dengan sebab-sebab tertentu atau kerana melambat-lambatkan mengqadha puasa Ramadhan sehingga masuk Ramadhan berikutnya. Diantara sebab-sebab wajib mengeluarkan

Fidyah puasa ialah:

1. Tidak berupaya berpuasa iaitu seseorang yang wajib berpuasa, tetapi tidak sanggup lagi mengerjakannya disebabkan tua, lemah dan sekiranya dia berpuasa tidak akan dapat menanggung kepayahannya.

2. Orang yang sakit yang tidak ada harapan sembuh dan tidak berupaya melakukan puasa.

3. Perempuan hamil atau yang sedang menyusukan anak, iaitu jika sekiranya mereka ini berpuasa, maka takut akan mendatangkan mudarat kepada anak yang dikandung atau boleh mengurangkan air susu yang akan memberi kesan kurang baik kepada anak yang menyusu.

4. Sesiapa tidak mengqadha Ramadhan pada tahun berkenaan sehingga masuk Ramadhan berikutnya tanpa 'uzur syar'i. Khusus bagi sebab yang ke empat ini, maka bagi sesiapa yang telah terlanjur melambat-lambatkan qadha’ puasa Ramadhan, padahal ia boleh mengqadha puasanya itu dengan tiada 'uzur sehingga masuk Ramadhan lain, maka tetaplah juga wajib ke atasnya mengqadhanya sebanyak hari-hari Ramadhan yang ditangguhnya itu disamping itu wajib pula mengeluarkan fidyah mengikut kadar hari-hari berkenaan, iaitu sebanyak satu mud atau 15 tahil atau 566.99 gram beras untuk satu hari.

Ertinya satu hari puasa Ramadhan yang ditinggalkan maka fidyahnya satu mud, jika dua hari, fidyahnya dua mud, jika tiga hari, fidyahnya tiga mud begitulah seterusnya. Walau bagaimanapun, kadar jumlah satu, dua atau tiga mud itu boleh berganda. Umpamanya sehari puasa Ramadhan yang ditinggalkan fidyahnya ialah satu mud, tetapi jika masuk tahun kedua belum diqadha, fidyahnya berganda menjadi dua mud. Masuk tahun ketiga menjadi tiga mud sehinggalah diqadha dan begitulah seterusnya.

Perlu juga di ingat bahawa disamping kewajipan membayar fidyah, dan mengqadha puasa Ramadhan, adalah wajib bertaubat tidak akan meninggalkan puasa Ramadhan lagi atau melambatkan mengqadhanya jika tidak ada 'uzur syar'i, kerana meninggalkan puasa Ramadhan tanpa 'uzur adalah haram, dan jika ditinggalkan juga tanpa 'uzur, wajiblah diqadha dengan segera, dan jika dilambat-lambat mengkadhanya tanpa 'uzur hukumnya adalah haram.

Orang Yang Sudah Meninggal Dunia.

Orang yang meninggalkan puasa Ramadhan kerana 'uzur syar'i seperti sakit atau dalam musafir sama ada satu hari atau lebih, kemudian dia mati sebelum berkesempatan mengqadhanya, maka tidak wajib dikeluarkan fidyah puasa yang ditinggalkannya itu. Dia juga tidak berdosa kerana dia dikira tidak dapat melakukan yang wajib atasnya disebabkan suatu 'uzur atau halangan yang dibenarkan syara'.

Bagaimana jika dia mati setelah berkeupayaan dan berpeluang mengqadhanya, namun dia tidak mengqadhanya, maka pihak walinya tidak perlu mengganti puasanya dan tidak sah hukumnya, kerana puasa itu dikira ibadah peribadi yang tidak dapat diwakilkan semasa hidup.

Berkata Imam Nawawi: Ertinya: 'Sesiapa yang meninggalkan puasa Ramadhan (kerana 'uzur syara'), kemudian dia mati sebelum berkesempatan mengqadhanya, maka dia tidak wajib membayar fidyahnya dan tidak berdosa. Dan jikalau dia mati selepas berupaya mengqadhanya, walinya tidak perlu mengganti puasanya mengikut Qaul Jadid, yang perlu ialah membayar fidyah puasanya bagi setiap hari satu mud makanan yang diambil dari harta peninggalannya'. (Minhaj at-Thalibin: 77).