Selasa, Mac 25, 2008

Tanda-tanda Kecil Kiamat

1. Penaklukan Baitulmuqaddis.
Dari Auf b. Malik r.a., katanya, "Rasulullah s. a. w. telah bersabda:"Aku menghitung enam perkara menjelang hari kiamat."Baginda menyebutkan salah satu di antaranya, iaitu penaklukan Baitulmuqaddis." - Sahih Bukhari

2. Zina bermaharajalela.
"Dan tinggallah manusia-manusia yang buruk, yang seenaknya melakukan persetubuhan seperti himar (keldai). Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang." - Sahih Muslim

3. Bermaharajalela alat muzik.
"Pada akhir zaman akan terjadi tanah runtuh, rusuhan dan perubahan muka."Ada yang bertanya kepada Rasulullah; "Wahai Rasulullah bila hal ini terjadi?" Baginda menjawab; "Apabila telah bermaharajalela bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi-penyanyi wanita" - Ibnu Majah

4. Menghias masjid dan membanggakannya.
"Di antara tanda-tanda telah dekatnya kiamat ialah manusia bermegah-megahan dalam mendirikan masjid" - Riwayat Nasai.

5. Munculnya kekejian, memutuskan kerabat dan hubungan dengan tetangga tidak baik.
"Tidak akan datang kiamat sehingga banyak perbuatan dan perkataan keji, memutuskan hubungan silaturahim dan sikap yang buruk dalam tetangga." - Riwayat Ahmad dan Hakim

6. Ramai orang soleh meninggal dunia.
"Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang-orang yang baik dan ahli agama di muka bumi, maka tiada yang tinggal padanya kecuali orang-orang yang hina dan buruk yang tidak mengetahui yang makruf dan tidak mengingkari kemungkaran - Riwayat Ahmad

7. Orang hina mendapat kedudukan terhormat.
"Di antara tanda-tanda semakin dekatnya kiamat ialah dunia akan dikuasai oleh Luka' bin Luka'(orang yang bodoh dan hina). Maka orang yang paling baik ketika itu ialah orang yang beriman yang diapit oleh dua orang mulia" -Riwayat Thabrani

8. Mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya sahaja.
"Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mahu mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja." - Riwayat Ahmad

9. Banyak wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. "Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah akan muncul pakaian-pakaian wanita dan apabila mereka memakainya keadaannya seperti telanjang."

10. Bulan sabit kelihatan besar.
"Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah menggelembung (membesarnya) bulan sabit." - Riwayat Thabrani

11. Banyak dusta dan tidak tepat dalam menyampaikan berita.
"Pada akhir zaman akan muncul pembohong-pembohong besar yang datang kepadamu dengan membawa berita-berita yang belum pernah kamu dengar dan belum pernah didengar oleh bapa-bapa kamu sebelumnya, kerana itu jauhkanlah dirimu dari mereka agar mereka tidak menyesatkanmu dan memfitnahmu" - Sahih Muslim

12. Banyak saksi palsu dan menyimpan kesaksian yang benar.
"Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat akan banyak kesaksian palsu dan disembunyikan kesaksian yang benar" - Riwayat Ahmad

13. Negara Arab menjadi padang rumput dan sungai.
"Tidak akan datang hari kiamat sehingga negeri Arab kembali menjadi padang rumput dan sungai-sungai." - Sahih Muslim

Senanam Ringkas untuk Pengguna Komputer

7 kali pergi buat Haji tapi tak nampak Kaabah

Sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, Hasan (bukan nama sebenarnya), mengajak ibunya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima. Sarah (juga bukan nama sebenarnya), sang Ibu, tentu senang dengan ajakan anaknya itu. Sebagai muslim yang mampu secara material,mereka memang berkewajiban menunaikan ibadah Haji. Segala kelengkapan sudah disiapkan.

Ibu anak-anak ini akhirnya berangkat ke tanah suci. Keadaan keduanya sihat walafiat, tak kurang satu apapun. Tiba harinya mereka melakukan thawaf dengan hati dan niat ikhlas menyeru panggilan Allah, Tuhan Semesta Alam. "Labaik Allahuma labaik, aku datang memenuhi seruanMu ya Allah".

Hasan menggandeng ibunya dan berbisik, "Ummi undzur ila Ka'bah (Bu, lihatlah Ka'bah)." Hasan menunjuk kepada bangunan empat persegi berwarna hitam itu. Ibunya yang berjalan di sisi anaknya tak beraksi dia terdiam. Perempuan itu sama sekali tidak melihat apa yang ditunjukkan oleh anaknya.

Hasan kembali membisiki ibunya. Ia tampak bingung melihat raut wajah ibunya. Di wajah ibunya tampak kebingungan. Ibunya sendiri tak mengerti mengapa ia tak bisa melihat apapun selain kegelapan. Beberapakali ia mengusap-usap matanya, tetapi kembali yang tampak hanyalah kegelapan.

Padahal, tak ada masalah dengan kesihatan matanya. Beberapa minit yang lalu dia masih melihat segalanya dengan jelas, tapi mengapa memasuki Masjidil Haram segalanya menjadi gelap gulita. Tujuh kali Haji Anak yang sholeh itu bersimpuh di hadapan Allah. Ia shalat memohon ampunan-Nya. Hati Hasan begitu sedih. Siapapun yang datang ke Baitulah, mengharap rahmatNYA.Terasa hampa menjadi tamu Allah, tanpa menyaksikan segala kebesaran-Nya, tanpa merasakan kuasa-Nya dan juga rahmat-Nya.

Hasan tidak berkecil hati, mungkin dengan ibadah dan taubatnya yang sungguh-sungguh, Ibundanya akan dapat merasakan anugerah-Nya, dengan menatap Ka'bah, kelak. Anak yang soleh itu berniat akan kembali membawa ibunya berhaji tahun depan. Ternyata nasib baik belum berpihak kepadanya. Tahun berikutnya kejadian serupa terulang lagi. Ibunya kembali dibutakan di dekat Ka'abah, sehingga tak dapat menyaksikan bangunan yang merupakan simbol persatuan umat Islam itu. Wanita itu tidak dapat melihat Ka'bah. Hasan tidak patah arang. Ia kembali membawa ibunya ke tanah suci tahun berikutnya. Anehnya, ibunya tetap saja tak dapat melihat Ka'bah. Setiap berada di Masjidil Haram, yang tampak di matanya hanyalah gelap dan gelap.

Begitulah keganjilan yang terjadi pada diri Sarah. hingga kejadian itu berulang sampai tujuh kali menunaikan ibadah haji.Hasan tak habis fikir, dia tak mengerti, apa yang menyebabkan ibunya menjadi buta di depan Ka'bah. Padahal, setiap kali berada jauh dari Ka'bah, penglihatannya selalu normal. Dia bertanya-tanya, apakah ibunya punya kesalahan sehingga mendapat azab dari Allah SWT? Apa yang telah diperlakukan ibunya, sehingga mendapat musibah seperti itu? Segala pertanyaan berkecamuk dalam dirinya. Akhirnya diputuskannya untuk mencari seorang alim ulama, yang dapat membantu permasalahannya.

Beberapa saat kemudian ia mendengar ada seorang ulama yang terkenal kerana kesohlehannya dan kebaikannya di Abu Dhabi (Uni Emirat). Tanpa kesulitan bererti, Hasan dapat bertemu dengan ulama yang dimaksud. Ia pun mengutarakan masalah kepada ulama yang soleh ini. Ulama itu mendengarkan dengan saksama, kemudian meminta agar Ibu Hasan perlu menelefonnya.Anak yang berbakti ini pun pulang. Setibanya di tanah kelahirannya, dia meminta ibunya untuk menghubungi ulama di Abu Dhabi tersebut.

Beruntung, sang Ibu mau memenuhi permintaan anaknya. Ia pun menelefon ulama itu, dan menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya di tanah suci. Ulama itu kemudian meminta Sarah introspeksi, mengingat kembali, mungkin ada perbuatan atau peristiwa yang terjadi padanya di masa lalu, sehingga ia tidak mendapat rahmat Allah. Sarah diminta untuk bersikap terbuka, mengatakan dengan jujur, apa yang telah dilakukannya. "Anda harus berterus-terang kepada saya, karana masalah anda bukan masalah senang," kata ulama itu pada Sarah. Sarah terdiam sejenak. Kemudian dia meminta waktu untuk memikirkannya. Tujuh hari berlalu, akan tetapi ulama itu tidak mendapat sebarang khabar dari Sarah.

Pada minggu kedua setelah percakapan pertama mereka, akhirnya Sarah menelefon. "Ustaz, waktu masih muda, saya bekerja sebagai jururawat di rumah sakit," cerita Sarah akhirnya. "Oh, bagus..... Pekerjaan jururawat adalah pekerjaan mulia," potong ulama itu.

"Tapi saya mencari wang sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara, tidak peduli, apakah cara saya itu halal atau haram," ungkapnya terus terang. Ulama itu terkejut. Ia tidak menyangka wanita itu akan berkata demikian.

"Di sana...." sambung Sarah, "Saya sering kali menukar bayi, karana tidak semua ibu senang dengan bayi yang telah dilahirkan. Kalau ada yang menginginkan anak laki-laki, padahal bayi yang dilahirkannya perempuan, dengan imbuhan wang, saya tukar bayi-bayi itu sesuai dengan keinginan mereka."

Ulama tersebut amat terkejut mendengar penjelasan Sarah. "Astagfirullah......" betapa tega wanita itu menyakiti hati para ibu yang diberi amanah Allah untuk melahirkan anak. Bayangkan, betapa banyak keluarga yang telah dirosaknya, sehingga tidak jelas nasabnya. Apakah Sarah tidak tahu, bahawa dalam Islam menjaga nasab atau keturunan sangat penting. Jika seorang bayi ditukar, tentu nasabnya menjadi tidak jelas. Padahal, nasab ini sangat menentukan dalam perkawinan, terutama dalam masalah mahram atau muhrim, iaitu orang-orang yang tidak boleh dinikahi. "Cuma itu yang saya lakukan," ucap Sarah. "Cuma itu ?" tanya ulama terperanjat.

"Tahukah anda bahawa perbuatan anda itu dosa yang luar biasa, betapa banyak keluarga yang sudah anda hancurkan!". ucap ulama dengan nada tinggi."Lalu apa lagi yang Anda kerjakan?" tanya ulama itu lagi sedikit kesal. "Di rumah sakit, saya juga melakukan tugas memandikan orang mati."
"Oh bagus, itu juga pekerjaan mulia," kata ulama. "Ya, tapi saya memandikan orang mati kerana ada kerja sama dengan tukang sihir."
"Maksudnya?" tanya ulama tidak mengerti. "Setiap saya bermaksud menyengsarakan orang, baik membuatnya mati atau sakit, segala perkakas sihir itu sesuai dengan syaratnya, harus dipendam di dalam tanah. Akan tetapi saya tidak menguburnya di dalam tanah, melainkan saya masukkan benda-benda itu ke dalam mulut orang yang mati."


"Suatu kali, pernah seorang alim meninggal dunia. Seperti biasa, saya memasukkan berbagai barang-barang tenung seperti jarum, benang dan lain-lain ke dalam mulutnya. Entah mengapa benda-benda itu seperti terpental, tidak hendak masuk, walaupun saya sudah menekannya dalam-dalam. Benda-benda itu selalu kembali keluar. Saya cuba lagi begitu seterusnya berulang-ulang. Akhirnya, emosi saya memuncak, saya masukkan benda itu dan saya jahit mulutnya. Cuma itu dosa yang saya lakukan." Mendengar pertuturan Sarah yang datar dan tanpa rasa dosa, ulama itu berteriak marah.

"Cuma itu yang kamu lakukan ?". "Masya Allah....!!! Saya tidak dapat bantu anda. Saya angkat tangan". Ulama itu amat sangat terkejutnya mengetahui perbuatan Sarah. Tidak pernah terbayang dalam hidupnya ada seorang manusia, apalagi dia adalah wanita, yang memiliki nurani begitu tega, begitu keji. Tidak pernah terjadi dalam hidupnya, ada wanita yang melakukan perbuatan sekeji itu. Akhirnya ulama itu berkata, "Anda harus memohon ampun kepada Allah, kerana hanya Dialah yang dapat mengampuni dosa Anda."

Bumi menolaknya. Setelah beberapa lama, sekitar tujuh hari kemudian ulama tidak mendengar khabar selanjutnya dari Sarah. Akhirnya ia mendapat tahu dengan menghubunginya melalui telepon. Ia berharap Sarah telah bertaubat atas segala yang telah diperbuatnya. Ia berharap Allah akan mengampuni dosa Sarah, sehingga Rahmat Allah datang kepadanya.Kerana tak juga memperoleh khabar, ulama itu menghubungi keluarga Hasan di Mesir.

Kebetulan yang menerima telepon adalah Hasan sendiri. Ulama menanyakan khabar Sarah,ternyata khabar duka yang diterima ulama itu. "Ummi sudah meninggal dua hari setelah menelefon ustad," ujar Hasan. Ulama itu terkejut mendengar khabar tersebut. "Bagaimana ibumu meninggal, Hasan?". tanya ulama itu.

Hasan pun akhirnya bercerita : Setelah menelefon ulama, dua hari kemudian ibunya jatuh sakit dan meninggal dunia. Yang mengejutkan adalah peristiwa penguburan Sarah. Ketika tanah sudah digali, untuk kemudian dimasukkan jenazah atas izin Allah, tanah itu rapat kembali, tertutup dan mengeras. Para penggali mencari lokasi lain untuk digali. Peristiwa itu berulang kembali. Tanah yang sudah digali kembali menyempit dan tertutup rapat. Peristiwa itu berlangsung begitu cepat, sehingga tidak seorangpun penghantar jenazah yang menyedari bahawa tanah itu kembali rapat.

Peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Para penghantar yang menyaksikan peristiwa itu merasa ngeri dan merasakan sesuatu yang aneh terjadi.Mereka yakin, kejadian tersebut pastilah berkaitan dengan perbuatan si mayat. Waktu terus berlalu, para penggali kubur putus-asa kerana pekerjaan mereka tak juga selesai. Siang pun berlalu, petang menjelang, bahkan sampai hampir Maghrib, tidak ada satu pun lubang yang berhasil digali. Mereka akhirnya pasrah, dan beranjak pulang. Jenazah itu dibiarkan saja tergeletak di hamparan tanah kering kerontang.

Sebagai anak yang begitu sayang dan hormat kepada ibunya, Hasan tidak tega meninggalkan jenazah orang tuanya ditempat itu tanpa dikubur. Kalaupun dibawa pulang, rasanya tidak mungkin. Hasan termenung di tanah perkuburan seorang diri. Dengan izin Allah, tiba-tiba berdiri seorang laki-laki yang berpakaian hitam panjang, seperti pakaian khusus orang Mesir. Lelaki itu tidak tampak wajahnya, kerana terhalang tutup kepalanya yang menjorok ke depan. Laki-laki itu mendekati Hasan kemudian berkata padanya, "Biar aku tangani jenazah ibumu, pulanglah!". kata orang itu.

Hasan lega mendengar bantuan orang tersebut, Ia berharap laki-laki itu akan menunggu jenazah ibunya. Syukur-syukur menggali lubang dan kemudian mengebumikan ibunya. "Aku minta supaya kau jangan menengok ke belakang, sampai tiba di rumahmu," pesan lelaki itu. Hasan mengangguk, kemudian ia meninggalkan pemakaman. Belum sempat ia di luar lokasi pemakaman,terselit keinginannya untuk mengetahui apa yang terjadi dengan jenazah ibunya.

Sedetik kemudian ia menengok ke belakang. Betapa pucat wajah Hasan, >melihat jenazah ibunya sudah dililit api, kemudian api itu menyelimuti seluruh tubuh ibunya. Belum habis rasa herannya, sedetik kemudian dari arah yang berlawanan, api menerpa wajah Hasan. Hasan ketakutan.Dengan langkah seribu, dia pun bergegas meninggalkan tempat itu. Demikian yang diceritakan Hasan kepada ulama itu. Hasan juga mengaku, bahwa separuh wajahnya yang tertampar api itu kini berbekas kehitaman kerana terbakar.

Ulama itu mendengarkan dengan seksama semua cerita yang diungkapkan Hasan. Dia menyarankan, agar Hasan segera beribadah dengan khusyuk dan meminta ampun atas segala perbuatan atau dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh ibunya. Akan tetapi, ulama itu tidak menceritakan kepada Hasan, apa yang telah diceritakan oleh ibunya kepada ulama itu. Ulama itu meyakinkan Hasan, bahwa apabila anak yang soleh itu memohon ampun dengan sungguh-sungguh, maka bekas luka di pipinya dengan izin Allah akan hilang. Benar saja,tak berapa lama kemudian Hasan kembali memberitahu ulama itu, bahawa lukanya yang dulu amat terasa sakit dan panas luar biasa, semakin hari bekas kehitamannya hilang. Tanpa tahu apa yang telah dilakukan ibunya selama hidup, Hasan tetap mendoakan ibunya. Ia berharap, apapun perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh ibunya, akan diampuni oleh Allah SWT.

Penggunaan "Masya Allah"

Pengunaan "Masyaallah" dlm percakapan seharian. Kadang-kadang kita terpengaruh dengan movie, terutama citer P Ramlee yang banyak menggunakan "Masya Allah" dalam situasi yang silap. Bayangkan jika anda forwardkan kepada sahabat-sahabat lain, pahala akan terus berganda macam juga buat selling-networking, cuma in this case, pahala yang
berganda bukan duit which to someone money is the number one in his/her life.

Saya dapati ramai di kalangan kita menggunakan lafaz "Masya Allah" ketika berhadapan dengan situasi yang tidak disukai atau tidak elok, contoh ketika terlihat gambar-gambar censored atau bila anak-anak kita buat perangai nakal.

Sebenarnya istilah "Masya Allah" bermaksud ALLAH THE ALMIGHTY atau ALLAH YANG MAHA AGUNG. Mengikut buku "What Do Say" by Kathyn Abdullah, kita menggunakan istilah "MasyaaAllah" bila kita melihat "something nice" seperti melihat bayi/kanak-kanak yg comel, ketika menjamah makanan yang sedap, terbau wangi-wangian dan sebagainya.

Jadi pengunaan Masya Allah ketika berhadapan dgn situasi yang tidak elok adalah salah dan tidak digalakkan. Yang patut kita lafaz ialah "Astagfirrullahhalazim" (Aku memohon ampun kepadamu Ya Allah) ataupun "Innalillah" (Kepada Allah kita kembali).

4 Things You Probably Never Knew Your Mobile Phone Could Do

There are a few things that can be done in times of grave emergencies. Your mobile phone can actually be a life saver or an emergency tool for survival. Check out the things that you can do with it:

FIRST
Emergency

The Emergency Number worldwide for Mobile is 112. If you find yourself out of the coverage area of your mobile; network and there is an emergency, dial 112 and the mobile will search any existing network to establish the emergency number for you, and interestingly this number 112 can be dialed even if the keypad is locked. Try it out.

SECOND
Have you locked your keys in the car?

Does your car have remote keyless entry? This may come in handy someday. Good reason to own a cell phone: If you lock your keys in the car and the spare keys are at home, call someone at home on their mobile phone from your cell phone.

Hold your cell phone about a foot from your car door and have the person at your home press the unlock button, holding it near the mobile phone on their end. Your car will unlock.. Saves someone from having to

drive your keys to you. Distance is no object. You could be hundreds of miles away, and if you can reach someone who has the other "remote" for your car, you can unlock the doors (or the trunk). Editor's Note: It works fine! We tried it out and it unlocked our car over a mobile phone!"

THIRD
Hidden Battery Power

Imagine your mobile battery is very low. To activate, press the keys *3370# Your mobile will restart with this reserve and the instrument will show a 50% increase in battery. This reserve will get charged when you charge your mobile next time.

FOURTH
How to disable a STOLEN mobile phone?

To check your Mobile phone's serial number, key in the following digits on your phone: * # 0 6 #

A 15 digit code will appear on the screen. This number is unique to your handset. Write it down and keep it somewhere safe. When your phone get stolen, you can phone your service provider and give them this code. They will then be able to block your handset so even if the thief changes the SIM card, your phone will be totally useless. You probably won't get your phone back, but at least you know that whoever stole it can't use/sell it either. If everybody does this, there would be no point in people stealing mobile phones.

Salasilah Para Rasul