Selasa, Julai 23, 2013

Perkara Wajib dan Sunat dalam Solat


Pekara yang wajib dalam solat:

Terdapat 13 perkara yang wajib di dalam solat (fardu dan sunat). Ia juga dikenali dengan nama rukun solat. Perkara-perkara tersebut ialah:

1. Niat
2. Berdiri betul
3. Takbiratul Ihram
4. Membaca Surah Al-Fatihah
5. Rukuk serta tuma'ninah
6. I'tidal
7. Sujud serta tuma'ninah
8. Duduk antara dua sujud
9. Duduk tahiyat akhir
10. Bacaan tahiyat akhir
11. Selawat ke atas Nabi dalam tahiyat akhir
12. Salam
13. Tertib

 Sunat-sunat solat itu banyak dan secara keseluruhannya ia boleh dibahagikan kepada tiga bahagian:

1. Sunat-sunat yang ditunaikan sebelum solat
2. Sunat-sunat yang ditunaikan ketika solat
3. Sunat-sunat yang ditunaikan selepas solat

Sunat-sunat yang ditunaikan sebelum solat

Ada tiga perkara, iaitu:
1. Azan.
2. Iqamat.
3. Meletakkan sesuatu (pemisah) di hadapannya yang memisahkan antaranya dengan orang-orang yang lalu lalang seperti dinding, tiang, tongkat atau dengan menghampar sejadah dan seumpamanya.

Doa Iftitah Dalam Solat

Secara ringkasnya doa iftitah merupakan salah satu perkara sunat yang dilakukan semasa solat dan termasuk dalam kategori sunat haiat (سنة هيئات) iaitu perkara sunat yang tidak akan menyebabkan sujud sahwi apabila ditinggalkan. Berbeza dengan sunat ab’adh (سنة أبعاض) iaitu perkara sunat yang akan menyebabkan sujud sahwi apabila ditinggalkan.

Pensyariatan Doa Iftitah Di Dalam Solat

            Antara hadis Nabi S.A.W. yang menyatakan tentang perkara ini ialah : Diriwayatkan oleh Imam Muslim, daripada Saidina Ali k.a.w. daripada Rasulullah S.A.W. apabila berdiri untuk solat akan membaca :

وجهت) وجهي للذي فطر السماوات والأرض حنبفا مسلما وما أنا من المشركين, إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين, لا شريك له وبذلك أمرت وأنا من المسلمين.(

Aku berniatkan ibadahku kepada Yang menjadikan langit dan bumi, sebagai seorang Hanif (yang berada atas jalan lurus) dan Muslim dan bukanlah aku tergolong dari kalangan orang musyrikin. Sesungguhnya solatku, ibadahku, kehidupanku, dan kematianku hanyalah kepada Allah Tuhan sekalian alam. Tiadalah sekutu bagiNya dan dengan itulah (mentauhidkan Allah) aku diperintahkan dan aku tergolong dari kalangan orang Islam.

Surah At-Taubah ... Kenapa Tiada Basmallah/Bismillah Diawalnya?


Jika kita mengamati dan membaca ayat-ayat dari Al Quran Al Karim sehingga sampai kepada surah At-Taubah, kita akan dapati di awal surah At-Taubah itu tiada perkataan Basmalah/Bismillah. Ini amat berbeza sekali dengan surah2 yang lain kerana kesemua surah2 didalam mushaf alquran mengandungi Basmalah diawalnya kecuali surah At-Taubah ini...kenapa dan mengapa keadaan ini berlaku...setiap sesuatu yang datang daripada Allah mesti ada sebab musababnya...sama-sama kita teliti apa jawapan yang sebenarnya yang diulas dari ulamak berkenaan masalah ini...

Pendapat di kalangan ulama ahli tafsir tentang sebab-sebab kenapa tidak ada basmalah di awal surah At-taubah, iaitu:

Pendapat Pertama mengatakan bahwa telah menjadi kebiasaan orang orang Arab pada zaman dahulu apabila ada di antara mereka perjanjian tertulis maka mereka menuliskan bismillah...akan tetapi jika ingin membatalkan perjanjian tersebut, mereka menuliskannya tanpa membubuhi atau meletakkan basmallah...Ketika turunnya Surah At-taubah yang menandai tidak berlakunya perjanjian antara Rasulullah dan orang musyrikin, Rasulullah s.a.w. mengutus Ali bin Abi Thalib membacakan surah tersebut dengan tanpa menyertakan basmallah di awalnya...

Kedua, pendapat yang mengatakan bahawa terdapat kesamaan diantara surah At-taubah dengan surah sebelumnya Al-anfal...maka dikatakan bahwa surat At-taubah merupakan kelanjutan dari surah sebelumnya, sehingga tidak ada basmalah di awal surah tersebut. Pendapat ini berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi...

Ketiga, surah At taubah berdekatan dengan surah Al-baqoroh dan mempunyai kesamaan antara keduanya, maka tidak dituliskan basmalah di awal surah...

Yahudi

Sekarang ini mendengar kata “yahudi” maka yang terlintas di kepala hanyalah kebobrokan demi kebobrokan kaum tersebut. Kejahatan, kebengisan, kelicikan, kecongkakan, pengingkaran, penjajahan, penjarahan, keras kepala dan rentetan keburukan yang lain selalu melekat di belakang nama kaum yang Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam al-Qur’an juga menyebutnya dengan Bani Israil. Sejak dahulu sifat-sifat buruk tersebut telah melekat dan apa yang kita saksikan sekarang ini hanyalah lanjutan dari pendahulu-pendahulu mereka. Allah Subahanhu wa Ta’ala telah menegaskan dalam al-Qur’an:

“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. (QS. al-Isra’ : 4).



Paling keras permusuhannya dengan Islam

Ketika kita kembali mengingat sejarah orang-orang yahudi yang suka membantah ajakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menuju jalan yang benar, maka kita bisa melihat betapa angkuh dan keras hati mereka. Kebencian mereka terhadap Islam tak akan pernah surut sampai kapan pun. Mereka tak akan pernah rela kepada umat Islam, sampai umat Islam mau mengikuti hawa nafsu mereka. Memang musuh Islam banyak (tak hanya yahudi), bahkan orang yang beragama Islam yang munafik kepada agama Islam bisa menjadi musuh Islam juga. Namun, rasa permusuhan yang ada dalam hati para yahudi lebih keras dan sadis dibanding dengan musuh-musuh yang lain.

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang yahudi dan orang-orang musyrik…” (QS. Al-Maidah : 82).

Kita semua sekarang juga bisa melihat fakta kebencian mereka terhadap orang-orang Islam yang ada di Gaza. Bertahun-tahun yahudi Israel menjajah, mengusir dan menyiksa rakyat Palestina.

Israel dan Amerika menuduh Hamas adalah kelompok teroris yang harus dihancurkan, padahal Israel dan AS yang sebenarnya lebih pantas disebut Teroris. Banyak fakta-fakta yang kuat yang bisa dijadikan penguat atas hal ini, seperti pembunuhan ratusan ribu orang di Irak atas tuduhan senjata pemusnah masal/nuklir yang akhirnya tak bisa dibuktikan oleh George W. Bush, begitu juga pembantaian oleh tentara-tentara Israel kepada warga sipil di Gaza, Palestina. Sungguh sikap mereka sangat keji dan tidak manusiawi.

Dan permusuhan tersebut akan berlanjut hingga akhir zaman sebagaimana firman Allah Ta’ala,

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan (pernah) senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka…” (QS. al-Baqarah : 120)


The Amazing Al Quran - The Mathematical Miracles


Fakta Ilmiah dalam Al Quran

Fakta Ilmiah dalam Al Quran telah terbukti kebenarannya yang banyak ditemukan oleh para ilmuwan. Setiap Rasul yang diutus Allah SWT kepada manusia dibekali dengan keistimewaan-keistimewaan yang disebut mukjizat. Mukjizat ini bukanlah kesaktian ataupun tipu muslihat untuk memperdayai umat manusia, melainkan kelebihan yang Allah SWT berikan untuk meneguhkan kedudukan para Rasulnya dan mempertegas seruan (dakwah) mereka agar manusia beriman kepada Allah SWT dan tidak mempersekutukan-Nya (tauhid).
Namun mukjizat setiap nabi dan Rasul berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan karakter dan kondisi kaumnya yang menjadi objek dakwah. Lalu, apakah mukjizat Nabi Muhammad saw?
Para ulama sependapat, di antara sekian banyak mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad saw, yang terbesar adalah Alquran. Alquran adalah kitab suci penyempurna kitab-kitab suci para nabi sebelumnya. Alquran bukan hanya petunjuk untuk mencapai kebahagiaan hidup bagi umat Muslim, tapi juga seluruh umat manusia.
Salah satu keajaiban Alquran, adalah terpelihara keasliannya dan tidak berubah sedikitpun sejak pertama kali diturunkan pada malam 17 Ramadan 14 abad yang lalu hingga kiamat nanti. Otentisitas Alquran sudah dijamin oleh Allah, seperti dalam firman-Nya, “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan Sesungguhnya Kami pula yang benar-benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr: 9)
Bukti otentisitas ini adalah banyaknya penghafal Alquran yang terus lahir ke dunia, dan pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti. Kejaibannya, meski Alquran diturunkan 14 abad lalu, namun ayat-ayatnya banyak yang menjelaskan tentang masa depan dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat Alquran yang terbukti kebenarannya. Para ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah ekperimen penelitian ilmiah.
Berikut beberapa fakta ilmiah Alquran yang dihimpun dari berbagai sumber, di mana berbagai penemuan ilmiah saat ini ternyata sesuai dengan ayat-ayatnya.

1. Fakta tentang besi

1 1 

Besi adalah salah satu logam berat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Dalam Alquran surat Al Hadiid ayat 25 menjelaskan bahwa Allah menurunkan besi yang memiliki kekuatan hebat dan memiliki banyak manfaat bagi manusia.
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan (anzalnaa) besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya, padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.”
Dalam ayat ini, kata “anzalnaa” memiliki arti “kami turunkan” digunakan untuk menunjuk besi. Apabila diartikan secara kiasan kata “anzalnaa” menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia.
Apabila mengartikan kata itu secara harfiah, yakni “secara bendawi diturunkan dari langit”, maka diperoleh arti bahwa besi diturunkan dari langit. Beberapa ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran ayat itu. Partikel besi tidak berasal dari bumi melainkan berasal dari benda-benda luar angkasa.
Paling tidak, terdapat sembilan ayat dalam Alquran yang membahas dan menjelaskan tentang besi. Salah satunya, “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (QS An-Nahl: ayat 81)