Khamis, Julai 12, 2012

6 Orang yang Didoakan Malaikat


Berikut adalah senarai orang – orang yang mendapat doa oleh para malaikat:

1. ORANG YANG TIDUR DALAM KEADAAN BERSUCI

Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahawa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa "Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan kerana tidur dalam keadaan suci"

*(Hadith ini disahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Sahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. ORANG YANG MENUNGGU SOLAT.

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahawa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang di antara kamu yang duduk menunggu solat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia”

* (Sahih Muslim no. 469)

Tiga Tanda-Tanda

Tanda-tanda orang kafir ada tiga :
Ragu terhadap eksistensi (keberadaan) Allah, enggan menyembah Allah dan lengah berbuat taat kepada Allah.

Tanda-tanda orang munafik ada tiga :
Apabila berbicara ia dusta (berbohong), apabila berjanji ia ingkar dan apabila dipercaya ia khianat.

Tanda-tanda orang ingkar ada tiga :
lSuka bersikap riya’ (menyempurnakan ruku’ dan sujudnya) apabila shalat berjamaah/ bersama orang lain dan menguranginya jika shalat sendirian, bersemangat jika ada orang yang memperhatikannya (memujinya) dan memuji Allah dalam keadaan sepi dan ramai (mengada-ada).

Tanda-tanda orang bodoh ada tiga :
Lengah menjalankan kewajiban-kewajibannya kepada Allah, banyak bicara dan suka menghujat Allah.

Tanda-tanda orang yang tidak mendapat pertolongan ada tiga :
Sering bohong, sering bersumpah palsu dan sering berbuat kesalahan kepada sesama.

Tanda-tanda sengsara ada tiga :
Suka makan barang haram, menjauhi orang alim dan suka shalat sendirian (tidak berjama’ah). Sengsara yang dimaksud disini adalah tidak memiliki ketentraman bathin dan ketenangan jiwa.

Kisah Malaikat Penjaga 7 Pintu Langit


Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Di setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu

Ibn Mubarak mengatakan bahwa Khalid bin Ma'dan berkata kepada sahabat Mu'adz bin Jabal RA, "Ceritakanlah satu hadits yang kau dengar dari Rasulullah SAW, yang kau menghafalnya dan setiap hari kau mengingatnya lantaran saking keras, halus, dan dalamnya makna hadits tersebut. Hadits manakah yang menurut pendapatmu paling penting ?"

Mu'adz menjawab, "Baiklah, akan kuceritakan." Sesaat kemudian, ia pun menangis hingga lama sekali, lalu ia bertutur, "hmm, sungguh kangennya hati ini kepada Rasulullah SAW, ingin rasanya segera bersua dengan beliau.."

Ia melanjutkan, "Suatu saat aku menghadap Rasulullah SAW. Beliau menunggangi seekor unta dan menyuruhku naik dibelakangnya, maka berangkatlah kami dengan unta tersebut. Kemudian beliau menengadahkan wajahnya ke langit, dan berdoa, "Puji syukur kehadirat Allah, Yang Maha Berkehendak kepada makhluq-Nya menurut kehendak-Nya."

Kemudian beliau SAW berkata, "sekarang aku akan mengisahkan satu cerita kepadamu yang apabila engkau hafalkan, akan berguna bagimu, tapi kalau engkau sepelekan, engkau tidak akan mempunyai hujjah kelak di hadapan Allah SWT.

"Hai, Mu'adz! Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Pada setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu, dan tiap-tiap pintu langit itu dijaga oleh malaikat penjaga pintu sesuai kadar pintu dan keagungannya.

Sedekah Menunda Kematian


Suatu hari Nabi Ibrahim didatangi oleh salah satu muridnya, dan ia menceritakan bahwa ia akan segera menikah besok pagi. Setelah berbincang sejenak, anak muda tersebut meninggalkan Nabi Ibrahim.

Beberapa saat kemudian, Malaikat Maut mendatangi Nabi Ibrahim dan bertanya, "Siapa anak muda yang tadi mendatangimu wahai Ibrahim?" tanya Malaikat Maut.

"Yang anak muda tadi adalah sahabat sekaligus muriduk," jawab Nabi Ibrahim.
"Ada apa dia datang menemuimu?" tanya Malaikat Maut lagi.
"Dia menyampaikan bahwa dia akan melangsungkan pernikahan besok pagi," jawab Nabi Ibrahim.
"Wahai Ibrahim, sayang sekali umur anak itu tidak akan sampai besok pagi," jelas Malaikat Maut.

Setelah berkata demikian, Malaikat Maut pergi meninggalkan Nabi Ibrahim.

Keesokan harinya Nabi Ibrahim berjalan menuju rumah pemuda tersebut, dan alangkah terkejutnya Nabi Ibrahim melihat pemuda itu masih dalam keadaan hidup. Dan pemuda itu akhirnya melangsungkan pernikahan dengan lancar. Nabi Ibrahim turut bahagia melihat muridnya menikah.

Walau senang, terbesit rasa sedih, rasa kasihan karena Nabi Ibrahim tahu bahwa kebahagiaannya tak akan lama. Namun keadaan berkata lain.

Jenis-Jenis Marah


Marah adalah salah satu sifat mazmumah yang tidak sepatutnya ada pada seorang muslim mukmin. Justeru usaha untuk mengelakkan diri dari sifat marah menjadi satu kewajipan. Sifat marah yang wajib dibuang dari diri seseorang ialah sifat marah yang dilarang. Tidak semua sifat marah dilarang ada kalanya wajib kita marah dan terkadang diharuskan kita marah. Kemampuan kita mengurus kemarahan akan membawa kita kepada situasi yang tenang dan membahagiakan.

Sifat marah dari sudut hukum boleh dibahagikan kepada tiga bahagian

1. Marah yang dipuji ( al-ghadhab al-mahmud )
Perasaan marah dituntut apabila berlakunya pencabulan dan perlanggaran terhadap larangan-larangan Allah s.w.t. Sifat ini adalah hasil dari keimanan yang kuat terhadap Allah swt kerana orang yang tidak marah terhadap pencabulan dan pelanggaran larangan Allah dianggap sebagai orang yang lemah iman.
Suatu ketika Rasulullah s.a.w melihat para sahabat bertelagah berkaitan keimanan dengan qadr lalu berubah air muka Rasulullah s.a.w kerana marah lalu berkata;
بهذا أمرتم ؟ أو لهذا خلقتم ؟ تضربون القرآن بعضه ببعض بهذا هلكت الأمم قبلكم )
Maksudnya; Inikah yang kamu disuruh? Atau untuk inikah kamu dijadikan memperdebatkan al-quran dengan al-quran, ingatlah dengan sebabini umat terdahulu dibinasakan.

Sabda Rasulullah s.a.w;
من رأى منكم منكراً فليغيره بيده ، فإن لم يستطع فبلسانه ، فإن لم يستطع فبقلبه ، وذلك أضعف الإيمان.

Maksudnya; Sesiapa yang melihat kemungkaran hendaklah ia ubah dengan tangan (kekuasaan) sekiranya tidak mampu ubah dengan lidahnya, sekiranya tidak mampu juga maka ubah dengan hati, itulah selemah-lemah iman.
Sikap untuk mengubah, menegur atau rasa tidak suka tidak akan timbul pada diri seseorang sekiranya tidak ada perasaan marah terhadap sesutau perkara. Kecantikan Islam dalam marah ialah apabila kira dapat mengurus sifat marah dengan cara hikmah dan bijaksana bukan dengan cara mengikut perasaan dan nafsu seperti memaki hamun, mencerca, memukul atau tidakan-tindakan yang negatif.