Isnin, April 21, 2008

Kesalahan Umum Berkaitan Shalat

Shalat adalah amal pertama yang dihisab Allah. Jika shalat seseorang baik maka baik pula seluruh amalnya. Demikian pun sebalik-nya. Tetapi ironinya, banyak umat Islam yang melalaikan urusan shalat. Berikut ini yang sering dilalaikan sebagian umat Islam dalam hal shalat.


1. Meninggalkan shalat sama sekali. Ini adalah suatu kekufuran berdasarkan Al-Qur'an, As-Sunnah dan ijma'. Allah berfirman, artinya:
"Apakah yang membuat kalian masuk ke dalam Neraka Saqar?' Mereka menjawab, '(Karena) kami dulu tidak termasuk orang-orang yang mendirikan shalat'." (Al-Muddatstsir: 4).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallambersabda, artinya: "Perjanjian antara kami dengan mereka adalah shalat, barang-siapa meninggalkannya maka dia telah kafir." (HR. Ahmad dan lainnya, shahih). Adapun dalil dari ijma' adalah ucapan Abdullah bin Syaqiq : "Para sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallamtidak berpendapat ada suatu amalan yang jika ditinggal-kan menjadikan kufur kecuali masalah shalat." (Diriwayatkan At-Tirmidzi dan lainnya dengan sanad shahih).

2. Mengakhirkan shalat. Sebab ia bertentangan dengan firman Allah, artinya: "Sesungguhnya shalat itu wajib atas orang-orang beriman pada waktu yang telah ditentukan." (An-Nisa': 103).
Karena itu, mengakhirkan shalat tanpa udzur yang dibolehkan syara' adalah dosa besar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya: "Itu adalah shalat orang munafik. Ia duduk menunggu matahari, sampai jika matahari telah berada di antara dua tanduk setan (hendak tenggelam) ia berdiri dan menukik empat rakaat, sedang ia tidak mengingat Allah di dalamnya kecuali sedikit." (HR. Muslim).

3. Meninggalkan shalat berjamaah. Shalat berjamaah adalah wajib kecuali bagi orang yang memiliki udzur yang dibolehkan syara'. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya: "Siapa yang mendengarkan seruan adzan tetapi tidak memenuhinya maka tidak ada shalat baginya, kecuali karena udzur." (HR. Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad kuat). Allah berfirman, artinya: "Dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'." (Al-Baqarah: 43). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya:
"Kemudian aku mengutus (utusan) kepada orang-orang yang tidak shalat berjamaah, sehingga aku bakar rumah-rumah mereka." (Muttafaq Alaih). Dan cukuplah bagi mereka yang menginginkan syi'ar Islam dengan memulai lewat gerakan shalat berjama'ah.

4. Tidak thuma'ninah dalam shalat. Thuma'ninah adalah rukun shalat. Shalat tidak sah jika tidak thuma'ninah. Thuma'ninah artinya, tenang ketika sedang ruku', i'tidal, sujud dan duduk antara dua sujud. Tenang di sini maksudnya, sampai tulang-tulang kembali pada posisi dan persendiannya, tidak tergesa-gesa dalam pergantian dari satu rukun ke rukun lainnya. Demikianlah, sehingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada orang yang tergesa-gesa dalam shalatnya dan tidak thuma'ninah bersabda, artinya: "Kembali dan shalatlah, sesungguhnya engkau belum shalat."

5. Tidak khusyu' dan banyak gerakan dalam shalat. Allah memuji orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya. Allah berfirman, artinya: "(Yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya." (Al-Mukminun: 2). Karena itu, hendaknya setiap orang yang shalat, khusyu' dalam shalatnya, sehingga memperoleh pahala yang sempurna.

6. Mendahului atau menyelisihi imam. Ini bisa mengakibatkan batalnya shalat atau raka'at. Karena itu, hendaknya makmum mengikuti imam, tidak mendahului atau terlambat daripadanya, baik satu rukun atau lebih. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya: "Sesungguhnya diadakannya imam itu untuk diikuti, karena itu jika ia bertakbir maka bertakbirlah, dan jangan kalian bertakbir sampai ia bertakbir, dan
jika ia ruku' maka ruku'lah dan jangan kalian ruku' sampai dia ruku'..." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

7. Bangun dari duduk untuk menyempurnakan raka'at sebelum imam selesai dari salam yang kedua.

8. Memandang ke langit (atas) atau menoleh ke kiri dan ke kanan ketika shalat. Hal ini telah diancam oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, artinya: "Hendaklah orang-orang mau berhenti dari mendongakkan pandangannya ke langit ketika shalat atau Allah tidak mengembalikan pandangannya kepada mereka." (HR. Muslim). Adapun menoleh yang tidak diperlukan maka hal itu mengurangi kesempurnaan shalat, dan jika sampai lurus ke arah lain maka hal itu membatalkan shalat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya: "Jauhilah dari menoleh dalam shalat, karena sesungguh-nya ia adalah suatu kebinasaan." (HR. At-Tirmidzi dan dishahihkannya) .

9. Mengenakan pakaian tipis yang tidak menutupi aurat. Hal ini membatalkan shalat, karena menutup aurat merupakan syarat sahnya shalat.

10. Tidak memakai kerudung dan menutupi telapak kaki bagi wanita. Aurat wanita dalam sha-lat adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan (termasuk punggungnya) . Ummu Salamah x ditanya tentang pakaian shalat wanita. Beliau menjawab: "Hendaknya ia shalat dengan kerudung, dan baju kurung panjang yang menu-tupi kedua telapak kakinya."

11. Lewat di depan orang yang sedang shalat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya: "Seandainya orang yang lewat di depan orang shalat itu mengetahui dosanya, tentu berhenti (menunggu) empat puluh (tahun) lebih baik baginya daripada lewat di depannya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

12. Tidak melakukan takbiratul ihram ketika mendapati imam sedang ruku'. Takbiratul ihram adalah rukun shalat karena itu ia wajib dilakukan dan dalam keadaan berdiri, baru kemudian mengikuti imam yang sedang ruku'.

13. Tidak langsung mengikuti keadaan imam ketika masuk masjid. Orang yang masuk masjid hendaknya langsung mengikuti imam, baik ketika itu ia sedang duduk, sujud atau lainnya (tentunya setelah takbiratul ihram, sebagaimana disebutkan di muka). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya: "Jika kalian datang untuk shalat dan kami sedang sujud, maka sujudlah!" (HR. Abu Daud, shahih).

14. Melakukan sesuatu yang melalaikannya dari shalat. Ini menunjukkan bahwa dia lebih menuruti hawa nafsu daripada menta'ati Allah. Betapa banyak orang yang tetap sibuk dengan pekerjaannya, menonton TV, ngobrol dan sebagai-nya sementara seruan adzan telah berkumandang. Padahal melalaikan shalat dan mengingat Allah adalah suatu bencana besar. Allah berfirman, artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jangan-lah hartamu dan anak-anakmu melalaikanmu dari mengingat Allah, barangsiapa melakukan demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi." (Al-Munafiqun: 9).

15. Memejamkan mata ketika shalat tanpa keperluan. Ini adalah makruh. Ibnu Qayyim berkata, 'Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak mencontohkan shalat dengan meme-jamkan mata.' Akan tetapi jika memejamkan mata tersebut diperlukan misalnya, karena di hadapan-nya ada lukisan atau sesuatu yang menghalangi kekhusyu'annya maka hal itu tidak makruh.

16. Makan atau minum dalam shalat. Ini membatalkan shalat. Ibnul Mundzir berkata, 'Para ahli ilmu sepakat bahwa orang yang shalat dilarang makan dan minum.' Karena itu, bila masih terdapat sisa makanan di mulut, seseorang yang sedang shalat tidak boleh menelannya tetapi hendaknya mengeluarkannya dari mulutnya.

17. Tidak meluruskan dan merapatkan barisan. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya: "Kalian mau meluruskan barisan-barisan kalian atau Allah akan membuat perselisihan di antara hati-hati kalian." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Adapun rapatnya barisan, sebagaimana yang dipraktekkan para sahabat adalah pundak dan telapak kaki seseorang merapat dengan pundak dan telapak kaki kawannya.

18. Imam tergesa-gesa dalam shalatnya dan tidak thuma'ninah, sehingga menjadikan makmum juga tergesa-gesa, tidak thuma'ninah dan tidak sempat membaca Fatihah. Setiap imam akan ditanya tentang shalatnya, dan thuma'ninah adalah rukun, karena itu ia wajib atas imam karena dia adalah yang diikuti.

19. Tidak memperhatikan sujud dengan tujuh anggota. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya: "Kami diperin-tahkan untuk sujud dengan tujuh anggota; kening -dan beliau mengisyaratkan dengan tangannya sampai ke hidungnya-, dua tangan, dua lutut dan dua telapak kaki." (Muttafaq Alaih).

20. Membunyikan ruas jari-jari ketika shalat. Ini adalah makruh. Ibnu Abi Syaibah meriwayat-kan: "Aku shalat di sisi Ibnu Abbas dan aku membunyikan jari-jariku. Setelah selesai shalat, ia berkata, 'Celaka kamu, apakah kamu membunyikan jari-jarimu dalam keadaan shalat?"

21. Mempersilakan menjadi imam kepada orang yang tidak pantas menjadi imam. Imam adalah orang yang diikuti, karena itu ia harus faqih (paham dalam urusan agama) dan qari' (pandai membaca Al-Qur'an). Para ulama menetapkan, tidak boleh dipersilakan menjadi imam orang yang tidak baik bacaan Al-Qur'annya, atau yang dikenal dengan kemaksiatannya (fasiq), meskipun demikian, kalau itu terjadi maka shalat makmum tetap sah.

22. Membaca Al-Qur'an secara tidak baik dan benar. Ini adalah kekurangan yang nyata. Karena itu, setiap muslim harus berusaha untuk membaca Al-Qur'an, terutama dalam shalatnya dengan baik dan benar. Allah berfirman, artinya: "Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan tartil." (Al-Muzzammil: 4).

23. Wanita pergi ke masjid dengan perhiasan dan wewangian. Ini adalah kemunkaran yang tampak nyata baik di bulan Ramadhan atau di waktu lainnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya: "Jangan melarang wanita-wanita pergi ke masjid, dan hendaknya mereka keluar dalam keadaan tidak berhias dan memakai wewangian." (HR. Ahmad dan Abu Daud, shahih).

Pesanan

Nabi Muhammad S.A.W bersabda: "Ada 4 di pandang sebagai ibu ", iaitu :

1. Ibu dari segala UBAT adalah SEDIKIT MAKAN.
2. Ibu dari segala ADAB adalah SEDIKIT BERBICARA.
3. Ibu dari segala IBADAT adalah TAKUT BUAT DOSA.
4. Ibu dari segala CITA CITA adalah SABAR.

Orang Yang Tidak Melakukan Solat:

Subuh : Dijauhkan cahaya muka yang bersinar
Zuhor : Tidak diberikan berkah dalam rezekinya
Asar : Dijauhkan dari kesihatan/kekuatan
Maghrib : Tidak diberi santunan oleh anak-anaknya
Isyak : Dijauhkan kedamaian dalam tidurnya

Kubur Setiap Hari Menyeru Manusia Sebanyak Lima (5) Kali ...

1. Aku rumah yang terpencil,maka kamu akan senang dengan selalu membaca Al-Quran.
2. Aku rumah yang gelap,maka terangilah aku dengan selalu solat malam.
3. Aku rumah penuh dengan tanah dan debu,bawalah amal soleh yang menjadi hamparan.
4. Aku rumah ular berbisa,maka bawalah amalan Bismillah sebagai penawar.
5. Aku rumah pertanyaan Munkar dan Nakir,maka banyaklah bacaan "Laa ilahaillallah, Muhammadar Rasulullah", supaya kamu dapat jawapan kepadanya.

Lelaki dan Wanita

1 lelaki bujang kena tanggong dosa sendiri apabila sudah baligh manakala dosa gadis bujang ditanggung oleh bapanya.

2 lelaki berkahwin kena tanggong dosa sendiri, dosa isteri, dosa anak perempuan yang belum berkahwin dan dosa anak lelaki yang belum baligh. BERATKAN !

3 Hukum menjelaskan anak lelaki kena bertanggong-jawab keatas ibunya dan sekiranya dia tidak menjalankan tanggong-jawabnya maka dosa baginya terutama anak lelaki yang tua, menakala perempuan tidak, perempuan hanya perlu taat kepada suaminya. Isteri berbuat baik pahala dapat kepadanya kalau buat tak baik dosanya ditanggong oleh suaminya. BERATKAN !

4 Suami kena bagi nafkah pada isteri, ini wajib tapi isteri tidak.Walaupun begitu isteri boleh membantu.Haram bagi suami bertanya pendapatan isteri lebih-lebih lagi menggunakan pendapatan isteri tanpa izin ini.

Banyak lagi lelaki lebih-lebih lagi yang bergelar suami perlu tanggong. Kalau nak dibayangkan beratnya dosa-dosa yang ditanggongnya seperti gunung dengan semut. Itu sebab nya mengikut kajian nyawa orang perempuan lebih panjang daripada lelaki. Lelaki mati cepat kerana tak larat dengan beratnya dosa-dosa yang ditanggong.

Tetapi orang lelaki ada keistimewaannya yang dianugrah oelh Allah SWT. Ini orang lelaki kena tahu, kalau tak tahu kena jadi perempuan. Begitulah kira-kiranya. Wanita

1 - wanita auratnya lebih susah dijaga berbanding lelaki.
2 - wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mahu keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3 - wanita saksinya kurang berbanding lelaki.
4 - wanita menerima pusaka kurang dari lelaki.
5 - wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6 - wanita wajib taat kpd suaminya.
7 - talak terletak di tgn suami dan bukan isteri.
8 - wanita kurang dlm beribadat kerana masalah haid dan nifas yg tak ada pada lelaki.

Pernahkah kita lihat sebaliknya?? Benda yg mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan di tempat yg tersorok dan selamat. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar bersepah sepah bukan? itulah bandingannya dgn seorg wanita.

Wanita perlu taat kpd suami tetapi lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama dari bapanya. Bukankah ibu adalah seorang wanita?

Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki tetapi harta itu menjadi milik peribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, manakala lelaki menerima pusaka perlu menggunakan hartanya utk menyara isteri dan anak anak.

Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi setiap saat dia didoakan oleh segala haiwan,malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di mukabumi ini, dan matinya jika kerana melahirkan adalah syahid kecil. Manakala dosanya diampun ALLAH (dosa kecil).

Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita ini: Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya.

Manakala seorang wanita pula, tanggungjawab terhadapnya ditanggung oleh 4 org lelaki ini: suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.

Seorang wanita boleh memasuki pintu Syurga melalui mana mana pintu Syurga yg disukainya cukup dgn 4 syarat shj: Sembahyang 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat suaminya dan menjaga kehormatannya.

Seorg lelaki perlu pergi berjihad fisabilillah tetapi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH akan turut menerima pahala seperti pahala org pergi berperang fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata. MasyaALLAH... sayangnya ALLAH pada wanita .... kan

WALLAHUA'LAM

Menutup Aurat Bukan Sekadar Memakai Tudung

DALAM kamus Lisan al-Arab karangan Ibn Manzur menjelaskan makna tabarruj ialah apabila seorang wanita menampakkan perhiasan serta kecantikannya kepada lelaki. (Ibnu Manzur, Lisan al-Arab, jld:3, hlm:33). Ini bermaksud apa sahaja perbuatan seorang wanita dalam menghiasi wajahnya serta tubuhnya supaya dilihat oleh orang lelaki dan ia termasuk juga memperagakan fesyen pakaian.

Dalam persoalan ini anda boleh lihat adanya tiga kategori wanita. Yang pertama, menutup aurat dengan sempurna. Kedua, menutup aurat tetapi tidak sempurna dan ketiga, langsung tidak menutup aurat.

Kumpulan pertama menutup aurat dengan sempurna kerana dia sedar bahawa itu adalah perintah Allah SWT. Menyedari bahawa hukum menutup aurat itu wajib serta memahami cara yang betul dalam menutup aurat.

Kumpulan kedua menutup aurat, tetapi tidak sempurna. Kategori ini mutakhir ini cukup banyak.

Menutup aurat bukan sekadar melilit sehelai kain di atas kepala tetapi memelihara kecantikan diri daripada diperagakan kepada orang awam. Kadang-kadang kepala ditutup dengan tudung tetapi pada masa yang sama potongan tubuh badan dipertonton kepada orang.

Hakikatnya, pemahaman masyarakat wanita Muslim dalam persoalan menutup aurat masih cetek. Ungkapan "Daripada tak tutup langsung lebih baik tutup." Kata-kata ini, tampak baik, semacam positif, pada hakikatnya suatu yang dangkal.

Kenapa perlu dibandingkan dengan yang tidak menutup aurat? Kononnya yang menutup aurat walaupun tidak sempurna sudah kira baik… Kenapa tidak dibandingkan dengan yang lebih sempurna dalam menutup aurat?

Itulah manusia yang banyak sangat beralasan dalam urusan dunia dibandingkan dirinya denga yang lebih baik, manakala dalam urusan agama membandingkan dirinya dengan yang paling teruk.

Tidak salah berfesyen dalam bertudung tetapi sebelum dilihat kepada aspek fesyen, adalah lebih baik dilihat aspek hukum. Mungkin ada yang berpendapat bahawa pandangan saya agak jumud. Tetapi suka saya nyatakan bahawa takut saya pada Pencipta mengatasi keinginan nafsu manusia. Cuba lihat diri anda yang sempurna kejadiannya, cantik,
rambut ikal mayang, sihat dan sebagainya.

Manusia itu sempurna tidak kira lelaki mahupun perempuan. Siapa yang menjadikan manusia berpasangan, ada lelaki ada perempuan? Jawapannya tidak lain tidak bukan ialah Allah SWT.

Dialah yang menjadikan rupa paras wanita dengan keayuan yang semula jadi, yang menjadi tarikan orang lelaki dan Dia jugalah yang memerintah agar kamu wahai wanita hendaklah menutup aurat.

Suruhan ini bukan daripada saya atau mana-mana ulama atau mufti, tetapi suruhan ini datangnya daripada Allah yang menjadikan kamu. Hairannya, manusia terima semua yang diberi oleh Pencipta seperti makan, minum, kesihatan, rezeki dan macam-macam lagi kalau mahu dihitung sudah pasti manusia tidak dapat menghitungnya nikmat tuhan, tetapi bila disuruh menutup aurat dia ingkar, suruh solat dia ingkar, suruh zakat dia ingkar dan banyak lagi keingkaran yang dilakukan oleh manusia.

Allah SWT berfirman yang bermaksud: Dan hendaklah kamu tetap diam di rumah kamu serta janganlah kamu mendedahkan diri seperti yang dilakukan oleh orang-orang jahiliah zaman dahulu; dan dirikanlah sembahyang serta berilah zakat; dan taatlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah (perintahkan kamu dengan semuanya itu) hanyalah kerana hendak menghapuskan perkara-perkara yang mencemarkan diri kamu - Wahai 'AhlulBait'dan hendak membersihkan kamu sebersih-bersihnya (daripada segala perkara yang keji). (al-Ahzab: 33)

Seorang ahli tafsir mengulas ayat ini dengan berpendapat: "Tabarruj wanita bermakna dia (wanita) meletakkan penutup (kain selendang) atas kepalanya dan tidak mengikatnya sehingga boleh dilihat leher dan segala perhiasannya, termasuklah rantai dilehernya." (Ibn Kathir, jld: 3, hlm: 482-483).

Manakala Abu Ubaidah berpendapat: "Tabarruj bermaksud seorang wanita menampakkan kecantikannya yang memungkinkan orang lelaki ghairah."(Tafsir al-Alusiy, jld: 21, hlm: 8)

Ulasan ulama dalam ayat di atas serta kaitannya dengan perhiasan di zaman jahiliah. Maksudnya sebelum kedatangan Islam orang Arab perempuan memang sudah menutupi kepala mereka.

Setelah Islam menyinari bumi, dan lokasi sinaran itu ialah Mekah. Jadi masalah sosial juga berlegar dalam persoalan masyarakat hari itu.

Selepas turunnya ayat dari surah al-Ahzab ayat 33 yang bermaksud: Dan hendaklah kami tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliah yang dahulu dan terus dirikanlah solat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghapuskan perkara-perkara yang
mencemarkan daripada kamu, hai 'ahl al-bait' dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

Lantaran itu, wanita-wanita Islam segera menutup aurat dengan sempurna sehingga tidak mendedah rambut, leher dan segala perhiasan di leher mereka. Inilah perbezaan yan ketara antara wanita Islam zaman ini dengan wanita Islam di zaman Nabi SAW.

Generasi al-Quran ini cukup unik dan dinamik. Apabila sampai sahaja perintah Allah SWT melalui al-Quran, mereka segera menyahut tanpa sebarang bantahan dan alasan.

Sebagai balasannya, Allah SWT menjanjikan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, yang pastinya di atas sifat tunduk dan patuh kepada perintah dan suruhan Allah SWT, mereka kelak akan dibalas dengan syurga yang tidak tergambar nikmatnya.

Hari ini macam-macam alasan diberi untuk melepaskan diri daripada perintah Allah SWT.

Dulu, zaman Nabi SAW, orang-orang Arab kuat nafsu, sebab itulah wanita zaman itu kena berkelubung, pakaian warna hitam, tutup muka dan sebagainya. Kalau betul apa yang didakwa, minta tolong kemukakan kes-kes rogol dan pencabulan yang ada pada masa itu. Itu di zaman jahiliah.

Wanita Melayu juga pada satu ketika dahulu, mungkin awal 1950an, perempuan-perempuannya berkelubung dengan kain batik, bila dengar suara lelaki lari menyorok, tidak mudah keluar rumah.

Maksudnya pergerakan dan perwatakan mereka dikawal oleh kedua-dua orang tua. Adakah pada awal tahun 1950 banyak kes rogol, pencabulan, buang anak, gugurkan janin, anak luar nikah, lari dari rumah, kanak-kanak hilang dan sebagainya?

Keruntuhan moral, budaya dan ancaman luaran yang menyebabkan segala macam bencana manusiawi yang tidak pernah berlaku di zaman jahiliah dan juga di awal kemerdekaan berlaku hari ini.

Dewasa ini orang pakai tudung sempurna pun tidak selamat, ini pula sengaja mendedahkan aurat semacam bersedia untuk dibaham.

Kecantikan seorang wanita terletak pada sejauh mana ketaatannya kepada Allah SWT. Adalah suatu yang salah kalau orang perempuan merasakan kaum lelaki akan tertawan dengan rupa parasnya semata-mata tanpa melihat kepada unsur-unsur keagamaan pada dirinya.

Jarang pembeli memilih kuih yang terdedah kepada lalat, asap dan kotoran. Biasanya pembeli akan memilih kuih tertutup dengan tudung saji. Kecantikan dan rupa paras yang Allah SWT berikan adalah untuk tontonan suami bukannya untuk orang lain. Dunia dipenuhi dengan perhiasan, maka sebaik-baik perhiasannya ialah wanita solehah.