1. UMAT ISLAM ADALAH BIADAB, TERORIS DAN EKSTRIMIS
Inilah pandangan keliru yang terbesar tentang Islam, yang diakibatkan
oleh berita klise dan propaganda busuk yang terus menerus dilontarkan
berbagai media asing dan dalam negeri.
Ketika seorang yahudi bersenjata api menyerang masjid atau seorang gerilyawan katholik IRA meledakan bom di wilayah
pemukiman, atau bisa juga milisi ortodoks Serbia yang memperkosa serta membunuh muslim yang tidak bersalah, aksi-aksi tersebut tidaklah dianggap berasal dari agama tertentu, Aksi-aksi tersebut tidak pernah dihubungkan dengan agama si pelaku dan aksi tersebut bisa jadi tidak akan terekspos ke permukaan.
Namun sudah seringkali kita dengar kata-kata “Islam, Muslim Fundamentalis, Ekstrimis, Islam Fanatik” dsb dikaitkan dengan kekerasan. Politik yang seringkali disebut “Negara Islam” mungkin atau tidak mempunyai dasar-dasar Islam.
Seringkali para diktator & politisi memanfaatkan nama Islam demi kepentingan dan ambisi politiknya sendiri.
Kita harus ingat untuk selalu berpedoman pada sumber-sumber Islam & menunjukan bahwa Islam adalah agama kebenaran, adalah tidak benar semua yang selama ini digambarkan oleh media tentang Islam. Islam secara tata bahasa berarti “Tunduk/Patuh kepada Allah”, dan berasal dari kata dasar “damai”
Dalam kehidupan di dunia modern sekarang ini, Islam tampak mengagumkan atau bahkan tampak ekstrim. Barangkali hal ini disebabkan karena agama tidak mendominasi kehidupan sehari-hari di Negara Barat, sementara dalam hidup seorang muslim & muslimah, Islam dijadikan “cara hidup/jalan hidup/pandangan hidup” dan mereka tidak membagi dan memisahkan kehidupan dunia & keagamaannya.
Seperti juga agama Kristen, Islam membolehkan perlawanan untuk melindungi diri, melindungi agama, atau bagi mereka
yang diusir secara paksa dari tempat tinggalnya. Islam menerapkan aturan yang tegas tentang gerakan perlawanan ini termasuk larangan untuk menyakiti penduduk sipil, merusak pertanian dan lingkungan hidup.
Dimanapun Islam melarang untuk membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Dalam Al-Qur’an telah disebutkan:
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (Quran 2:190).
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkal-lah kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha mengetahui” (Quran 8:61).
Perang merupakan jalan terakhir, dan dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang sesuai dengan aturan agama.
Istilah “Jihad” secara bahasa berarti “perjuangan”. Jihad dalam pengertian lainnya adalah perjuangan terhadap nafsu egoistis dalam diri manusia sendiri agar tercipta kedamaian dalam diri masing-masing.