1. UMAT ISLAM ADALAH BIADAB, TERORIS DAN EKSTRIMIS
Inilah pandangan keliru yang terbesar tentang Islam, yang diakibatkan
oleh berita klise dan propaganda busuk yang terus menerus dilontarkan
berbagai media asing dan dalam negeri.
Ketika seorang yahudi bersenjata api menyerang masjid atau seorang gerilyawan katholik IRA meledakan bom di wilayah
pemukiman, atau bisa juga milisi ortodoks Serbia yang memperkosa serta membunuh muslim yang tidak bersalah, aksi-aksi tersebut tidaklah dianggap berasal dari agama tertentu, Aksi-aksi tersebut tidak pernah dihubungkan dengan agama si pelaku dan aksi tersebut bisa jadi tidak akan terekspos ke permukaan.
Namun sudah seringkali kita dengar kata-kata “Islam, Muslim Fundamentalis, Ekstrimis, Islam Fanatik” dsb dikaitkan dengan kekerasan. Politik yang seringkali disebut “Negara Islam” mungkin atau tidak mempunyai dasar-dasar Islam.
Seringkali para diktator & politisi memanfaatkan nama Islam demi kepentingan dan ambisi politiknya sendiri.
Kita harus ingat untuk selalu berpedoman pada sumber-sumber Islam & menunjukan bahwa Islam adalah agama kebenaran, adalah tidak benar semua yang selama ini digambarkan oleh media tentang Islam. Islam secara tata bahasa berarti “Tunduk/Patuh kepada Allah”, dan berasal dari kata dasar “damai”
Dalam kehidupan di dunia modern sekarang ini, Islam tampak mengagumkan atau bahkan tampak ekstrim. Barangkali hal ini disebabkan karena agama tidak mendominasi kehidupan sehari-hari di Negara Barat, sementara dalam hidup seorang muslim & muslimah, Islam dijadikan “cara hidup/jalan hidup/pandangan hidup” dan mereka tidak membagi dan memisahkan kehidupan dunia & keagamaannya.
Seperti juga agama Kristen, Islam membolehkan perlawanan untuk melindungi diri, melindungi agama, atau bagi mereka
yang diusir secara paksa dari tempat tinggalnya. Islam menerapkan aturan yang tegas tentang gerakan perlawanan ini termasuk larangan untuk menyakiti penduduk sipil, merusak pertanian dan lingkungan hidup.
Dimanapun Islam melarang untuk membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Dalam Al-Qur’an telah disebutkan:
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (Quran 2:190).
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkal-lah kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha mengetahui” (Quran 8:61).
Perang merupakan jalan terakhir, dan dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang sesuai dengan aturan agama.
Istilah “Jihad” secara bahasa berarti “perjuangan”. Jihad dalam pengertian lainnya adalah perjuangan terhadap nafsu egoistis dalam diri manusia sendiri agar tercipta kedamaian dalam diri masing-masing.
Pandangan tentang wanita muslim yang menggunakan jilbab dan dipaksa tinggal di rumah serta dilarang keluar adalah pendapat umum kebanyakan orang. Meskipun di beberapa Negara Islam menerapkan aturan yang memberatkan kaum wanita, hal tersebut tidak dipandang berasal dari Islam.
Banyak dari negara tersebut tidak menerapkan aturan yang sesuai syari’ah (aturan berdasarkan hukum Islam), mereka
menggunakan aturan atas dasar kebudayaan mereka sendiri yang dibuat berdasarkan jenis kelamin.
Di sisi lain, Islam memberikan tugas dan kesamaan yang berbeda antara pria & wanita seperti yang ditetapkan dalam Al-Quran serta dicontohkan oleh Nabi SAW.
Islam memandang wanita, baik yang belum menikah maupun yang sudah menikah, sebagai individu yang mempunyai hak
pribadi, seperti hak untuk memiliki dan menentukan kekayaan dan memperoleh penghasilan sendiri.
Mahar yang diberikan oleh mempelai pria kepada mempelai wanita berhak untuk digunakan sendiri. Baik pria maupun wanita diwajibkan untuk berpakaian yang sopan dan menutup aurat. Dalam hal perlakuan terhadap seorang istripun, Islam memberikan solusinya, Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik orang diantara pengikutku adalah yang menghormati dan memperlakukan istrinya dengan baik”.
Bentuk kekerasan apapun terhadap wanita dan memaksakan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan mereka tidak diperbolehkan.
Pernikahan seorang muslim merupakan hal sederhana, masing-masing dibebaskan untuk mengadakan akad nikah yang sah termasuk syarat-syaratnya sesuai dengan Syariah Islam.
Tradisi pernikahan seperti ini sangat bervariasi di satu negara maupun di negara lainya.
Perceraian tidaklah disukai Allah, meskipun hal itu dibolehkan sebagai jalan terakhir.
Perceraian tidaklah disukai Allah, meskipun hal itu dibolehkan sebagai jalan terakhir.
Di dalam Islam, seorang gadis muslim tidak bisa dipaksa untuk menikah dengan pasangan yang tidak disukainya, orang tuanya seharusnya menyarankan sang gadis untuk memilih pasangan yang sesuai baginya.
3.UMAT ISLAM MENYEMBAH TUHAN YANG BERBEZA
Allah diambil dari bahasa Arab yang berarti Tuhan. Allah bagi muslim adalah Tuhan Yang Maha Besar Maha Mulia, danMaha Esa yang menurut bahasa Arab berarti bahwa hanya satu-satunya Tuhan dan tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya.
Muslim yakin bahwa kedaulatan Allah harus diakui baik dalam beribadah maupun dalam janji untuk mematuhi ajaran dan perintah-Nya yang disampaikan melalui Nabi serta Rasul-Nya yang diutus di beberapa kaum sepanjang sejarah kehidupan manusia.
4. ISLAM DISEBARKAN DENGAN JALAN KEKERASAN DAN TIDAK MEMBERIKAN TOLERANSI KEPADA AGAMA LAIN
Banyak buku teks pelajaran di sekolah-sekolah yang menggambarkan seorang laki-laki Arab berkuda dengan pedang di satu tangan dan Al-Quran di tangan lainnya berusaha memaksa orang untuk masuk agama Islam.Tentu saja hal ini bukanlah gambaran sejarah yang benar.
Islam selalu menghormati dan memberikan kebebasan untuk beragama kepada siapapun.
Dalam Al-Quran disebutkan :
Dalam Al-Quran disebutkan :
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesunguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil” (Quran 60:8).
Kebebasan beragama juga telah disebutkan dalam Al-Quran :
“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah” (Quran 2:256).
Seorang Misionaris Kristen, T.W. Arnold memberikan pendapatnya tentang pertanyaan seputar penyebaran Islam : “… hal apapun yang diatur untuk memaksakan menerima Islam, atau bentuk-bentuk penganiayaan yang sistematis untuk membasmi agama Kristen, sama sekali tidak kami dengar. Jika para Khalifah terpilih ini ingin melakukan tindakan seperti itu, tentu mereka sudah membinasakan Kristen dengan mudah seperti Ferdinand dan Isabella yang mengusir Islam dari Spanyol, atau Louis XIV yang menyebarkan agama Protestan …”
Sudah merupakan aturan dalam hukum Islam untuk melindungi hak-hak dan status kaum minoritas. Itulah sebabnya
tempat-tempat ibadah non-Islam berkembang di seluruh bumi Islam.
Sejarah telah menunjukkan banyak contoh toleransi muslim terhadap agama lain.
Ketika Khalifah Umar bin Khattab memasuki Yerusalem pada tahun 634M, Islam menjamin kebebasan beribadah bagi seluruh umat beragama di kota itu. Selain menyatakan kepada penduduk bahwa kehidupan dan kekayaan mereka akan aman, serta tempat ibadah mereka tidak akan diambil alih, Beliau juga meminta pendeta-pendeta Kristen Spronius untuk
ikut bersama Beliau mengunjungi semua tempat suci dan tempat ibadah.
Dan ketika Pada tanggal 2 Oktober 1187, Salahuddin
dan tentaranya memasuki Yerusalem sebagai penakluk dan selama 800 tahun
berikutnya Yerusalem tetap menjadi kota Muslim. Salahuddin menepati
janjinya, dan menaklukkan kota tersebut menurut ajaran Islam yang murni
dan paling tinggi. Dia tidak berdendam untuk membalas pembantaian tahun
1099, seperti yang Al-Qur’an anjurkan (16:127), dan sekarang, karena
permusuhan dihentikan, ia menghentikan pembunuhan (2:193-194). Tak ada
satu orang Kristen pun yang dibunuh dan tidak ada perampasan. Jumlah
tebusan pun disengaja sangat rendah…. Salahuddin
menangis tersedu-sedu karena keadaan mengenaskan keluarga-keluarga yang
hancur terpecah-belah dan ia membebaskan banyak dari mereka, sesuai
imbauan Al-Qur’an, meskipun menyebabkan keputusasaan bendaharawan
negaranya yang telah lama menderita. Apakah masih kurang bukti bahwa
Islam adalah agama yang damai?
Hukum Islam mengijinkan kaum minoritas non-muslim
untuk membuat pengadilan sendiri. Kehidupan dan kekayaan semua penduduk
di Negara Islam dianggap suci baik itu milik muslim maupun non-muslim.
Rasisme bukanlah bagian dari Islam, Al-Quran
menyebutkan tentang kesamaan derajat manusia dan betapa manusia sama di
hadapan Allah :
“Hai manusia, sesunguhnya kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Quran 49:13).
Jika anda berargumen tentang Ahmadiyah, mari kita
luruskan. Dalam Islam tidak ada nabi setelah nabi Muhammad SAW,
sedangkan Ahmadiyah jelas-jelas mengklaim bahwa Mirza Ghulam Ahmad
sebagai nabi terakhir mereka. Ahmadiyah bukan bagian dari Islam. mereka
akan diperlakukan dengan hormat sebagaimana umat Islam memperlakukan
umat Nasrani jika Ahmadiyah melepaskan atribut Islam. Buatlah ajaran
keyakinan atau agama Ahmadiyah, jangan sangkut-pautkan Islam dengan
Ahmadiyah, maka umat Ahmadiyah akan dihomati dimanapun mereka berada.
5. SELURUH UMAT ISLAM ADALAH ORANG ARAB
Masyarakat muslim di dunia berjumlah sekitar 1,2 milyar. 1 dari 5
orang di dunia adalah muslim. Muslim terdiri dari berbagai ras, suku
bangsa & budaya dari seluruh dunia -Filipina sampai Nigeria, mereka
bersatu dalam agama Islam.
Hanya sekitar 18% muslim yang tinggal di negeri Arab, sementara komunitas muslim terbesar adalah di Indonesia.
Kebanyakan muslim tinggal di Pakistan Timur. 30%
muslim tinggal di wilayah India, 20% di Gurun Sahara Afrika, 17% di
Asia Tenggara, 18% di Arab, dan 10% di Uni Soviet & Cina. Turki,
Iran dan Afghanistan terdiri dari 10% muslim non-Arab di Timur Tengah.
Meskipun muslim menjadi kaum minoritas di hampir
setiap negara, termasuk di Amerika Latin dan Australia, tetapi
kebanyakan muslim tinggal di Rusia dan Negara/Pemerintahan baru yang
merdeka, India dan Afrika Bagian Tengah.
Sementara itu di Amerika ada sekitar 6 juta muslim tinggal di negara tersebut.
6. NEGARA ISLAM BUATAN LOUIS FARRAKHAN ADALAH BAGIAN DARI UMAT ISLAM DUNIA
Islam dan Negara Islam (Nation of Islam yang dibangun
oleh Louis Farrakhan) adalah 2 hal yang berbeda. Muslim menganggap
bahwa kelompok tersebut hanyalah merupakan satu dari banyak cara ibadah
yang mengunakan nama Islam untuk kepentingannya sendiri, Satu hal yang
sama di antara keduanya adalah bahasa yang digunakan.
Pemilihan nama “Negara Islam” adalah keliru, agama ini seharusnya disebut Farrakhanisme, karena nama pelopornya adalah Louis Farrakhan.
Islam dan Farrakhanisme secara fundamental banyak mempunyai perbedaan.
Misalnya, pengikut Farrakhan percaya dengan rasisme dan “orang kulit
hitam” adalah orang suci sehingga merekalah yang mempunyai derajat dan
berkuasa. Sedangkan Islam tidak mengenal rasisme dan semua orang
mempunyai derajat sama di hadapan Allah, yang membedakan hanyalah
tingkat ketakwaan seseorang.
Banyak sekali contoh-contoh teologis yang menunjukkan bahwa ajaran suatu negara tidak sesuai dengan kebenaran Islam.
Banyak kelompok di Amerika yang menyatakan melaksanakan Islam dan menyebut pengikutnya muslim.
Siapapun yang serius mempelajari Islam seharusnya
meneliti dan pasti menemukan kebenaran Islam. Hanya ada 2 sumber
otentik yang menjadi pedoman setiap muslim yaitu :
1. Al-Quran.
2. As-Sunnah atau Al-Hadits.
Berbagai pengajaran yang berlabelkan “Islam” yang
bertentangan ataupun divariasikan dengan pemahaman dasar-dasar agama
secara langsung dan bentuk praktek-praktek Islam seperti yang terdapat
dalam Al-Qur’an dan Al- Hadits harus ditolak dan agama seperti ini
harus dianggap sebagai Islam palsu (Seperti Islam Liberal), hal ini bisa
kita lihat banyak terjadi di Indonesia maupun negeri-negeri dengan
komunitas pemeluk agama Islam yang besar. Di Amerika banyak sekali Islam
palsu, Farrkhanisme adalah salah satunya, sedangkan di Indonesia adalah
Islam Liberal.
Sebenarnya faham-faham tersebut tidak boleh menyebut
dirinya muslim dan beragama Islam, Seperti Ahmadiyah yang menyebut
dirinya adalah cabang dari Islam, ini adalah hal yang benar-benar
keliru.
7. SEMUA PRIA YANG BERAGAMA ISLAM BER-ISTERI 4 ORANG
Agama Islam terbuka bagi semua masyarakat sepanjang jaman dan sangat
cocok untuk kondisi masyarakat yang pada umumnya berbeda-beda. Dalam
Islam, seorang muslim diperbolehkan untuk menikah lagi asal dapat
berlaku adil terhadap istri-istrinya.
Sekali lagi dalam Islam, tidak seorang wanita pun
yang bisa dipaksa untuk menerima pernikahan seperti ini (poligami) jika
mereka tidak menginginkannya, dan mereka juga mempunyai hak untuk
membatalkan pernikahan tersebut.
Pandangan tentang “Syeikh dan selir-selirnya”
(seperti yang banyak kita lihat di film-film hollywod) tidaklah
konsisten dengan Islam, karena seorang laki-laki dibolehkan untuk
mempunyai paling banyak 4 istri, itupun jika dia bisa memenuhi
syarat-syarat yang cukup berat yaitu memperlakukan masing-masing
istrinya dengan adil dan menyediakan rumah yang terpisah untuk mereka,
dsb.
Ijin untuk melakukan poligami tidak dikaitkan dengan
kepuasan nafsu belaka. Tetapi lebih dikaitkan dengan ketakwaan terhadap
Allah Swt. Al-Quran membatasi dan menetapkan syarat untuk praktek
poligami di antara orang-orang Arab pra Islam yang mempunyai istri 10
orang atau lebih dan menjadikan mereka sebagai “simpanan”.
Islam telah melakukan pengaturan atas praktek
poligami, membatasinya, membuatnya lebih manusiawi dan memberikan hak
serta status yang sama bagi semua istri.
Apa yang dimaksudkan dalam Al-Quran adalah bahwa,
secara keseluruhan poligami dapat dilakukan jika mampu. Sudah jelas
bahwa aturan Islam adalah monogami dan bukan poligami. Dan Al-Quran pula
satu-satunya kitab suci yang dengan jelas mengatur tentang poligami.
Persentase muslim yang melakukan poligami sangat
kecil sekali. Karena ijin melakukan poligami ini disesuaikan dengan
pandangan Islam tentang sifat alamiah pria dan wanita, berbagai macam
kebutuhan sosial, serta keanekaragaman budaya.
Pertanyaannya adalah, seberapa jauh fleksibilitas
yang ada dalam Islam, juga tentang kebenaran dan kejelasan dalam Islam
berkaitan dengan masalah yang timbul di dalam prakteknya.
Islam mempelajari lebih dalam lagi tentang
masalah-masalah yang dihadapi individu-individu manusia dan masyarakat,
dan memberikan legitimasi serta solusi-solusi yang jelas yang lebih
bermanfaat daripada jika mereka menolaknya.
Sudah tentu istri kedua harus dinikahi secara sah
serta diperlakukan dengan baik daripada menjadi istri simpanan yang
tanpa hak ataupun ketetapan yang sah.
8. UMAT ISLAM ADALAH UMAT YANG BARBAR DAN PRIMITIF
Salah satu penyebab menyebarnya Islam dengan cepat dan damai adalah
kesederhanaan doktrin-doktrin Islam yang mengajak untuk menyembah hanya
kepada satu Tuhan yaitu Allah SWT.
Manusia terus diperintahkan untuk menggunakan akal
pikirannya. Sehingga dalam waktu yang tidak lama, peradaban berkembang,
lembaga pendidikan didirikan, semuanya berlangsung seperti yang
disabdakan oleh Nabi SAW, “Menuntut ilmu adalah perintah bagi setiap
muslim laki-laki dan perempuan”.
Perpaduan ide di Timur dan Barat, pemikiran baru dan
lama, menyebabkan terjadinya berbagai kemajuan besar di berbagai cabang
ilmu pengetahuan seperti kedokteran, matematika, fisika, astronomi,
geografi, arsitektur, seni, sastra, dan sejarah.
Banyak sistem yang sangat penting seperti aljabar,
angka Arab, dan konsep angka nol (sangat penting dalam kemajuan
matematika), ditemukan orang-orang Eropa pada abad pertengahan dari
Islam.
Alat-alat canggih yang memungkinkan perjalanan
orang-orang Eropa dalam penemuan tersebut berhasil dikembangkan,
termasuk astrolabel, kuadran serta peta navigasi yang presisi dan
akurat.
9. MUHAMMAD ADALAH PENEMU ISLAM DAN UMAT ISLAM MENYEMBAHNYA
Muhammad (dalam bahasa arab berarti : Dia yang terpuji)
Sallallaahu Alayhi Wasallam lahir di Makkah pada tahun 570. Sejak
ayahnya meninggal sebelum Beliau dilahirkan, dan tidak lama kemudian
disusul oleh ibunya dan kakek Beliau, Beliau dibesarkan oleh pamannya
yang berasal dari kaum bangsawan suku Quraisy.
Ketika Beliau dewasa, Beliau dikenal karena
kejujurannya, kemurahan hati dan ketulusannya, sehingga beliau
dibutuhkan karena kemampuannya dalam mengadili perselisihan sehingga
beliau mendapat julukan As-Saadiq (yang benar) dan Al-Amin (yang terpercaya).
Para sejarawan menggambarkan pribadi Beliau sebagai
orang yang tenang dan penuh pemikiran. Muhammad benar-benar agamis, dan
karenanya menjadikan Beliau dibenci di kalangan masyarakatnya sendiri
yang saat itu tengah mengalami dekadensi.
Telah menjadi kebiasaan Beliau untuk berdiam
diri/merenung/bertafakkur, dari waktu ke waktu di Goa Hira di dekat
Makkah. Pada usia 40 tahun, ketika sedang berdiam diri di Goa Hira
tersebut, Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah melalui
malaikat Jibril. Wahyu ini yang diturunkan selama kurang lebih 23 tahun,
kemudian dikenal sebagai Al-Quran.
Beliau segera menerima wahyu yang disampaikan melalui
Malaikat Jibril dan mengajarkan kebenaran yang Allah turunkan
kepadanya, sehingga Beliau dan sedikit pengikutnya kemudian mengalami
penganiayaan yang berat sampai akhirnya pada tahun 622 Allah
memerintahkan untuk pindah/hijrah.
Peristiwa Hijrah, perjalanan dari Makkah menuju Madinah inilah yang menandai permulaan penanggalan/kalender Islam.
Setelah beberapa tahun, Nabi SAW dan pengikutnya
kembali ke Mekkah, dimana Beliau memaafkan musuh-musuhnya dan kemudian
membangun Islam dengan kokoh.
Sebelum Nabi SAW wafat pada usia 63 tahun, penduduk
Arab yang terbanyak adalah Muslim, dan bersamaan dengan 1 abad wafatnya
Beliau, Islam telah menyebar hingga ke Spanyol bagian barat, dan Cina
bagian timur.
Beliau wafat dengan meninggalkan kurang dari 5 kekayaan atas namanya.
Ketika Muhammad SAW dipilih untuk menyampaikan wahyu
Allah, Beliau tidak dianggap sebagai “penemu” Islam, karena muslim
menganggap Islam adalah agama yang sama yang memberikan petunjuk kepada
seluruh umat manusia seperti yang telah diturunkan kepada para Nabi di
jaman-jaman sebelumnya. Muslim yakin semua Nabi seperti Nabi Adam AS,
Nabi Nuh AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan lainnya diturunkan untuk
memberikan petunjuk kepada umat mereka.
Setiap Nabi dikirim sebagai utusan Allah kepada
masing-masing umatnya, tetapi Muhammad SAW dikirim Allah kepada seluruh
umat manusia. Muhammad adalah Nabi serta Rasul terakhir yang dikirimkan
Allah untuk menyampaikan ajaran Islam.
Muslim mencintai dan menghormati Beliau atas apa yang
telah Beliau sampaikan dan atas dedikasi Beliau, tetapi muslim tidak
menyembah Beliau, seperti yang dipikirkan oleh umat agama lain selama
ini.
Dalam Al-Quran disebutkan : “Hai Nabi, sesungguhnya
Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan
pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada Agama Allah dengan
izin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi” (Quran 33:45-46).
10. UMAT ISLAM TIDAK PERCAYA KEPADA YESUS (NABI ISA AS) DAN KEPADA NABI-NABI LAINNYA
Bagaimana bisa Anda berpikir seperti itu. Umat Islam mempunyi rukun iman yang wajib diyakini. diantaranya adalah :
- Iman kepada Allah
- Patuh dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukumNya
- Iman kepada Malaikat-malaikat Allah
- Mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah di alam semesta
- Iman kepada Kitab-kitab Allah
- Melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya secara hanif. Salah satu kitab Allah adalah Al-Qur’an
- Al-Qur’an memuat tiga kitab Allah sebelumnya, yaitu kitab-kitab Zabur, Taurat, dan Injil
- Iman kepada Rasul-rasul Allah
- Mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran yang disertai kesabaran
- Iman kepada hari Kiamat
- Paham bahwa setiap perbuatan akan ada pembalasan
- Iman kepada Qada dan Qadar
- Paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta
Umat Muslim menghormati Isa AS (Yesus) sebagaimana mereka mencintai dan menghormati Muhammad Saw.
Seorang muslim tidak hanya menyebut “Isa”, tetapi
selalu menambahkan “Alaihi Salam” (disingkat As dan berarti keselamatan
semoga bagi beliau). Al-Quran menegaskan kelahirannya yang suci (Surat
Maryam), dan Maria/Maryam dianggap sebagai wanita tersuci di antara
semua mahkluk.
Dalam Al-Quran hal tersebut diceritakan sebagai berikut :
“Dan (Ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata :
“Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan
melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).
Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’-lah bersama
orang-orang yang ruku’.
Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita
ghaib yang kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad), padahal kamu tidak
hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka
(untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam.
Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka
bersengketa. (Ingatlah), ketika malaikat berkata : “Hai Maryam
sesungguhnya Allah mengembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra
yang diciptakan) dengan kalimat yang datang dari pada-Nya, namanya
Al-Masih Isa Putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan
termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara
dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk di
antara orang-orang yang shaleh. Maryam berkata : “Ya Tuhanku, betapa
mungkin aku punya anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang
laki-lakipun”.
Demikianlah Allah menciptakan apa yang di
kehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah
hanya cukup berkata kepadanya : “Jadilah” lalu jadilah dia” (Quran
3:42-47).
Isa AS dilahirkan dengan keajaiban seperti halnya ketika Adam AS diturunkan sebagai manusia pertama tanpa adanya ayah :
“Sesunguhnya, misal (penciptaan) Isa di sisi Allah,
adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah,
kemudian Allah berfirman kepadanya : “Jadilah” (seorang manusia), maka
jadilah dia” (Quran 3:59).
Selama tugas kerasulannya, Isa AS menunjukkan banyak mukjizat. Dalam Al-Quran disebutkan :
“Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata
kepada mereka) : “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa
suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari
tanah berbentuk burung, kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor
burung dengan seizin Allah, dan aku menyembuhkan orang-orang yang buta
sejak dari lahirnya dan orang-orang yang berpenyakit sopak, dan aku
menghidupkan orang-orang mati dengan seizin Allah, dan aku kabarkan
kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu
tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sunguh-sunguh beriman”
(Quran 3:49).
Baik Muhammad SAW maupun Isa AS tidak diturunkan
untuk mengubah doktrin dasar yaitu untuk menyembah hanya kepada Allah
seperti yang sudah disampaikan oleh Nabi-nabi terdahulu, tetapi untuk
menegakkan serta menggenapinya (Bagi Isa As) dan menyempurnakannya
(Bagi Muhammad Saw).
Dalam Al-Quran di jelaskan : “Dan (aku datang
kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk
menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku
datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu.
Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku” (Quran 3:50).
Rasulullah Muhammad SAW bersabda : “Barang siapa yang
yakin bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan tidak menyekutukan-Nya,
dan bahwa Muhammad SAW adalah Rasul-Nya, bahwa Isa AS adalah Nabi dan
Rasul Allah, ruh-Nya yang ditiupkan ke tubuh Maryam & tidak ada
kekuatan yang melebihinya, dan bahwa Surga dan Neraka itu benar adanya,
akan dimasukkan Allah ke dalam surga” (Hadits diriwayatkan oleh
Bukhari).
Sumber: http://meisusilo.wordpress.com