Selasa, Mei 05, 2009

Asal-Usul Surah Dalam Al-Quran: Maryam

Surah Maryam (Siti Maryam) سورة مريم adalah surat ke-19 dalam Al Qur'an. Surah ini terdiri atas 98 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyyah karena hampir seluruh ayatnya diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, bahkan sebelum sahabat-sahabat beliau hijrah ke negeri Habsyi. Menurut riwayat Ibnu Mas'ud, Ja'far bin Abi Thalib membacakan permulaan surah Maryam ini kepada raja Najasyi dan pengikut-pengikutnya di waktu ia ikut hijrah bersama-sama sahabat-sahabat yang lain ke negeri Habsyi.

Surah ini dinamai Maryam, karena surah ini mengandung kisah Maryam (atau Maria dalam agama kristen), ibu dari Nabi Isa AS. Surah ini menceritakan kelahiran yang ajaib, dimana Ia melahirkan Isa AS sedang ia sebelumnya belum pernah digauli oleh seorang laki-laki. Kelahiran Isa AS tanpa ayah, merupakan suatu bukti kekuasaan Allah SWT. Pengutaraan kisah Maryam sebagai kejadian yang luar biasa dan ajaib dalam surat ini, diawali dengan kisah kejadian ajaib lainnya, yaitu dikabulkannya doa nabi Zakaria AS oleh Allah SWT, dimana ia ingin dianugerahi seorang putera sebagai pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaannya, sedang usianya sudah sangat tua dan istrinya adalah wanita yang mandul.

Kandungannya:-

Keimanan:

Allah berbuat sesuatu menurut yang dikehendaki-Nya, kendatipun menyimpang dan hukum-hukum alam; Isa AS bukan anak Allah karena mustahil Allah mempunyai anak; Jibril AS turun kepada rasul-rasul membawa wahyu atas perintah Allah; di hari kiamat orang kafir menghadap Allah sendiri-sendiri, semua manusia akan menghadap Tuhan sebagai hamba.

Kisah-kisah:

Allah mengabulkan doa Zakaria AS untuk memperoleh anak; kisah kelahiran Isa AS tanpa ayah; kisah Ibrahim AS dengan bapaknya; Musa AS seorang yang dipilih oleh Allah; Ismail AS seorang yang benar dalam janjinya; Idris AS seorang yang sangat kuat kepercayaannya.

Dan lain-lain:

Ancaman terhadap orang yang meninggalkan shalat dan mengikuti hawa nafsunya serta kabar gembira untuk orang-orang yang telah taubat dan mengerjakan amal-amal yang saleh; keadaan di surga; membiarkan orang yang sesat setelah diberi petunjuk bergelimang dalam kesesatannya adalah sunnah Allah.

Tiada ulasan: