Jika Allah membukakan pintu solat tahajud untuk kita, janganlah kita memandang rendah saudara seiman yang sedang tidur nyenyak.
Jika Allah membukakan pintu puasa sunat untuk kita, janganlah kita memandang rendah saudara seiman yang tidak berpuasa sunat.
Boleh jadi orang yang tidur dan jarang melakukan puasa sunat itu lebih dekat kepada Allah berbanding diri kita.
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ . تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka” (al-Sajdah: 15-16)
Ilmu Allah amat sangatlah luas. Jangan pernah bangga dan sombong pada amalanmu.
Walau sehebat apapun diri kita, jangan pernah berkata: "Aku lebih baik daripada kalian". Ingatlah kisah Hasan al-Basri. Suatu hari di tepi sungai Dajlah, Hasan al-Basri melihat seorang pemuda duduk berdua-duaan dengan seorang perempuan. Di sisi mereka terletak sebotol arak.
Kemudian Hasan berbisik dalam hati, "Alangkah buruknya akhlak orang itu dan alangkah baiknya kalau akhlaknya seperti aku!"
Tiba-tiba Hasan melihat sebuah perahu di tepi sungai yang sedang tenggelam. Lelaki yang duduk di tepi sungai tadi langsung terjun untuk menyelamatkan penumpang perahu yang hampir lemas. Enam dari tujuh penumpang itu berhasil diselamatkan.
Kemudian dia berpaling ke arah Hasan al-Basri dan berkata, "Jika engkau memang lebih mulia daripada saya, maka dengan nama Allah selamatkanlah seorang lagi yang belum sempat saya tolong. Engkau diminta untuk menyelamatkan satu orang saja, sedang saya telah menyelamatkan enam orang".
Bagaimanapun usahanya, Hasan al-Basri tetap gagal menyelamatkan yang seorang itu.
Maka lelaki itu berkata padanya, "Tuan, sebenarnya perempuan yang duduk di samping saya ini adalah ibu saya sendiri, sedangkan botol itu hanya berisi air biasa, bukan anggur atau arak".
Hasan al-Basri terpegun lalu berkata, "Kalau begitu, sebagaimana engkau telah menyelamatkan enam orang tadi dari bahaya tenggelam ke dalam sungai, maka selamatkanlah saya dari tenggelam dalam kebanggaan dan kesombongan".
Lelaki itu menjawab, "Mudah-mudahan Allah mengabulkan permohonan tuan"
Semenjak itu, Hasan al-Basri sentiasa merendahkan hati, bahkan ia menganggap dirinya sebagai makhluk yang tidak lebih daripada orang lain.
Islam mengajar kita tidak berburuk sangka kepada saudara seagama. Jika datang satu berita mengenai keburukan saudara kita, maka perlulah kita selidiki terlebih dahulu berita tersebut supaya kita tidak menzalimi saudara kita dengan prasangka yang buruk.
Justeru, jangan cepat berburuk sangka dengan orang lain serta memandang rendah padanya. Apabila melihat orang lain membuat maksiat kepada Allah, jangan redha kepada perbuatannya. Namun, elakkan daripada menghina orang tersebut serta mencari aibnya yang lain. Mungkin orang itu jahil tentang perbuatannya. Cegahlah mengikut kemampuan masing-masing.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan