Rabu, Ogos 04, 2010

Ada Ajaran Yahudi Dalam Filem Avatar

Para demonstran di Desa Bilin.

Pada protes tanggal 12/2 lalu mereka menghadirkan Avatar di desa yang dikepung pagar-pagar pembatas buatan Israel itu.

Aneh memang melihat para demonstran menggunakan tokoh film Avatar dalam aksinya. Bagaimana tidak, Avatar dibuat oleh orang Yahudi dan sarat pesan ajaran Yahudi. Para rabi di seluruh dunia bahkan bersorak gembira dengan kehadirannya.

Rabi Benjamin Blech dalam tulisannya yang dimuat media online, Yahudi, Aish, bahkan menulis, "Bagi para penonton yang relijius, banyak pesan yang terkandung dalam film itu dan menunggu respon teologis baik pro maupun kontra. Tidak mengejutkan jika pesan spiritual yang sangat banyak itu menarik perhatian Vatikan, di mana film tersebut direview oleh Gaetano Vallini, seorang kritikus budaya di surat kabar harian gereja Vatikan, L’Osservatore Romano."



Blech menilai review itu bersifat negatif, mengingat reviewnya kemudian ditampilkan juga oleh berbagai jurnal dan surat kabar Katolik di seluruh dunia.

Beberapa pesan ajaran Yahudi sangat terlihat jelas. Antara lain pembuatan film dalam bentuk 3 dimensi, yang memerlukan kacamata khusus untuk bisa menyaksikannya dengan baik. Itu adalah sebuah metafora di mana kita harus bersiap untuk "melihat", melihat dengan apa yang sering disebut dengan "mata ketiga", kata Blech.

Ajaran Yahudi memang banyak menyebut "mata" secara khusus sebagai lambang dari tuhan mereka. Lambang mata satu yang dikenal sebagai salah satu simbol ajaran kabalistik adalah simbol yang juga diagungkan Yahudi.

Bangsa Na'vi. Kata Blech, ada orang yang mengatakan padanya bahwa nama itu tidak ada kaitannya dengan "navi" dalam bahasa Hebrew yang berarti nabi. Tapi yang pasti adalah--dan pastinya James Cameron sang empunya film keturunan Yahudi mengetahuinya--akar kata navi arti sesungguhnya adalah "seer", yaitu seseorang yang memiliki kemampuan melihat melebihi orang lain pada umumnya. Dan itu adalah inti dari cerita film tersebut, tulis Blech.

Na'vi dalam cerita itu tidak menyembah dirinya sendiri atau cita-citanya, tapi mereka memuja suatu kekuatan yang sangat agung, yang mereka sebut "eywa". Kata itu tidak lain dan tidak bukan merupakan tetragamaton, empat huruf suci bagi Yahudi yang mewakili nama tuhannya, yang tidak berani mereka ucapkan ataupun tulis dengan jelas.

Dalam kitab suci Yahudi, tuhan mereka biasa ditulis dengan YHVH, atau dikenal umum dengan Yehovah, Yahweh, dan lain-lain. Tidak ada yang baku, karena seperti kata rabi Fred Guttman dalam tulisannya yang dimuat Ethicsdaily, "YHVH adalah kata paling suci untuk tuhan dalam kitab suci dan tidak terlihat jelas dalam pengucapannya, kecuali hanya berupa helaan nafas."

Menurut Guttman, ucapan "I see you" juga mengandung pesan mirip dengan filosofi "I-Thou" yang dijabarkan filsuf Yahudi kelahiran Austria, Martin Buber.

Karakter bangsa Na'vi yang menjaga bumi juga mirip dengan pesan dalam kitab Yahudi, yang berulang kali menyebutkan bahwa bumi adalah tempat yang sangat penting bagi mereka dan terkait erat dengan aturan hukum mereka. Sebagai contoh dalam Deuteronomy 20:19 dikatakan bahwa jika Yahudi memaksa berperang dalam kurun waktu tertentu di mana mereka dilarang untuk berperang, maka mereka diperintahkan untuk tidak menebang pohon-pohon yang berada di daerah tempat tinggal mereka, sebagai hukumannya.

Planet Pandora yang penuh dengan pepohonan, merupakan metafora dari ajaran Pohon Pengetahuan dalam kitab Kejadian.

Dan gunung di planet Pandora yang "menggantung di atas kepala" mereka adalah perumpamaan, ketika Yahudi disuruh berdiri di bawah kaki Bukit Sinai, berjanji untuk selalu mentaati aturan tuhannya.

Penyelamat bangsa Na'vi adalah seorang manusia mantan marinir yang lumpuh. Itu adalah gambaran dari Nabi Musa yang dulu menyelamatkan bangsa Yahudi dari Fir'aun. "Musa sulit bicara dan memiliki lidah yang berat, yang dikirim untuk menyampaikan pesan," tulis Blech.

"Dengan kecacatannya ia menyebarkan pesannya. Dalam film tersebut digambarkan seorang marinir yang tidak dapat berjalan, tapi berhasil membimbing bangsa Na'vi mempertahankan hidupnya dan menemukan jalan menuju nenek moyang mereka."

"Jika saja Cameron tidak pernah mendatangi sekolah Yahudi, ia pasti mendiskusikan karyanya terlebih dahulu dengan seorang rabi," tulis Blech, mengomentari begitu saratnya pesan Yahudi dalam film Avatar, sehingga tidak mungkin dikatakan hanya sebagai kebetulan belaka.

Sumber: http://kampusmerah.blogspot.com/

Tiada ulasan: