"Dan pada saat permulaan kehancuran alam semesta, Allah mematikan seluruh penghuni bumi dan langit termasuk bangsa jin dan malaikat kecuali beberapa yang dikehendaki tetap hidup oleh Allah. Dan ditiiup sangkakala, maka matilah siapa yang dilangit dan yang dibumi kecuali yang dikehendaki Allah, kemudian akan ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka bangkit menunggu (putusan masing-masing)" (QS, AZ-ZUMAR,39:68)
Begitu hebatnya keadaan pada hari itu sehingga tidak berlaku lagi hubungan-hubungan keluarga seperti firman Allah:
"Apabila sangkakala ditiup, maka di hari itu tidak ada hubungan-hubungan keluarga diantara mereka dan tidak pula mereka bertanya-tanya." (QS, ALMUKMIN,23-101)
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan,
Pernah Aisyah, istri Rasulullah, bertanya kepada Nabi Muhammad Saw:”Bagaimanakah keadaan hari kiamat itu?” Sebelum menjawab pertanyaan itu Rasulullah menangis. Aisyah bertanya kepada Nabi Saw, kenapa ia menangis. Ia menangis karena ia sudah mengetahui suasana kiamat itu. Bahwa begitu hebatnya saat kiamat itu, sehingga suami-istri, orang tua dan anak-anaknya, masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tidak saling kenal mengenal lagi. Masing-masing memikirkan keadaannya sendiri-sendiri. Napsi-napsi! Tiada satupun manusia yang bisa berbicara kalau tidak atas izin Allah Azza Wa Jalla yang berkuasa pada hari itu, hanya Malikiyaumiddin, Raja, Hakim pada hari kemudian itu. Masing-masing manusia sudah mendapatkan catatan yang digantungkan di tengkuknya.
Keadaan kiamat yang dijanjikan itu dilukiskan Allah dalam Al-Qur’an,
"Apabila sangkakala ditiup satu tiupan. Dan diangkat bumi serta gunung-gunung lalu diremukkan keduanya dengan satu benturan. Pada hari itu terjadilah kejadian itu (kiamat). Dan terbelahlah langit, maka ia pada hari itu lemah. Dan malaikat-malaikat berada dipenjuru-penjuru atas (langit), sedangkan di atas mereka masih ada delapan malaikat yang menjunjung Arsy Tuhanmu." (QS. AL-HAQQAH, 69:13-17)
Keterangan
Tentang jarak Arsy disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dawud dari Muhamad bin Shabah dari Walin Bin Abi Tsaur dari Sammak dari Abdullah Bin Umairah dari al-Ahnaf Bin Qais dari Abbas Bin Abdul Muthalib katanya:
Aku berada di Batbaa bersama satu regu di antaranya ialah Rasulullah Saw lalu melintas di atas mereka sekelompok awan. Rasulullah lalu menengadah ke awan itu dan bertanya:’Apakah kamu namakan awan itu?’Mereka menjawab :’Awan’ Berkata Rasulullah:”Dan al-Muznu. ‘Lalu mereka berkata:’Dan al-Muznu.’Berkata lagi Rasulullah:’Dan al-Inaan.’Berkata mereka:’Dan al-Inan.’Lalu berkata pula Rasulullah:’Tahukah kamu jarak antara langit dan bumi?’Berkata mereka:’Kami tidak tahu.’Adapun jarak antara keduanya sekitar 71,72 atau 73 tahun. Begitu pula langit yang di atas langit itu yang berjumlah 7 langit, kemudian diatas langit ketujuh itu ada laut yang jarak antara dasarnya yang paling bawah dengan permukaan paling atas seperti jarak antara langit dan langit, kemudian di atas itu terletak Arsy, jarak antara lantai paling bawah dan atapnya paling atas sama pula dengan jarak antara langit dan langit, kemudian Allah Azza Wa Jalla di atas semua itu. (HADITS HASAN GHARIB DIKELUARKAN OLEH TIRMIDZI DAN IBNU MAJAH)
Keterangan
Pemakaian bilangan 7 (tujuh) itu berarti bilangan banyak. Dalam hadits lain yang dikeluarkan Ibnu Mahdi dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah saw bersabda:
"Antara langit dunia dan langit berikutnya 500 tahun dan antara masing-masing langit 500 tahun. Antara langit ketujuh dan al-kursy adalah 500 tahun. Antara al-Kursy dan air 500 tahun, Arsy di atas air, Allah di atas Arsy, tidak tersembunyi bagi-Nya tiap amal perbuatanmu."
Kalau Allah tidak memberitahu Muhammad Saw dengan perantaraan Malaikat-Nya, Jibril as maka tidak akan ada yang tahu kalau Dia memiliki jalan-jalan naik yang jaraknya sangat mencengangkan. Allah mempunyai jalan-jalan naik. Naiknya para malikat dan ruh kepada-Nya dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun (QS. AL-MA’ARIJ, 70:3-4)
Ayat ini memamerkan kemahabesaran kerajaan Allah kepada manusia dan jin. Kalau jarak terpendek dari Galaxy terdekat yaitu Galaxy Andromedan ditempuh 2.000.000 (dua juta) tahun perjalanan cahaya, sedangkan galaxy-galaxy lainnya ada yang ratusan juta tahun cahaya bahkan ada yang berjarak ribuan juta tahun cahaya dari planet mini Bumi. Maka jalan-jalan naik milik Allah yang seharinya berkadar 50.000 tahun tidak mustahil akan menjadi milyaran tahun perjalan cahaya. Sungguh luas kerajaan Allah.
Kemudian Allah melanjutkan gambaran kekacau-balauan manusia sehingga mereka melupakan hal-hal yang tidk pantas dilupakan.
Di hari yang kamu akan lihat (kegemparan) itu, lalai semua wantia dari (bayi) yang disusuinya, dan tiap-tiap kandungan menjadi gugur dan engkau akan dapati manusia mabuk, padahal mereka tidak mabuk, begitu dahsyatnya siksaan Allah.(QS.AL-HAJJ, 22:2)
Dan mereka pun tak akan mempunyai kesempatan sedikitpun mengurus saudara-saudara, ibu-bapak, isteri maupun anak-anak mereka sendiri.
Maka bila datang suara gempuran besar. Dihari itu (kiamat) setiap orang lari dari saudaranya, ibu dan bapaknya, isteri dan anak-anaknya. (QS, ABASA, 80:33-36)
Dan bahkan manusia seolah-olah mempunyai sayap. Mereka beterbangan di angkasa bersama-sama dengan gunung-gunung.
Pada hari itu (hari kiamat) manusia seperti rama-rama yang beterbangan. Dan gunung-gunung seperti bulu-bulu yang dihamburkan. (QS, AL-QARIAH, 102:4-5)
Pernah seorang sahabat bernama Hudzaifah ra bertanya kepada Rasulullah Saw, Hudzaifah : Wahai Rasulullah bagaimanakah keadaan semua makhluk sewaktumendengar tiupan sangkakala?Rasulullah : Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaanNya, apabila sangkakala ditiup maka itulah datangnya hari kiamat. Keadaan seseorang adalah apabila sudahmengulurkan tangan untuk mengangkat sesuap nasi pada mulutnya maka ia tidak sampai memakannya. Pakaian yang sudah berada pada kedua tangannya tinggal memakai maka ia tidak dapat memakainya dan kendi yang sudah di atas mulutnya untuk minum maka ia tidak dapat meminumnya.
Sumber: http://mocendink.wordpress.com
Begitu hebatnya keadaan pada hari itu sehingga tidak berlaku lagi hubungan-hubungan keluarga seperti firman Allah:
"Apabila sangkakala ditiup, maka di hari itu tidak ada hubungan-hubungan keluarga diantara mereka dan tidak pula mereka bertanya-tanya." (QS, ALMUKMIN,23-101)
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan,
Pernah Aisyah, istri Rasulullah, bertanya kepada Nabi Muhammad Saw:”Bagaimanakah keadaan hari kiamat itu?” Sebelum menjawab pertanyaan itu Rasulullah menangis. Aisyah bertanya kepada Nabi Saw, kenapa ia menangis. Ia menangis karena ia sudah mengetahui suasana kiamat itu. Bahwa begitu hebatnya saat kiamat itu, sehingga suami-istri, orang tua dan anak-anaknya, masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tidak saling kenal mengenal lagi. Masing-masing memikirkan keadaannya sendiri-sendiri. Napsi-napsi! Tiada satupun manusia yang bisa berbicara kalau tidak atas izin Allah Azza Wa Jalla yang berkuasa pada hari itu, hanya Malikiyaumiddin, Raja, Hakim pada hari kemudian itu. Masing-masing manusia sudah mendapatkan catatan yang digantungkan di tengkuknya.
Keadaan kiamat yang dijanjikan itu dilukiskan Allah dalam Al-Qur’an,
"Apabila sangkakala ditiup satu tiupan. Dan diangkat bumi serta gunung-gunung lalu diremukkan keduanya dengan satu benturan. Pada hari itu terjadilah kejadian itu (kiamat). Dan terbelahlah langit, maka ia pada hari itu lemah. Dan malaikat-malaikat berada dipenjuru-penjuru atas (langit), sedangkan di atas mereka masih ada delapan malaikat yang menjunjung Arsy Tuhanmu." (QS. AL-HAQQAH, 69:13-17)
Keterangan
Tentang jarak Arsy disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dawud dari Muhamad bin Shabah dari Walin Bin Abi Tsaur dari Sammak dari Abdullah Bin Umairah dari al-Ahnaf Bin Qais dari Abbas Bin Abdul Muthalib katanya:
Aku berada di Batbaa bersama satu regu di antaranya ialah Rasulullah Saw lalu melintas di atas mereka sekelompok awan. Rasulullah lalu menengadah ke awan itu dan bertanya:’Apakah kamu namakan awan itu?’Mereka menjawab :’Awan’ Berkata Rasulullah:”Dan al-Muznu. ‘Lalu mereka berkata:’Dan al-Muznu.’Berkata lagi Rasulullah:’Dan al-Inaan.’Berkata mereka:’Dan al-Inan.’Lalu berkata pula Rasulullah:’Tahukah kamu jarak antara langit dan bumi?’Berkata mereka:’Kami tidak tahu.’Adapun jarak antara keduanya sekitar 71,72 atau 73 tahun. Begitu pula langit yang di atas langit itu yang berjumlah 7 langit, kemudian diatas langit ketujuh itu ada laut yang jarak antara dasarnya yang paling bawah dengan permukaan paling atas seperti jarak antara langit dan langit, kemudian di atas itu terletak Arsy, jarak antara lantai paling bawah dan atapnya paling atas sama pula dengan jarak antara langit dan langit, kemudian Allah Azza Wa Jalla di atas semua itu. (HADITS HASAN GHARIB DIKELUARKAN OLEH TIRMIDZI DAN IBNU MAJAH)
Keterangan
Pemakaian bilangan 7 (tujuh) itu berarti bilangan banyak. Dalam hadits lain yang dikeluarkan Ibnu Mahdi dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah saw bersabda:
"Antara langit dunia dan langit berikutnya 500 tahun dan antara masing-masing langit 500 tahun. Antara langit ketujuh dan al-kursy adalah 500 tahun. Antara al-Kursy dan air 500 tahun, Arsy di atas air, Allah di atas Arsy, tidak tersembunyi bagi-Nya tiap amal perbuatanmu."
Kalau Allah tidak memberitahu Muhammad Saw dengan perantaraan Malaikat-Nya, Jibril as maka tidak akan ada yang tahu kalau Dia memiliki jalan-jalan naik yang jaraknya sangat mencengangkan. Allah mempunyai jalan-jalan naik. Naiknya para malikat dan ruh kepada-Nya dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun (QS. AL-MA’ARIJ, 70:3-4)
Ayat ini memamerkan kemahabesaran kerajaan Allah kepada manusia dan jin. Kalau jarak terpendek dari Galaxy terdekat yaitu Galaxy Andromedan ditempuh 2.000.000 (dua juta) tahun perjalanan cahaya, sedangkan galaxy-galaxy lainnya ada yang ratusan juta tahun cahaya bahkan ada yang berjarak ribuan juta tahun cahaya dari planet mini Bumi. Maka jalan-jalan naik milik Allah yang seharinya berkadar 50.000 tahun tidak mustahil akan menjadi milyaran tahun perjalan cahaya. Sungguh luas kerajaan Allah.
Kemudian Allah melanjutkan gambaran kekacau-balauan manusia sehingga mereka melupakan hal-hal yang tidk pantas dilupakan.
Di hari yang kamu akan lihat (kegemparan) itu, lalai semua wantia dari (bayi) yang disusuinya, dan tiap-tiap kandungan menjadi gugur dan engkau akan dapati manusia mabuk, padahal mereka tidak mabuk, begitu dahsyatnya siksaan Allah.(QS.AL-HAJJ, 22:2)
Dan mereka pun tak akan mempunyai kesempatan sedikitpun mengurus saudara-saudara, ibu-bapak, isteri maupun anak-anak mereka sendiri.
Maka bila datang suara gempuran besar. Dihari itu (kiamat) setiap orang lari dari saudaranya, ibu dan bapaknya, isteri dan anak-anaknya. (QS, ABASA, 80:33-36)
Dan bahkan manusia seolah-olah mempunyai sayap. Mereka beterbangan di angkasa bersama-sama dengan gunung-gunung.
Pada hari itu (hari kiamat) manusia seperti rama-rama yang beterbangan. Dan gunung-gunung seperti bulu-bulu yang dihamburkan. (QS, AL-QARIAH, 102:4-5)
Pernah seorang sahabat bernama Hudzaifah ra bertanya kepada Rasulullah Saw, Hudzaifah : Wahai Rasulullah bagaimanakah keadaan semua makhluk sewaktumendengar tiupan sangkakala?Rasulullah : Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaanNya, apabila sangkakala ditiup maka itulah datangnya hari kiamat. Keadaan seseorang adalah apabila sudahmengulurkan tangan untuk mengangkat sesuap nasi pada mulutnya maka ia tidak sampai memakannya. Pakaian yang sudah berada pada kedua tangannya tinggal memakai maka ia tidak dapat memakainya dan kendi yang sudah di atas mulutnya untuk minum maka ia tidak dapat meminumnya.
Sumber: http://mocendink.wordpress.com
Tiada ulasan:
Catat Ulasan