Terlampir dibawah ini ringkasan sejarah 25 Nabi dan Rasul, yang insyallah sedikitnya bisa memberi gambaran singkat tentang mereka: untuk lebih jelas dan faham tentang sejarah 25 Nabi dan Rasul anda bisa lihat kitab-kitab sejarah mereka seperti kitab Qashash al-Anbiya’ oleh ibnu Katsir, tahqiq Dr. as-Sayyid al-Jumaili dan kitab Atlas al-Quran oleh Syauqi Abu Khalil. Semoga bisa menjadi rujukan yang bermanfaat dan kebenaranya tentu kita kembalikan kepada Allah.
1- Adam
Adam diperkirakan hidup selama 930 tahun setelah penciptaannya (sekitar 5872-4942 SM), sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Al-Qur’an memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya Al-Baqarah: 30-38 dan Al-A’raaf:11-25.
Menurut ajaran Isalm, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan. Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Adam memiliki badan dengan ketinggian 60 hasta (kurang lebih 27,4 meter). Sosok Adam digambarkan sangat beradab sekali, memiliki ilmu yang tinggi dan ia bukan makhluk purba. Ia berasal dari surga yang berperadaban maju. Turun ke muka bumi bisa sebagai makhluk asing dari sebuah peradaban yang jauh lebih maju dan cerdas, dari peradaban di bumi sampai kapanpun, oleh karena itulah Allah menunjuknya sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi.
Dalam gambarannya ia adalah makhluk yang teramat cerdas, sangat dimuliakan oleh Allah, memiliki kelebihan yang sempurna dibandingkan makhluk yang lain sebelumnya dan diciptakan dalam bentuk yang terbaik. Sesuai dengan Surah Al Israa’ 70, yang berbunyi:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِى آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِّنَ ٱلطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلاً – الإسراء ﴿٧٠
“…dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” Al-Isra’ 17:70
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلإِنسَانَ فِيۤ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ – التين ﴿٤
Dalam surah At-Tiin ayat 4 yang berbunyi: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Menurut riwayat di dalam Al-Qur’an, ketika Nabi Adam as baru selesai diciptakan oleh Allah, seluruh malaikat bersujud kepadanya atas perintah Allah, lantaran kemuliaan dan kecerdasannya itu, menjadikannya makhluk yang punya derajat amat tinggi di tengah makhluk yang pernah ada. Sama sekali berbeda jauh dari gambaran manusia purba menurut Charles Darwin, yang digambarkan berjalan dengan empat kaki dan menjadi makhluk purba berpakaian seadanya.
Menurut syariat Islam, Adam tidak diciptakan di bumi, tetapi diturunkan dimuka bumi sebagai manusia dan diangkat (ditunjuk) Allah sebagai khalifah (penerus) di muka bumi atau sebagai makhluk pengganti yang sebelumnya sudah ada makhluk lain. Maka dengan kata lain adalah Adam bukanlah makhluk berakal pertama yang memimpin di bumi. Diriwayatkan bahwa beliau mempunyai 40 anak. Nama Adam disebut dalam Al-Qur’an: 25 kali.
2- Idris
Idris hidup sekitar 4533-4188 SM. Nabi Idris adalah salah seorang rasul yang pertama kali diberikan tugas untuk menyampaikan risalah kepada kaumnya. Ia diberikan hak kenabian oleh Allah setelah Adam dan Syits.
Dikatakan bahwa Idris lahir dan tinggal di Babil, Irak, untuk berdakwah kepada kaumnya yang bernama Bani Qabil dan Memfis. Sedangkan beberapa kisah menyebutkan, Idris lahir di daerah Munaf, Mesir. Namanya disebutkan sebanyak 2 kali dalam Al-Qur’an.
Idris adalah keturunan keenam dari Adam, silsilah lengkapnya adalah sebagai berikut, Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Syits bin Adam. Menurut kitab tafsir, ia hidup 1.000 tahun setelah Adam wafat. Sedangkan dalam buku yang berjudul Qashash al-Anbiyya karya Ibnu Katsir dituliskan bahwa Idris hidup bersama Adam selama 308 tahun.
Nabi Idris dianugerahi kepandaian dalam berbagai ilmu dan kemahiran, serta kemampuan untuk menciptakan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan manusia. Dalam beberapa kisah dikatakan bahwa Idris sebagai nabi pertama yang mengenal tulisan, menguasai berbagai bahasa, ilmu perhitungan, ilmu alam, astronomi, dan lain sebagainya.
Menurut Ibnu Ishaq, Nabi Idris adalah orang yang pertama kali menulis dengan pena, menjahit baju dan memakainya, dan manusia yang mengerti masalah medis.
Dalam suatu kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia akan melupakan Allah sehingga Allah menghukum manusia dengan bentuk kemarau yang berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah untuk mengakhiri hukuman tersebut. Allah mengabulkan permohonan itu dan berakhirlah musim kemarau tersebut dengan ditandai turunnya hujan.
Nabi Idris diperkirakan bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk menegakkan agama Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikutnya supaya selamat dari siksa dunia dan akhirat.
Ia dinyatakan di dalam Al-Quran sebagai manusia pilihan Allah sehingga Dia mengangkatnya ke langit. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris wafat saat dia sedang berada di langit keempat ditemani oleh seorang malaikat.
3- Nuh
Nuh bin Lamik bin Mutuisyalkh dari keturunan Idris, lalu keturunan Nabi Syits bin Adam. Diperkirakan hidup pada tahun 3993-3043 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 3650 SM. Diperkirakan beliau tinggal di wilayah yang kini disebut sebagai Iraq. Para ahli sejarah banyak menyebutkan bahwa beliau wafat di Mekkah. Nama Nuh disebutkan sebanyak 43 kali dalam Al-Qu’ran.
Nabi Nuh as mendapat julukan ulul ’azmi karena kesabarannya yang tinggi. Nuh as adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah dan akhlak umat yang telah menyimpang jauh dari ajaran yang benar. Nabi Nuh as digelari sebagai ulul ’azmi karena kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nabi Nuh tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali ke jalan yang lurus. Usianya hampir 1000 tahun dan jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kan’an tidak mempercayai ajaran yang dibawanya dan menjadi musuhnya. Atas kehendak Allah umat nabi Nuh as yang membangkang ditenggelamkan dengan tsunami yang dahsyat dan semuanya mati, kecuali nabi Nuh as dan pengikutnya yang beriman.
Menurut Islam, ia memiliki 4 anak laki-laki yaitu Kan’an, Sam, Ham, dan Yafets. Kejadian mencatat, pada zamannya terjadi air bah yang menutupi seluruh bumi, hanya ia sekeluarga (istrinya, ketiga anaknya, dan ketiga menantunya) dan binatang-binatang yang ada di dalam bahtera Nuh yang selamat dari air bah tersebut. Setelah air bah reda, keluarga Nuh kembali berkembang-biak di bumi.
Ia bersama keluarganya mendarat di sebuah kota di kaki Gunung Judi. Nuh kemudian mengunci Bahtera yang sampai sekarang para ahli masih aktif dalam mencari Bahtera tersebut, karena masih dipercaya bahwa benda itu masih berada di lereng-lereng pergunungan Judi-Ararat.
Nuh adalah rasul pertama yang diutus ke atas bumi ini, sedangkan Adam, Syits dan Idris termasuk golongan nabi saja. Dari Ibnu Katsir bahwa Nuh diutus untuk kaum Bani Rasib. Dia lahir 126 tahun sepeninggal Nabi Adam, Dia adalah utusan yang pertama yang diutus untuk umat manusia. Penduduk yang diserunya dikenal dengan Banu Rasib.
Ibnu Abbas menceritakan Bahwa nabi Nuh diutus pada kaumnya ketika berumur 480 tahun. Masa kenabiannya adalah 120 tahun dan berdakwah selama 5 abad. Dia mengarungi banjir ketika ia berumur 600 tahun, dan kemudian setelah banjir ia hidup selama 350 tahun.
4- Hud
Hud bin Abdullah bin Rabah bin Khulud dari keturunan Sam bin Nuh. Nabi Hud hidup sekitar tahun 2450-2320 SM. Beliau adalah seorang nabi yang diutus untuk Kaum ‘Ad yang tinggal di daerah al-Ahqaf, Rubu’ al-Khali- Hadramut Yaman. Nabi Hud dikenal dalam ajaran agama Islam, Yahudi dan Kristen. Namanya disebutkan sebanyak 7 kali dalam kitab Al-Qur’an. Umat Muslim percaya bahwa Nabi Hud hidup sekitar 150 tahun dan diutus menjadi rasul pada tahun 2400 SM. Diriwayatkan bahwa ia wafat di daerah Timur Hadhramaut, Yaman.
Nabi Hud merupakan keturunan dari suku ‘Aad, suku yang hidup di jazirah Arab, disuatu tempat yang bernama Al-Ahqaf yang terletak di utara Hadramaut antara Yaman dan Oman. Mereka adalah kaum penyembah berhala bernama Shamud, Shada, dan al-Haba. Mereka termasuk suku yang tertua sesudah kaum Nuh. Mereka dikaruniai oleh Allah tanah yang subur, dengan sumber-sumber air yang memudahkan mereka untuk bercocok tanam.
Kaum Hud, yaitu suku ‘Aad tidak mengenal Allah sebagai Tuhannya. Mereka membuat patung-patung dan itu yang disembah sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaannya dapat memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah.
Pembalasan Tuhan terhadap kaum ‘Aad yang kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam dua tahap. Tahap pertama berupa kekeringan yang melanda ladang dan kebun mereka. Kekeringan itu adalah suatu permulaan siksaan dari Allah yang dijanjikan dan bahwa Allah masih memberi kesempatan kepada mereka untuk sadar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah. Pembalasan tahap kedua yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yang tebal di atas mereka yang disambutnya dengan sorak-sorai gembira, karena mengira bahwa hujan akan segera turun membasahi ladang dan menyirami kebun mereka yang sedang mengalami kekeringan. Ternyata bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin topan yang dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yang telah merusakkan bangunan rumah dari dasarnya.
Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah mendapat perlindungan Allah dari bencana yang menimpa kaumnya. Setelah keadaan cuaca kembali menjadi tenang dan tanah Al-Ahqaf sudah menjadi sunyi senyap dari kaum ‘Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut, dimana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamkan di sana. Hingga sekarang makamnya yang terletak di atas sebuah bukit, di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun selalu dikunjungi para peziarah yang datang dari sekitar daerah itu, terutama pada bulan Syaban.
5- Shalih
Shalih bin Abid dari keturunan Sam bin Nuh. Beliau adalah salah seorang nabi dan rasul yang diutus kepada Kaum Tsamud. Diperkirakan beliau hidup pada tahun 2150-2080 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 2100 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Kaum Tsamud yang tinggal di Al-Hijir- Oman. Beliau wafat di Jaziratul Arab. Kaum Tsamud mengingkari dawah Nabi Shalih dan membangkan. Lalu Allah berikan kepada belau mukjizat yaitu seekor unta betina yang dikeluarkan dari celah batu dengan izin Allah untuk menunjukkan kebesaranNya kepada kaum Tsamud. Malangnya kaum Tsamud masih mengingkari ajaran Shaleh, mereka membunuh unta betina tersebut. Akhirnya kaum Tsamud dibalas dengan azab yang amat dahsyat yaitu dengan satu tempikan dari Malaikat Jibril yang menyebabkan tubuh mereka hancur. Nama Nabi Shalih disebutkan sebanyak 9 kali di dalam Al-Quran.
Pengajaran yang menonjol yang dapat dipetik dari kisah Nabi Shalih ini ialah bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat yang negatif dapat membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur, bahkan tersapu bersih di atas bumi kerana dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa orang pembunuh unta Nabi Shalih. Disinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf, nahi mungkar.
6- Ibrahim
Nabi Ibrahim bin Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Beliau diperkirakan hidup tahun 1997-1822 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1900 SM. Beliau tinggal di Iraq. Beliau wafat di Al-Khalil, Hebron, Palestina. Nama beliau disebutkan sebanyak 69 kali dalam Al-Quran.
Azar memiliki tiga putra: Ibrahim, Haran, dan Nahor. Ibrahim dilahirkan di sebuah wilayah bernama Faddam Aram, yang terletak di kerajaan Babilonia. Ibnu Asakir meriwayatkan dalam kitab at-Tarikh dari Ishaq bin Basyar al-Kahiliy bahwasanya nabi Ibrahim dijuluki sebagai “Abu adh-Dhaifan.”, yaitu Ibrahim memiliki dua putra yang termasuk golongan nabi, yakni nabi Ismail dan nabi Ishaq, sementara nabi Ya’qub merupakan cucu Ibrahim. Haran juga memiliki seorang putra yang termasuk golongan nabi, yakni nabi Luth.
Adapun Sarah istri Ibrahim pernah hendak ditawan raja Mesir untuk dijadikan selir, Allah memberi perlindungan kepada Sarah sehingga raja Mesir tidak dapat menjadikan Sarah sebagai selir. Setelah menyadari bahwa Allah telah menghadirkan berbagai azab yang menimpa diri raja Mesir berkenaan dengan Sarah yang merupakan istri Ibrahim, ia mengembalikan Sarah kepada Ibrahim; kemudian raja Mesir menghadiahkan Hajar sebagai budak untuk Sarah sebagai penebusan dosa. Hajar adalah seorang permaisuri kerajaan Mesir.
Nabi Ibrahim adalah nabi yang mendapat gelar ulil ’azmi karena kesabarannya yang tinggi. Dari mulai bayi nabi Ibrahim sudah diasingkan ke dalam gua disebabkan karena perintah Raja Namrudz untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang membuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya.
Sudah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail. Allah memerintahkan Ibrahim untuk melepas istri dan anaknya yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru meningkat remaja. Hal ini pun beliau laksanakan, tapi Allah akhirnya menggantikannya dengan seekor domba. selain itu ujian nabi Ibrahim as yang lain adalah membangun Ka’bah, dan menghadapi Raja Namrudz yang zalim.
Sepulang dari Makkah itu, nabi Ibrahim as. menjalani hidup seperti sedia kala. Dengan rahmat Allah yang agung, tidak ada yang mustahil bagi Allah dan janji Allah yang ditunggu-tunggu. Sarah yang sudah berusia 99 tahun dan nabi Ibrahim 100 tahun, kemudian hamil dan melahirkan seorang bayi lelaki sempurna yang diberi nama Ishaq.
Luth
Luth bin Haran dari keturunan Sam bin Nuh. Diperkirakan hidup pada tahun 1950-1870 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1900 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Kaum Luth yang tinggal di negeri Sadum (Sodom), Syam, Palestina. Beliau meninggal dunia di Desa Shafrah di Syam, Palestina. Luth menikah dengan seorang gadis yang bernama Ado, pendapat lain mengatakan ia bernama Walihah, beliau memiliki dua anak perempuan Raitsa dan Zaghrata. Nama beliau disebutkan sebanyak 27 kali dalam Al-Quran.
Nabi Luth adalah anak keponakan dari Nabi Ibrahim. Ayahnya yang bernama Haran bin Tareh adalah saudara kandung dari Ibrahim, ayahnya kembar dengan pamannya yang bernama Nahor. Silsilah lengkapnya adalah Luth bin Haran bin Azara bin Nahor bin Suruj bin Ra’u bin Falij bin ‘Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.
Nabi Luth beriman kepada saudara bapaknya (pamannya), yaitu Nabi Ibrahim, yang mendampinginya dalam semua perjalanan. Lalu Luth berpisah dengan Ibrahim. Luth pindah ke Yordania dan bermukim di sebuah tempat bernama Sadum (Sodom).
Masyarakat Sadum atau Sodom adalah masyarakat yang rendah moralnya dan rusak akhlaknya. Masyarakat Sadum tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Kemungkaran merajalela dalam pergaulan hidup mereka. Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka adalah perbuatan homoseksual atau liwath di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya. Kedua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di dalam masyarakat sehingga hal tersebut merupakan suatu kebudayaan bagi kaum Sadum.
Nabi Luth berseru kepada mereka agar meninggalkan adat kebiasaan keji mereka yaitu melakukan perbuatan homoseksual dan lesbian. Luth menyatakan perbuatan itu bertentangan dengan fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung di dalam penciptaan manusia yang diciptakan menjadi dua jenis yaitu lelaki dan wanita. Kaum Luth merasa kesal mendengar dakwah dan nasihat-nasihat Nabi Luth yang tidak putus-putusnya itu dan minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau menghadapi pengusiran dirinya dari Sadum bersama keluarga dan pengikutnya. Meskipun Nabi luth berulang kali menyeru dan memperingatkan, tetapi kaumnya tidak menghiraukan, bahkan mengejek dan menantangnya.
Akhirnya datanglah azab Allah. Negeri sadum beserta penduduknya dibinasakan oleh Allah. Nabi luth dan keluarga serta para pengikutnya mendapat perlindungan Allah, kecuali istrinya yang termasuk orang- orang yang durhaka dan dibinasakan.
8- Ismail
Nabi Ismail bin Ibrahim Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Diperkirakan hidup pada tahun 1911-1774 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1850 SM. Beliau tinggal di Makkah dengan kabilah Amaliq dari Yaman. Secara tradisional ia dianggap sebagai bapak bangsa Arab, sedangkan menurut Sa’id bin Yahya al Umawiy dalam kitabnya al Maghazi menuliskan bahwa Ismail belajar bahasa Arab dari bangsa Arab yang singgah di Makkah dari Yaman. Maka bisa diambil kesimpulan bahwa Ismail bukanlah nenek moyang bangsa Arab.
Nabi Ismail adalah anak Nabi Ibrahim dan ibunya Hajar. Hajar adalah budak yang diberikan oleh Raja Mesir kepada Nabi Ibrahim. Dari semenjak kecil hingga dewasa Hajar dipelihara oleh Nabi Ibrahim sehingga diperistrikannya.
Sedangkan istri pertama yaitu Sarah dari semenjak muda belum bisa memberikan anak dan baru mendapatkan anak ketika usianya sudah lanjut, yang mana anak tersebut diberi nama Ishaq. Sebagaimana wanita lainnya, Sarah rupanya merasa cemburu kalau Hajar sudah mendapatkan anak terlebih dahulu dari pada dirinya.
Kemudian Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail yang masih bayi ke negri Mekkah yang pada waktu itu masih merupakan padang pasir kosong yang belum didiami oleh manusia. Lalu atas perintah Allah Nabi Ibrahim pun kembali ke negri Syam pada istri pertamanya yaitu Sarah.
Suatu ketika Hajar kehabisan air, beliau sangat kehausan sehingga air susunya pun kering. Dalam usahanya mencari air, Hajar berlari dari bukit Shafa ke bukit Marwah yang jaraknya cukup berjauhan. Dengan seizin Allah didekat Ismail yang sedang menangis itu, muncratlah mata air Zam Zam. Usaha Hajar mencari air kian kemari dari bukit Shafa ke bukit Marwah menjadi salah satu rukun Haji yang disebut Sha’i.
Suatu ketika Nabi Ibrahim bermimpi menyembelih anaknya yaitu Ismail. Dan diceritakan kepada anaknya Ismail. Iapun menjawab:
قَالَ يٰأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِيۤ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّابِرِينَ – الصافات ﴿١٠٢
“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (ash-shaffat, 102).
Maka Nabi Ibrahim pun membaringkan Ismail ke tanah dengan maksud akan disembelihnya. Pada saat itulah Allah menggantikannya dengan seekor biri-biri yang besar. Dengan ketaatanya maka Ismail pun diangkat menjadi Rasul Allah.
Kemudian Ibrahim bersama anaknya Ismail mendirikan Ka’bah (Baitullah) yang menjadi kiblat bagi umat manusia sedunia dalam beribadah. Ismail dikaruniai 12 anak dan mereka menjadi pemimpin-pemimpin atas kaumnya yang dinamakan Arab Musta’ribah.
Nabi Ismail diutus ke negri Yaman dan Amaliq untuk menyeru manusia supaya bertaqwa kepada Allah. Dan menurut salah satu riwayat, Nabi Ismail wafat pada usia 137 tahun di Palestina dan sebagian riwayat lagi meriwayatkan bahwa Ismail wafat di Mekkah. Ia meninggalkan 12 anak. Nama beliau disebutkan sebanyak 12 kali dalam Al-Quran
9- Ishaq
Ishaq Ibrahim Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Nama lengkapnya adalah Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra’u bin Falij bin ‘Abir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Syam bin Nuh. Diperkirakan hidup pada tahun 1897-1717 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1800 SM. Ishaq adalah putra kedua Nabi Ibrahim setelah Ismail yang beribu Hajar dan merupakan orang tua dari Nabi Yaqub. Memiliki 2 anak.
Ishaq diutus untuk masyarakat Kana’an di wilayah Al-Khalil Palestina. Beliau meninggal di Al-Khalil Hebron Palestina. Kisah Nabi Ishaq sangat sedikit diceritakan dalam Al-Qur’an. Nabi Ishaq disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 15 kali. Sedangkan keutamaan Nabi Ishaq disebutkan 9 kali dan kenabian Ishaq 10 kali.
Sebelum kelahiran Ishaq, Sarah dan suaminya, Ibrahim mendapat kabar gembira dari Allah melalui malaikat Jibril. Dalam pesan itu malaikat Jibril menyampikan pesan bahwa Sarah akan melahirkan seorang anak laki-laki bernama Ishaq yang kelak akan menjadi seorang nabi. Namun, Sarah tersenyum karena merasa heran dan aneh. Dia merasa aneh karena tidak mungkin dia dan suaminya dapat memberi keturunan jika usia mereka sudah cukup tua, yaitu Sarah berusia 90 tahun dan Nabi Ibrahim 100 tahun. akhirnya Ishaq pun akhirnya terlahir di kota Kana’an
Ishaq merupakan anak kedua dari Nabi Ibrahim dan Sarah setelah Ismail. Bersama Ismail, ia menjadi penerus ayahnya untuk berdakwah di jalan Allah. Ketika Ibrahim telah sangat tua, Ishaq belum juga menikah. Ibrahim tidak mengizinkan Ishaq menikah dengan wanita Kana’an karena masyarakatnya tidak mengenal Allah dan asing terhadap keluarganya. Karena itu, Ibrahim memerintah seorang pelayan untuk pergi ke Harran, Irak dan membawa seorang perempuan dari keluarganya. Perempuan yang dimaksud itu adalah Rifqah binti Batnail bin Nahur, saudara Ibrahim yang kemudian dinikahkan dengan Ishaq.
Setelah 10 tahun Ishaq menikah dengan Rifqah, lahirlah dua anak kembar. Anak pertama diberi nama Al-Aish dan anak kedua Yaqub yang lahir dengan memegang kaki saudaranya. Ishaq lebih menyayangi Al-Aish daripada Yaqub. Dari Ishaq-lah kemudian terlahir nabi-nabi Bani Israil. Menurut salah satu riwayat, Ishaq meninggal pada usia 180 tahun.
10.Ya’qub
Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 1837-1690 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1750 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Syam. Beliau wafat di Alkhalil Hebron Palestina. Punya 12 anak.
Nabi Ya’qub adalah putra Nabi Ishaq, dan ia memiliki saudara kembar bernama Aish. Ayahnya lebih menyayangi Aish karena ia lahir lebih dulu, sedang ibunya (Rifqah) lebih menyayangi Ya’qub karena ia lebih kecil. Ketika usianya sudah sangat lanjut, Nabi Ishaq tak dapat melihat lagi. Ia sering dilayani oleh Aish. Sedang Ya’qub sangat pendiam dan lebih senang berada di rumah mempelajari ilmu-ilmu agama.
Suatu hari, Ishaq menginginkan suatu makanan, ia meminta Aish untuk mengambilkannya. Namun atas suruhan ibunya, Ya’qublah yang lebih dulu mengambilkan makanan itu untuknya. Setelah Ya’qub melayaninya, Ishaq lalu mendoakannya, “Mudah-mudahan engkau menurunkan nabi-nabi dan raja-raja.”
Doa nabi adalah doa yang mustajab, dan memang kita ketahui dalam sejarah bahwa keturunan Ya’qub kelak akan melahirkan banyak para nabi dan raja. Aish yang mengetahui bahwa saudaranya telah mendapat doa yang baik dari ayahnya menjadi iri. Ia pun marah dan bahkan mengancam akan membunuh Ya’qub supaya keturunannya tidak ada yang menjadi nabi dan raja.
Mengetahui hal ini, Rifqah kemudian menyuruh Ya’qub agar mengungsi ke tempat pamannya, Laban bin Batwil, di kota Harran, Irak. Dalam perjalanan ke rumah pamannya, Ya’qub tidak berani berjalan di siang hari karena takut akan ditemukan dan disiksa oleh saudaranya. Ia hanya berani berjalan di malam hari, sedang bila tiba waktu siang ia beristirahat. Oleh sebab itulah ia juga dikenal dengan nama Israil, yang artinya berjalan di malam hari (asra’ yusri’ isra’ artinya berjalan malam). Kelak keturunannya pun dikenal dengan nama Bani Israil.
Laban memiliki dua orang puteri, yang pertama bernama Leah, dan yang kedua bernama Rahel, kedua duanya dinikahi Ya’qub yang pada saat itu hukum menikahi dua gadis sekandung diperbolehkan. Kepada masing-masing puterinya, Laban memberi seorang sahaya perempuan. Kepada Leah ia memberikan sahaya perempuan bernama Zulfa, dan kepada Rahel ia memberikan sahaya perempuan bernama Balhah. Leah dan Rahel kemudian memberikan sahaya mereka untuk diperistri pula oleh Ya’qub, sehingga istri Ya’qub menjadi 4 orang.
Dari keempat istrinya ini Ya’qub memperoleh 12 orang anak lelaki. Dari istrinya Leah, ia dikaruniai Ruben, Syam’un, Lewi, Yahuda, Yasakir, dan Zabulon. Dari istrinya Rahel, ia dikaruniai Yusuf dan Bunyamin. Dari istrinya Balhah, ia dikaruniai Daan dan Naftali. Dari istrinya Zulfa, ia dikarunian Jaad dan Asyir. Putra-putra Ya’qub inilah yang merupakan cikal bakal lahirnya Bani Israil. Mereka dan keturunannya disebut Al-Asbath, yang berarti cucu-cucu.
Sibith dalam bangsa Yahudi adalah seperti suku dalam bangsa Arab, dan mereka yang berada dalam satu sibith berasal dari satu bapak. Masing-masing anak Ya’qub kemudian menjadi bapak bagi sibith Bani Israil. Maka seluruh Bani Israil berasal dari putra-putra Ya’qub yang berjumlah 12 orang. Dalam sibith-sibith ini kelak diturunkan para nabi, antara lain:
Dari Lewi keluar keturunan Nabi Musa, Harun, Ilyas, dan Ilyasa.
Dari Yahuda keluar keturunan Nabi Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, Isa.
Dari Bunyamin keluar keturunan Nabi Yunus.
Setelah lewat 20 tahun Ya’qub tinggal bersama pamannya, ia pun meminta izin untuk kembali kepada keluarganya di Kana’an. Saat ia hampir tiba di Kana’an, ia mengetahui bahwa Aish saudaranya telah menghadangnya dengan 400 orang, sehingga Ya’qub merasa takut dan mendoakannya serta menyiapkan hadiah besar bagi saudaranya itu yang dikirimkan melalui orang-orang utusannya. Lunaklah hati Aish mendapat hadiah pemberian saudaranya. Kemudian ia tinggalkan Kana’an bagi saudaranya lalu ia pergi ke Gunung Sa’ir. Sedangkan Ya’qub, ia pergi kepada ayahnya Ishaq dan tinggal bersamanya di kota Hebron yang dikenal dengan nama Al-Khalil. Dalam Al Qur’an, kisah Nabi Ya’qub secara tersendiri tidak ditemui, namun namanya disebut dalam kaitannya dengan nabi-nabi lain, diantaranya Nabi Ibrahim (kakeknya), dan Nabi Yusuf (putranya). Nama beliau disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 16 kali.
Yusuf
Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim dari keturunan Sam bin Nuh. Diperkirakan hidup pada tahun 1745-1635 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1715 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan Heksos di Mesir. Namanya disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran. Ia memiliki 2 anak laki dan 1 anak perempuan dan ia wafat di Nablus Palestina. Ibnu Katsir dalam kitabnya yang berjudul Qishashul Anbiya’ menuliskan bahwa Yusuf menikahi Ra’il binti Ra’ayil, janda dari Qithfir, kemudian lahirlah dua orang putra, yakni Afrayim dan Mansa.
Yusuf mempunyai 12 orang saudara lelaki dan mempunyai rupa yang tampan dan dimanja oleh bapaknya. Kasih sayang berlebihan yang diperolehnya dari Nabi Yaqub membuat iri dan dengki saudara-saudaranya. Mereka berencana untuk membunuhnya. Yahudza, anak lelaki keempat dari Ya’qub dan yang paling tampan dan bijaksana di antara mereka tidak setuju dengan rencana pembunuhan itu karena perlakuan tersebut adalah dilarang. Maka, mereka merencanakan untuk melemparkannya ke dalam sebuah sumur tua yang terletak di persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dagang dan para musafir beristirahat. Dengan itu, kemungkinan Yusuf akan diselamatkan dari sumur tersebut dan dibawa oleh siapa saja untuk dijadikan budak.
Al-Qur’an mengawali kisah Yusuf saat ia masih muda. Ia bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan bersujud padanya (surat Yusuf,4). Yusuf di dalam Al-Qur’an dikatakan sebagai pria tertampan di dunia. Pernyataan ini digambarkan ketika Yusuf tumbuh remaja, istri tuannya yang bernama Zulaikha menggodanya karena tidak bisa menahan daya tarik ketampanannya dan setiap wanita yang melihatnya pasti terkesima, namun Yusuf menolaknya (surat Yusuf, 23). Sehingga ia mengancam Yusuf akan dipenjarakan, jika tidak mengikuti perintahnya. Namun, Yusuf tetap teguh dan ia akhirnya dipenjarakan. Yusuf dipenjarakan bersama dua orang tahanan.
Di dalam penjara, mereka mengetahui bahwa Yusuf memiliki kejujuran yang tinggi dan dapat menafsirkan mimpi (surat Yusuf, 36). Yusuf berhasil dalam menafsirkan mimpi 2 tahanan lainnya, mimpi mereka adalah bahwa salah satu dari mereka akan dihukum mati, dan yang lainnya akan dibebaskan dan kembali bekerja sebagai penuang air minum raja. Maka, Yusuf meminta pada temannya yang akan dibebaskan untuk mengemukakan masalahnya kepada raja. Namun, ketika dibebaskan, ia melupakan Yusuf, sehingga ia tetap dipenjara.
Beberapa tahun kemudian, raja bermimpi dan menanyakan apa artinya. Penuang minuman tersebut akhirnya ingat pada Yusuf, dan ia menanyakan Yusuf apa arti mimpi raja. Yusuf menafsirkan mimpi raja bahwa akan terjadi tujuh panen yang berlimpah, kemudian diikuti tujuh panen yang sedikit, dan kemudian ada tahun yang penuh dengan hujan. Raja yang mendengar tafsir Yusuf, akhirnya memanggilnya. Namun, sebelumnya Yusuf meminta kepada orang-orang yang menuduhnya ditanyai apa yang sebenarnya terjadi. Zulaikha akhirnya mengakui apa yang dilakukannya pada Yusuf. Yusuf akhirnya dibebaskan dan raja menghendaki ia bekerja untuknya. Yusuf akhirnya meminta agar ia ditugaskan untuk mengurus hasil bumi di negeri itu.
Pada tahun yang diramalkan paceklik, Yusuf bertemu kembali dengan saudara-saudaranya. Lalu Yusuf mengungkapkan jati dirinya pada mereka. Saudara-saudara Yusuf akhirnya meminta maaf atas tindakan mereka. Yusuf kemudian meminta mereka membawakan bajunya kepada ayahnya dan mengusapkan pada wajah ayahnya untuk memulihkan penglihatannya dan juga memerintahkan mereka untuk membawa orangtua dan keluarga mereka ke Mesir. Setelah tiba di Mesir, orang tua dan saudara-saudaranya bersujud untuk menghormatinya. Yusuf kemudian mengingatkan akan mimpinya pada masa muda yang ditafsirkan oleh ayahnya; sebelas planet, matahari, dan bulan bersujud padanya.
Syu’aib
Syu’aib dari keturunan Madyan bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 1600-1490 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1550 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada ahli Madyan dan Penduduk Aikah Madyan. Beliau wafat di Madyan. Nama beliau disebutkan sebanyak 11 kali di dalam Al-Quran.
Syu’aib adalah salah satu dari 4 nabi bangsa Arab. Tiga nabi lainnya adalah Hud, Shaleh, dan Muhammad. Ia seorang nabi yang dijuluki juru pidato karena kecakapan dan kefasihannya dalam berdakwah. Umat muslim meyakini bahwa Syu’aib ditetapkan oleh Allah untuk menjadi seorang nabi yang tinggal di timur Gunung Sinai kepada kaum Madyan dan Aykah. Yaitu kaum yang tinggal di pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai. Masyarakat tersebut disebut karena terkenal perbuatan buruknya yang tidak jujur dalam timbangan dan ukuran juga dikenal sebagai kaum kafir yang tidak mengenal Allah. Mereka menyembah berhala bernama al-Aykah, yaitu sebidang tanah gurun yang ditumbuhi pepohonan atau pepohonan yang lebat. Ketika berdakwah bagi kaum Madyan, Nabi Syu’aib menerima ejekan masyarakat yang tidak mau menerima ajarannya karena mereka enggan meninggalkan sesembahan yang diwariskan dari nenek moyang kepada mereka. Namun, Syu’aib tetap sabar dan lapang dada menerima cobaan tersebut.
Nabi Syu’aib mengerti bahwa kaumnya telah ditutup hatinya. Ia berdoa kepada Allah agar diturunkan azab pada kaum Madyan. Allah mengabulkan doa Syu’aib dan menimpakan azab melalui beberapa tahap. Kaum Madyan pada awalnya diberi siksa Allah melalui udara panas yang membakar kulit dan membuat dahaga. Saat itu, pohon dan bangunan tidak cukup untuk tempat berteduh mereka. Namun, Allah memberikan gumpalan awan gelap untuk kaum Madyan. Kaum Madyan pun menghampiri awan itu untuk berteduh sehingga mereka berdesak-desakan dibawah awan itu. Hingga semua penduduk terkumpul, Allah menurunkan petir dengan suaranya yang keras di atas mereka. Saat itu juga Allah menimpakan gempa bumi bagi mereka, menghancurkan kota dan kaum Madyan.
Ayyub
Ayyub dari keturunan Ishaq bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 1540-1420 SM. Dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1500 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Orang-orang Amoria di Huran, Syam, Palestina. Beliau wafat di Huran di Syam. Punya 26 anak. Disebutkan sebanyak 4 kali di dalam Al-Quran. Ayyub adalah putra dari Aish bin Ishaq bin Ibrahim. Sebagaimana disebutkan dalam kisah Yaqub, Aish adalah saudara kembar Yaqub, jadi Ayyub masih keponakan Yaqub dan sepupu Yusuf. Sumber lain mengatakan bahwa silsilah Ayyub adalah sebagai berikut, Ayyub bin Amwas bin Zarih dari keturunan Ibrahim.
Ayyub dikisahkan sebagai seorang nabi yang paling sabar ketika mendapatkan cobaan dari Allah, bahkan bisa dikatakan bahwa kesabarannya berada di ambang puncak kesabaran. Sering orang mengagumi kesabaran kepada Ayub. Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Ayyub. Jadi, Ayyub menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada setiap agama. Allah telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِراً نِّعْمَ ٱلْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ – ص ﴿٤٤
“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (ash-Shad: 44)
Allah telah mengujinya dengan anaknya, keluarganya dan hartanya, kemudian dengan tubuhnya. Allah telah mengujinya dengan ujian yang tidak pernah ditimpakan kepada siapa pun, tetapi ia tetap sabar dalam menunaikan perintah Allah dan terus-menerus bertaubat kepada-Nya.Setelah Nabi Ayub menderita penyakit kronis dalam jangka waktu yang cukup lama, di mana sahabat dan keluarganya telah melupakannya, maka ia menyeru Rabbnya,
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّاحِمِينَ – الأنبياء ﴿٨٣
“(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (Al-Anbiya’: 83).
Dikatakan kepadanya,
ٱرْكُضْ بِرِجْلِكَ هَـٰذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ – ص ﴿٤٢
“Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.” (Shod: 42).
Nabi Ayyub as menghantamkan kakinya, maka memancarlah mata air yang dingin karena hantaman kakinya tersebut. Dikatakan kepadanya, “Minumlah darinya serta mandilah.” Nabi Ayyub AS melakukannya, maka Allah Ta’ala menghilangkan penyakit yang menimpa bathinnya dan lahirnya.
Kemudian Allah mengembalikan kepadanya; keluarganya, hartanya, sejumlah ni’mat serta kebaikan yang dikaruniakan kepadanya dalam jumlah yang banyak. Dengan kesabarannya itu maka ia merupakan suri teladan bagi orang-orang yang sabar, penghibur bagi orang-orang yang mendapat ujian atau ditimpa musibah serta pelajaran berharga bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.
Zulkifli
Zulkifli dari keturunan Ishaq bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 1500-1425 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1460 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada orang-orang Amoria di Damaskus. Beliau wafat di Damaskus Syiria. Punya 2 anak. Kuburan Nabi Dzul Kifl di kota Kifl, Irak. Riwayat Zulkifli sedikit sekali disebutkan dalam Al-Qur’an. Ia adalah putra Nabi Ayub yang lolos dari reruntuhan rumah Nabi Ayub yang menewaskan semua anak Nabi Ayub. Zulkifli adalah orang yang taat beribadah. Ia melakukan sembahyang seratus kali dalam sehari.
Menurut riwayat Ibnu Jarir: ketika Al-Yasa (Nabi Ilyasa) meningkat tua, dan ingin ada yang menggantikannya kepada orang yang sesuai. Ia mengumumkan: Hanya orang yang berpuasa pada siang hari, mengingati Allah pada malam hari dan menahan diri daripada sifat marah. Salah seorang daripada mereka (Basyar) berdiri dan berkata: Aku akan patuh kepada syarat-syarat tersebut. Nabi Ilyasa mengulangi syarat-syarat itu semula sebanyak tiga kali dan lelaki yang sama berjanji dengan bersungguh-sungguh akan memenuhi syarat-syarat tersebut. Maka dia dilantik untuk membawa tugas tersebut. Dari kutipan riwayat di atas, Basyar pun dinobatkan menjadi raja. Pada masa pemimpinannya, ia berjanji kepada rakyatnya untuk menjadi hakim adil dalam menyelesaikan perkara. Karena keadilan dia, maka ia disebut sebagai Zulkifli pada masa itu.
Lalu Allah mengangkat Zulkifli sebagai nabi dan rasul. Setelah beberapa lama menjadi raja, dia memenuhi segala janjinya, sehingga Allah memberinya ujian kepadanya dengan setan yang berkeinginan untuk menggoyahkan imannya. Setan menjelma sebagai musafir lelaki tua yang ingin membuatnya marah. Keinginannya adalah membuat marah Zulkifli. Namun setan gagal menggodanya membuatnya marah. Lalu dia pun mengtahui bahwa musafir itu adalah setan yang mencoba membuatnya marah. Karena keberhasilan Zulkifli menahan amarah, maka oleh Allah ia diangkat sebagai seorang nabi.
Nabi Zulkifli diutus oleh Allah kepada kaum Rom agar selalu mengingat bahwa Tuhan itu satu, dan tidak menyembah berhala. Suatu ketika terjadi pemberontakan di negerinya oleh orang-orang yang durhaka kepada Allah. Zulkifli menyeru pada rakyatnya agar berperang, namun mereka semua takut mati sehingga tak seorang pun yang mau berperang. Mereka pun meminta Zulkifli untuk berdoa kepada Allah agar mereka semua tidak mati dan menang dalam perang. Zulkifli pun berdoa kepada Allah dan Allah pun mengabulkan doanya.
Zulkifli disebutkan dalam ayat Al-Qur’an dua kali yaitu dalam surat Al Anbiyaa’, 85-86 dan surat Shaad, 48.
Dari ayat di atas, sebagian muslim sependapat dengan pandangan Muhammad bin Jarir al-Tabari, mengangap Zulkifli adalah orang baik dan sabar yang selalu menolong kaumnya dan membela kebenaran, namun bukan seorang nabi. Dan sebagian lainnya percaya bahwa dia seorang nabi. Menurut tafsir Baidawi, Zulkifli seperti dengan nabi Yahudi bernama Yehezkiel yang dibawa ke Babilonia setelah kehancuran Yerusalem. Beliau dirantai dan dipenjarakan oleh Raja Nebukadnezar. Namun belaiu menghadapi segala kesusahan dengan sabar dan mencela perbuatan mungkar Bani Israil.
Musa
Musa bin Imran dri keturunan Ya’qub bin Ishak. Diperkirakan hidup pada tahun 1527-1408 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1450 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Firaun Mesir dan Bani Israil di Mesir. Beliau wafat di Tanah Tih. Musa bin Imran bin Fahis bin ‘Azir bin Lawi bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra’u bin Falij bin ‘Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Kemudian Musa menikah dengan seorang gadis yang bernama Shafura (Shafrawa/Safora) dan memiliki keturunan berjumlah 5 orang, mereka adalah Alozar, Fakhkakh, Mitha, Yasin, Ilyas.
Nabi Musa as adalah nabi yang paling banyak namanya disebutkan dalam al-Qur’an yaitu sebanyak 136 kali. Beliau termasuk nabi yang mendapat gelar ulul ’azmi karena kesabarannya yang tinggi dalam menghadapi dan berda’wah kepada Firaun. Selain itu, dia juga nabi yang sabar dalam memimpin kaumnya yang selalu membangkang.
Dikatakan dalam kisah Rasulallah saw di perjalanannya menuju Sidrat al-Muntaha, ketika ia sampai di Langit Al-Khaliishah (Keenam), bahwa beliau melihat Musa memiliki badan yang tinggi dan kekar, berambut lebat, memiliki jenggot putih panjang menutupi dadanya, rambutnya hampir menutupi badannya dan memegang tongkat.
Pada masa kelahiran Musa, Firaun membuat peraturan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir. Tindakan itu diambil karena dia sudah terpengaruh oleh paranormal kerajaan yang menafsirkan mimpinya. Firaun bermimpi Mesir terbakar dan penduduknya mati, kecuali Bani Israel, sedangkan paranormalnya mengatakan kekuasaan Fir’aun akan jatuh ke tangan seorang laki-laki dari bangsa Israel. Karena cemas, dia memerintahkan setiap rumah digeledah dan jika menemukan bayi laki-laki, maka bayi itu harus dibunuh.
Ibu Musa melahirkan seorang bayi laki-laki (yaitu Musa), dan kelahiran itu dirahasiakan. Karena risau dengan keselamatan Musa, akhirnya Musa dihanyutkan ke Sungai Nil ketika berusia 3 bulan. Kemudian Musa ditemukan oleh Asiyah istri Firaun, kemudian membawanya ke istana. Melihat istrinya membawa seorang bayi laki-laki, Firaun ingin membunuh Musa. Istrinyapun melarangnya. Kemudian istri Firaun mencari pengasuh, tapi tidak seorang pun yang dapat menyusui Musa dengan baik, dia menangis dan tidak mau disusui. Selepas itu, ibunya sendiri mengajukan diri untuk mengasuh dan membesarkannya di istana Firaun.
Setelah dewasa Musa pergi dari Mesir, di mana pada suatu hari ketika Musa sedang melihat-lihat di sekitar kota Memphis, ia melihat dua laki-laki sedang berkelahi, masing-masing dari kalangan Bani Israel bernama Samiri dan bangsa Mesir bernama Fatun. Melihatkan keributan itu Musa berusaha mendamaikan mereka, tetapi dilawan oleh Fatun. Tanpa menunda Musa lalu memukul kepala Fatun, sehingga Fatun tersungkur dan tewas. Ketika laki-laki itu tewas karena tindakannya, kemudian Musa memohon ampunan kepada Allah
Lalu Musa pergi ke Madyan dan tinggal di rumah Syu’aib beberapa lama, sehingga ia menikah dengan anak gadisnya bernama Shafura. Selepas menjalani kehidupan suami istri di Madyan, Musa meminta izin Syu’aib untuk pulang ke Mesir. Dalam perjalanan, akhirnya Musa dan isterinya tiba di Bukit Sinai. Di sana beliau berbicara dengan Allah dan menerima mukjizat, yaitu tongkat menjadi ular dan tangan putih berseri-seri itu adalah dua mukjizat yang dikurniakan Allah kepada Musa. Semua keajaiban ahli sihir itu dihancurkan Musa menggunakan dua mukjizat. Hal ini menyebabkan sebagian dari kalangan pengikut Firaun, termasuk istrinya mengikuti ajaran yang dibawa Musa. Melihatkan ahli sihir dan sebagian pengikutnya beriman dengan ajaran Nabi Musa, Firaun marah, lalu menghukum golongan berkenaan. Manakala istrinya sendiri disiksa hingga meninggal dunia.
Kisah Firaun dan kekejamannya terhadap Bani Israil meninggalkan hikmah yang besar bagi umat Islam. Akibat kesombongan Firaun yang mengaku sebagai tuhan, dia pun dilaknat Allah. Ia tewas di Laut Merah bersama tentaranya saat mengejar Nabi Musa. Dan, jenazahnya kemudian diselamatkan oleh Allah SWT. Jasadnya diawetkan dan dapat ditemui hingga kini.
Dalam riwayat, ketika Firaun ditenggelamkan di Laut Merah dan akhirnya tewas, jasadnya diselamatkan oleh Allah. Menurut beberapa keterangan, setelah tenggelam, mayatnya terdampar di pantai dan ditemukan oleh orang-orang Mesir untuk diawetkan (dibalsem) hingga utuh seperti sekarang dan dapat dilihat di museum Mesir. Demikianlah kisah singkat Nabi Musa yang bisa mengalakan Firaun Dengan pertolongan Allah dan kesabarannya yang hebat tapi beliau pernah tidak bersabar ketika berguru kepada nabi Khidir.
Harun
Harun bin Imran dari keturunan Ya’qub bin Ishak. Dia adalah kakak kandung dari Musa, maka silsilahnya adalah sama dengan silsilah Musa. Diperkirakan hidup pada tahun 1531-1408 SM. Harun adalah salah seorang nabi yang telah diminta oleh Nabi Musa pada Allah dalam membantu memperkembangkan agama Allah. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1450 SM. Ia ditugaskan berdakwah kepada para Firaun Mesir dan Bani Israil di Sina, Mesir. Namanya disebutkan sebanyak 19 kali di dalam Al-Quran dan wafat di Tanah Tih.
Harun dilahirkan tiga tahun sebelum Musa. Ia merupakan nabi yang diutus kepada Bani Israel ketika menggembara di Mesir, dengan menggantikan peran Musa untuk sementara ketika harus melarikan diri ke negeri Madyan. Ia yang fasih berbicara dan mempunyai pendirian tetap sering mengikuti Musa dalam menyampaikan dakwah kepada Firaun, Hamman dan Qarun. Nabi Musa sendiri mengakui saudaranya fasih berbicara dan berdebat, seperti diceritakan al-Quran. Selama ditinggal Nabi Musa untuk bersemedi di Thur Sina, Harun juga diberikan amanah untuk mengawasi dan memimpin penduduk Bani Israel dari perbuatan mungkar, dan juga menyekutukan Allah dengan benda lain
Selama kepergian Musa ke Thur Sina, berlaku ujian terhadap Bani Israel. Sebagian mereka menyekutukan Allah dengan menyembah anak lembu yang terbuat dari emas oleh Samiri. Mereka menyembah patung lembu itu setelah terpedaya dengan tipu muslihat Samiri yang menjadikannya bisa berbicara. Harun sudah mengingatkan mereka bahwa perbuatan itu adalah dosa besar, namun segala nasihat dan amaran berkaitan dengan itu tidak dipedulikan.
Selepas menyepi selama 40 hari untuk menerima panggilan Ilahi, Musa kembali kepada kaumnya dan sungguh terkejut dengan perbuatan menyembah patung sapi itu. Musa bukan saja marah kepada kaumnya, malah Harun sendiri turut ditarik kepala dan janggutnya.
Nabi Harun hidup selama 122 tahun. Dia wafat 11 bulan sebelum kematian Musa, di daerah al Tiih, yaitu sebelum Bani Israil memasuki Palestina. Mengenai Bani Israel, mereka memang keras kepala, banyak permasalahan dan sulit dipimpin, namun dengan kesabaran Musa dan Harun, mereka dapat dipimpin supaya mengikuti syariat Allah, seperti terkandung dalam Taurat ketika itu.
Daud
Daud dari keturunan Yahudza bin Ya’qub. Daud adalah nabi dan rasul Allah yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Ia diberi kitab Zabur dan merupakan Raja Israel. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa ia orang yang dapat mengalahkan Jalut dan diberi mukjizat dapat melunakkan dan membengkokkan besi. Sedangkan Jalut atau disebut Goliat adalah seorang prajurit Filistin, terkenal karena pertempurannya dengan Daud. Nama Jalut atau Goliat disebut dalam kitab Perjanjian Lama dan Al-Qur’an. Daud diangkat menjadi nabi pada tahun 1010 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina.
Diperkirakan Dawud hidup selama 70 hingga 106 tahun. Dawud di kebumikan di Baitul Maqdis, Palestina dan tahtanya di gantikan oleh putra tunggalnya yaitu Sulaiman. Namanya disebutkan sebanyak 16 kali di dalam Al-Quran.
Di antara para nabi Allah yang lain, ia menerima wahyu berupa Zabur. Ia selalu mengingat setiap bacaan kitab Zabur dan sangat fasih dengan suara yang merdu dalam membacanya, sehingga membuat pegunungan dan burung ikut bertasbih.
Daud juga disebutkan di dalam Al-Qur’an sebagai anak muda yang berhasil membunuh Jalut (Goliath), ketika Bani Israel sangat takut untuk berhadapan dengannya, padahal pasukan Daud sendiri sudah sangat kuat.
Sulaiman
Sulaiman bin Daud dari keturunan Yahudza bin Ya’qub. Dia merupakan seorang raja Israel, dan anak raja Daud, diperkirakan hidup pada tahun 989-931SM. Sejak kecil ia telah menunjukkan kecerdasan dan ketajaman pikirannya. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 970 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Beliau wafat di Rahbaam Baitul Maqdis, Palestina. Namanya disebut sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran.
Setelah Sulaiman as cukup umur dan ayahnya wafat, Sulaiman as diangkat menjadi raja di kerajaan Israil. Ia berkuasa tak hanya atas manusia, namun juga atas binatang dan makhluk halus seperti jin dan lain-lain. Beliau dapat memahami bahasa semua binatang. Sulaiman as dianugerahkan Allah kebijaksanaan sejak remaja. Ia juga memiliki berbagai keistimewaan, termasuk mampu berbicara dan memahami bahasa hewan sehingga semua makhluk itu mengikuti kehendaknya. Ia juga dapat menundukkan jin dan angin, sehingga dapat disuruh melakukan apa saja, termasuk mendapatkan tembaga cair yang selalu keluar dari perut bumi untuk dijadikan perkakasan, bangunan istana dan benteng.
Istana Nabi Sulaiman sangat indah. Dibangun dengan gotong royong manusia, binatang, dan jin. Dindingnya terbuat dari batu pualam, tiang dan pintunya dari emas dan tembaga, atapnya dari perak, hiasan dan ukirannya dari mutiara dan intan, berlian, pasir di taman ditaburi mutiara, dan sebagainya.
Kisah Sulaiman as harus dikaitkan dengan kisah ratu Balqis. Kisah Ratu Balqis dan Sulaiman as tertulis secara jelas dalam Al-Qur’an surat An-Naml, 20-44. Balqis adalah seorang ratu bijaksana, ketua negara dan pemerintahan dari Negara Saba’ (Yaman) di masa hidup Sulaiman as yang penduduknya mengingkari keesaan Allah yaitu menyembah matahari. Kisah ini berurai panjang yang tidak cukup diceritakan di dalam kitab ini. Yang penting kisah Balqis dan Sulaiman as merupakan sebahagian dari sejarah kehidupan manusia. Dari sejarah ini kita dapat banyak belajar tentang perilaku yang dikehendaki oleh Allah, apalagi sumber sejarahnya adalah Al-Qur’an yang tetap terjaga kemurnian isinya. Pemimpin yang bijaksana dan pandai tidak dapat diukur dari jenis kelaminnya, lelaki dan perempuan dapat menjadi pemimpin suatu negara atau institusi (kecuali dalam hal rumahtangga, terkait status suami-isteri ada hukum tersendiri), asal dia memenuhi syarat-syarat untuk menjadi seorang pemimpin.
Terakhir, kisah tentang kematian nabi Sulaiman yang sangat mena’jubkan. Ketika Sulaiman as sedang mengawasi jin-jin bekerja, malaikat maut mencabut nyawa Sulaiman as. Namun, jasadnya masih berdiri tegak memegang tongkatnya. Para jin terus bekerja. Mereka tidak menyadari bahwa Sulaiman as telah wafat.
Kemudian, Allah memerintahkan rayap untuk memakan tongkatnya. Sebagian dari tongkat Sulaiman as dimakan oleh rayap-rayap selama beberapa hari. kemudian tongkat itu pun menjadi rusak dan jatuh dari tangan Sulaiman as.
Jasad Sulaiman as tersungkur dan terhempas ke bumi. Melihat kejadian itu, para jin menghentikan kerjanya. Secepat mungkin mereka berlari. Mereka merasa tersiksa dan hina karena tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang hal-hal yang gaib.
Ilyas
Ilyas bin Yasin bin Fanhas dari keturunan Harun bin Imran. Diperkirakan hidup pada tahun 910-850 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 870 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Orang-orang Phiniq di Ba’labak di Syam. Kota Baalbak diambil dari nama berhala yang mereka sembah Baal. Nama Ilyas as disebutkan sebanyak 2 kali di dalam Al-Quran. Kisahnya disebut dalam alqur’an dalam surat ash-Shaffat: 123-132.
Nabi Ilyas diutus untuk berdawah kepada kamunya. Mendengar ajakan dari Nabi Ilyas, kaum Bani Israil begitu marah. Bahkan kaum Bani Israil terang-terangan menghina dan mengejek Nabi Ilyas. Walaupun begitu, Nabi Ilyas tetap sabar dan berulang kali memperingatkan kaumnya, namun mereka tetap durhaka. Karena itulah Allah menurunkan musibah kekeringan selama bertahun-tahun, sehingga mereka baru tersadar bahwa seruan Nabi Ilyas itu benar. Setelah kaumnya tersadar, Ilyas as berdoa kepada Allah agar musibah kekeringan itu dihentikan. Namun setelah musibah itu berhenti, dan perekonomian mereka memulih, mereka kembali durhaka kepada Allah. Akhirnya kaum Nabi Ilyas kembali ditimpa musibah yang lebih berat daripada sebelumnya, yaitu gempa bumi yang dahsyat sehingga mereka mati bergelimpangan. Menurut kisah Islam ia tidak wafat tetapi diangkat ke sisi Allah
Ilyasa’
Ilyasa’ (Al-Yasa) bin Akhtub dari keturunan Ya’qub. Menurut Ibnu Katsir, ia menuliskan silsilah Al-Yasa melalui ayahnya yang bernama Ukhtub, sampai kepada keturunan Harun. Diperkirakan hidup pada tahun 885-795 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 830 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan orang-orang Amoria di Panyas, Syam. Beliau wafat di Palestina. Disebutkan sebanyak 2 kali di dalam Al-Quran, yaitu pada surah al-An’am, 86 dan surah Shaad, 48.
Al-Yasa’ adalah nabi selanjutnya untuk bangsa Israel. Al-Yasa’ menunjukkan banyak mukjizat untuk menunjukkan kekuasaan Allah, tetapi mereka malah menyebutnya tukang sihir, sama seperti ketika mereka menyebut Nabi Ilyas sebelumnya. Mereka terus membangkang sepanjang hidup Al-Yasa’. Setelah beberapa lama, bangsa Israel ditaklukkan oleh Bangsa Assyria, kemudian bangsa ini menghancurkan Kuil Gunung dan menyebabkan kerusakan parah di Syam.
Nama Al-Yasa disebut dalam kisah Nabi Ilyas, saat rasul itu dikejar-kejar oleh kaumnya dan bersembunyi di rumah Al-Yasa. Maka besar kemungkinan Al-Yasa juga tinggal di seputar lembah sungai Jordan.
Ketika Ilyas bersembunyi di rumahnya, Al-Yasa masih seorang belia. Saat itu ia tengah menderita sakit kemudian Ilyas membantu menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Al-Yasa pun menjadi anak angkat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyeru ke jalan kebaikan. Al-Yasa melanjutkan tugas kenabian tersebut begitu Ilyas meninggal dunia. Al-Yasa melanjutkan misi ayah angkatnya, agar kaumnya kembali taat kepada ajaran Allah.
Al-Yasa’ kemudian mendapati bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan sesat. Itu terjadi tak lama setelah Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat mengikuti seruan Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Pada kalangan itulah Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan. Dikisahkan bahwa mereka tetap tak mau mendengar seruan Al-Yasa’, dan mereka kembali menanggung bencana kekeringan yang luar biasa.
Yunus
Yunus bin Matta dari keturunan Bunyamin bin Ya’qub. Diperkirakan hidup pada tahun 820-750 SM. Yunus adalah salah seorang nabi dalam agama Samawi yang disebutkan dalam Al-Qur’an dalam Surah Yunus dan dalam Alkitab dalam Kitab Yunus. Ia ditugaskan berdakwah kepada orang Assyiria di Ninawa-Iraq. Namanya disebutkan sebanyak 6 kali di dalam Al-Quran dan wafat di Ninawa-Iraq. Ibnu Sa’d mengatakan bahwa Yunus bin Matta dari keturunan Benyamin bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim.
Yunus bin Mata diutus oleh Allah untuk menghadapi penduduk Ninawa, suatu kaum yang keras kepala, penyembah berhala, dan suka melakukan kejahatan. Secara berulang kali Yunus memperingatkan mereka, tetapi mereka tidak mau berubah, apalagi karena Yunus bukan dari kaum mereka. Hanya ada 2 orang yang bersedia menjadi pengikutnya, yaitu Rubil dan Tanuh. Rubil adalah seorang yang alim bijaksana, sedang Tanuh adalah seorang yang tenang dan sederhana.
Nabi Yunus tidak tahan lagi dengan kaum Ninawa yang keras kepala. Ia pergi dengan marah dan jengkel sambil meminta Allah menghukum mereka. Sepeninggal Nabi Yunus, kaum Ninawa gelisah, karena mendung gelap, binatang peliharaan mereka gelisah, wajah mereka pucat pasi, dan angin bertiup kencang yang membawa suara bergemuruh. Mereka takut ancaman Yunus benar-benar terjadi atas mereka. Akhirnya mereka sadar bahwa Yunus adalah orang yang benar. Mereka kemudian beriman dan menyesali perbuatan mereka terhadap Yunus. Mereka lari tunggang langgang dari kota mencari Yunus sambil berteriak meminta pengampunan Allah atas dosa mereka. Allah Yang Maha Pemaaf-pun mengampuni mereka, dan segera seluruh keadaan pulih seperti sedia kala. Penduduk Ninawa kemudian tetap berusaha mencari Yunus agar ia bisa mengajari agama dan menuntun mereka di jalan yang benar.
Keadaan Yunus setelah pergi dari Ninawa tidak menentu. Ia mengembara tanpa tujuan dengan putus asa dan merasa berdosa. Akhirnya ia tiba di sebuah pantai, dan melihat sebuah kapal yang akan menyeberangi laut. Ia menumpang kapal itu, dan ketika telah berlayar tiba-tiba terjadi badai yang hebat. Kapal bergoncang, dan para penumpang sepakat untuk mengurangi beban dengan membuang salah seorang di antara mereka ke laut. Undian pertama jatuh pada Yunus, namun undian diulang karena penumpang merasa Yunus tidak layak dibuang sedang ia orang yang mulia. Tapi pada pengulangan yang kedua, dan ketiga, tetap nama Yunus yang keluar. Yunus sadar itu adalah kehendak Allah, ia kemudian rela menjatuhkan diri ke laut. Allah kemudian mengirim ikan Nun (paus) untuk menelan Yunus.
Di dalam perut ikan Nun, Yunus bertobat meminta ampun dan pertolongan Allah, ia bertasbih selama 40 hari dengan berkata: “Laa ilaaha illa Anta, Subhanaka, inni kuntu minadzh dzhalimiin” (Tiada tuhan melainkan Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang telah berbuat dhalim)” Allah mendengar doa Yunus, dan Memerintahkan ikan nun mendamparkan Yunus di sebuah pantai. Kemudian ia diperintahkan kembali ke Ninawa, dimana ia kemudian kaget melihat perubahan penduduk Ninawa yang telah beriman kepada Allah. Yunus kemudian mengajari mereka tauhid dan menyempurnakan iman mereka.
Zakaria
Zakaria dari keturunan Sulaiman bin Daud. Zakaria bersaudara kandung dengan Imran, dan diperkirakan hidup pada tahun 91-31 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 2 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestin. Beliau wafat di Syam. Disebutkan sebanyak 8 kali di dalam Al-Quran. Ia memiliki satu orang anak dan wafat di Syam.
Nabi Zakariya adalah keturunan Nabi Sulaiman. Ia diutus pada kaum Bani Israil. Sudah sejak lama Nabi Zakariya menginginkan mendapat seorang anak. Suatu hari datanglah janda Imran menyerahkan bayi perempuannya (Maryam) pada Nabi Zakariya untuk diasuh dan dibesarkan sesuai dengan nazarnya. Maryam memiliki kelebihan yang luar biasa dari Allah, seperti Allah mendatangkan hidangan dari langit. Zakariya takjub dan tergetar. Ia ingin mendapat kemuliaan dari Allah, sebagaimana Maryam mendapatkannya.
Nabi Zakaria sadar banyak anggota keluarganya dari Bani Israil merupakan orang yang tidak beradab dan gemar bermaksiat karena kedangkalan iman mereka. Ia khawatir bila tiba ajal dan tidak mempunyai keturunan yang dapat memimpin kaumnya, sehingga mereka akan semakin merajalela dan sangat mungkin mengadakan perubahan-perubahan di dalam kitab suci Taurat dan menyalahgunakan hukum agama.
Kecemasan itu mengusik pikiran Zakaria, dan ia sedih karena belum juga mempunyai keturunan walau telah berusia 90 tahun. Ia agak terhibur ketika mengasuh Maryam yang dianggap sebagai anak kandungnya sendiri. Akan tetapi rasa sedihnya dan keinginanya untuk memperoleh keturunan timbul kembali ketika ia menyaksikan hidangan makanan di mihrab Maryam. Ia berfikir di dalam hatinya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Allah yang telah memberi rezeki kepada Maryam dalam keadaan seorang diri dan tidak berdaya. Allah pasti berkuasa memberinya keturunan bila dengan kehendak-Nya walaupun usianya sudah lanjut dan rambutnya sudah penuh uban.
Maka ia bermunajat kepada-Nya, memohon dikaruniai anak. Allah berfirman melalui malaikat Jibril bahwa Nabi Zakariya akan dikaruniai anak bernama Yahya, dengan tanda tak bisa bicara selama 3 hari 3 malam.Setelah itu istrinya mengandung dan melahirkan anak lelaki dan diberi nama Yahya. Seperti ayahnya, Yahya juga seorang nabi.
Yahya
Yahya bin Zakaria dari keturunan Sulaiman bin Daud. Diperkirakan hidup pada tahun 1SM – 31M dan diangkat menjadi nabi pada tahun 28M. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestin. Wafat di Damaskus Syiria.
Yahya adalah Nabi Islam yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Diyakini bahwa Yahya hidup selama 30 tahun. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 28 M dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Namanya disebutkan sebanyak 4 kali di dalam Al-Quran dan wafat di Damaskus Syiria.
Nabi Yahya tidak banyak diuraikan dalam Qur’an. Hanya dijelaskan ia dikaruniai hikmah dan ilmu semasa kanak-kanak. Ia hormat pada orang tuanya, dan tidak sombong ataupun durhaka. Ia pintar dan tajam pemikirannya. Ia beribadah siang malam sehingga tubuhnya kurus kering, wajahnya pucat, dan matanya cekung.
Pada masa itu, Herodes seorang penguasa Palestina merencanakan akan menikah dengan kemenakannya sendiri yaitu Hirodia. Hirodia sendiri merasa senang jika diperistri oleh seorang raja. Yahya melarang pernikahan ini karena bertentangan dengan syariat kitab Taurat dan Zabur. Seluruh istana pun gempar, mereka setuju dengan pendapat Yahya. Sehingga membuat raja menjadi malu dan murka, kemudian ia dan Hirodia berusaha mencari jalan untuk membungkam mulut Yahya dengan cara apapun. Yahya as mati dibunuh di usia muda dan dianggap sebagai nabi yang telah mati syahid. Ia mati syahid karena telah dipenggal oleh sang raja atas keinginan keponakannya tersebut.
Isa
Isa bin Maryam binti Imran dari keturunan Sulaiman bin Daud. Diperkirakan hidup pada tahun 1SM-32M dan diangkat menjadi nabi pada tahun 29M. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestin. Beliau tidak wafat melainkan diangkat ke sisi Allah. Nabi Isa as disebut sebanyak 25 kali di dalam Al-Quran.
Beliau adalah nabi yang mendapat julukan ulul ’azmi karena banyak memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika nabi Isa as sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan muridnya, menghadapi fitnah, hendak diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan nabi Isa as menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah.
Isa as diyakini mendapatkan gelar dari Allah dengan sebutan Ruhullah dan Kalimatullah. Karena Isa dicipta dengan kalimat Allah “Kun fa yakun = Jadilah!”, maka terciptalah Isa, sedangkan gelar ruhullah artinya ruh dari Allah karena Isa langsung diciptakan Allah dengan meniupkan ruh kedalam rahim Maryam binti Imran, maka hamillah Isa as.
Menurut teks-teks Islam, Isa diutus kepada Bani Israil, untuk mengajarkan tentang ke-esaan Allah dan menyelamatkan mereka dari kesesatan. Muslim percaya Isa as telah dinubuatkan dalam Taurat, membenarkan ajaran-ajaran nabi sebelumnya. Isa digambarkan juga dalam ajaran Islam, memiliki mukjizat sebagai bukti kenabiannya, seperti berbicara sewaktu masih bayi, memberikan nyawa pada burung yang terbuat dari tanah liat, menyembuhkan orang yang terkena lepra, menyembuhkan orang tuna netra, membangkitkan orang mati dan meminta makanan dari surga atas permintaan murid-muridnya. Al-Qur’an menerangkan dalam surat An Nisaa’:157 bahwa Isa tidaklah dibunuh maupun disalib oleh orang-orang kafir. Adapun yang mereka salib adalah orang yang bentuk dan rupanya diserupakan oleh Allah seperti Isa as. Muslim menyangkal adanya penyaliban dan kematian atas diri Isa as ditangan musuhnya. Al-Qur’an menerangkan Yahudi mencari dan membunuh Isa, tetapi mereka tidak berhasil membunuh dan menyalibkannya. Isa diselamatkan oleh Allah dengan jalan diangkat ke langit dan ditempatkan disuatu tempat yang hanya Allah yang tahu tentang hal ini. Al Qur’an menjelaskan tentang peristiwa penyelamatan ini.
Dari keterangan hadist Muhammad diceritakan bahwa menjelang hari kiamat Isa as akan diturunkan kembali oleh Allah dari langit ke bumi. Peristiwa itu tergambar dari hadist Nabi saw. Menurut Islam, hal pertama yang dilakukan Isa as setelah turun dari langit adalah menuaikan shalat. Isa akan menjadi makmum dalam shalat yang diimami oleh Imam Mahdi. Adapun lokasi turunnya Isa dijelaskan oleh Rasulallah saw dalam sebuah hadist berikut:
“Isa ibnu Maryam akan turun di ‘Menara Putih’ (Al Mannaratul Baidha’) di Timur Damsyik.” (HR.Thabrani dari Aus bin Aus).
Kedatangan Isa akan didahului oleh kondisi dunia yang dipenuhi kedzaliman, kesengsaraan dan peperangan besar yang melibatkan seluruh penduduk dunia, setelah itu kemunculan Imam Mahdi yang akan menyelamatkan kaum muslimin, kemudian kemunculan Dajjal yang akan berusaha membunuh Imam Mahdi, setelah Dajjal menyebarkan fitnahnya selama 40 hari, maka Isa as akan diturunkan dari langit untuk menumpas dajjal.Turunnya Isa ke bumi mempunyai misi menyelamatkan manusia dari fitnah masihid Dajjal dan membersihkan segala penyimpangan agama, ia akan bekerjasama dengan Imam Mahdi memberantas semua musuh-musuh Allah. Dajjal pun mati dibunuh oleh Isa as. Setelah membunuh Dajjal, nabi Isa menyelamatkan ummat manusia dari fitnah Ya’juj dan Ma’juj.
Dikisahkan, fitnah dan kejahatan mereka (Ya’juj dan Ma’juj) sangat besar dan menyeluruh, tiada seorang manusiapun yang dapat mengatasinya. Mereka telah keluar dari dinding tembaga yang mengurung mereka sejak zaman raja Zulkarnain sebagaimana di sebut dalam Al-Qur’an dalam surat al-Kahfi. Dahsyatnya fitnah Ya’juj dan Ma’juj digambarkan dalam sebuah hadist Rasulallah saw sebagai berikut: Dinding Ya’juj dan Majjuj akan terbuka, maka mereka akan menyerang semua manusia, sebagaimana firman Allah:
حَتَّىٰ إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِّن كُلِّ حَدَبٍ يَنسِلُونَ – الأنبياء ﴿٩٦
”Hingga apabila (tembok) Ya’juj dan Ma’juj dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.” (Al Anbiyaa’, 96)
Setelah Isa as menjadi pemimpin yang adil di akhir zaman, Allah akan mewafatkan dia. Hanya Allah saja yang tahu kapan dan dimana Isa as akan diwafatkan. Setelah wafatnya Isa Al-Masih kemudian dunia akan mengalami kiamat. Ajaran Islam menganggap Isa as hanya sebagai utusan Allah saja. Kepercayaan yang menganggap Isa sebagai Allah atau Anak Allah, menurut Islam adalah perbuatan syirik
25.Muhammad
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib dari keturunan Ismail bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 571M-632M dan diangkat menjadi nabi pada tahun 610M. Beliau ditugaskan berdakwah kepada seluruh manusia dan alam semesta. Tinggal di Mekkah dan Madinah. Wafat di Madinah. Meninggalkan 7 orang anak. Rasulallah saw namanya disebutkan hanya 5 kali di dalam Al-Quran.
Beliau mendapat julukan ulul ’azmi karena sejak kecil sampai dewasa, Rasulallah saw selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban paman yang merawatnya sejak kecil. Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang rasul. Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya sendiri. Rasulallah saw juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah dikarenakan dakwahnya. Dan masih banyak lagi kesabaran dan masa masa sulit yang dihadapi beliau dari mulai lahir sampai beliau wafat. (Sejarah beliua akan dibahas lebih lanjut dalam kitab ini insya Allah).
Tiada ulasan:
Catat Ulasan