Isnin, Jun 09, 2008

Cara Menyampaikan Dakwah

Allah SWT. berfirman:

'Serulah (manusia) ke jalan tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang Maha Mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.'

(Q.S. An Nahl: 125)
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Ubadah Bin Shamid,yang mengatakan:
"Kami membaiat Rasulullah saw. untuk setia mendengarkan dan mentaati perintah beliau, baik dalam keadaan yang kami senangi maupun yang kami benci, dan kami tidak akan merebut kekuasaan dari seorang pemimpin dan kami akan berbuat dan berkata benar dimana saja kami berada, kami tidak pernah takut karena Allah atas celaan orang yang mencela."
Ayat tersebut menjelaskan cara berdakwah kepada Islam. Sedangkan hadits di atas, menjelaskan bahwa perkataan yang benar (qaulul haq) adalah sebahagian dari apa yang dibai'atkan kaum muslimin kepada Rasulullah saw., sekaligus menjelaskan bagaimana keadaan qaulul haq tersebut.
Tentang dakwah untuk mengajak manusia kepada Islam, ayat tersebut menjelaskan bahawa manusia dapat didakwahi kepada agama Allah dengan tiga cara, salah satunya adalah dakwah dengan hikmah."Hikmah" adalah al burhan al aqli (argumentasi rational). Maksudnya, argumentasi yang masuk akal, yang tidak dapat dibantah, dan memuaskan. Inilah yang bisa mempengaruhi jiwa (pikiran dan perasaan) siapa saja, sebab manusia tidak akan dapat menutupi akalnya di hadapan-argumentasi-argumentasi yang jelas, serta dihadapan pemikiran yang kuat
Oleh kerana itu, berdakwah dengan argumentasi dan hujjah ini akan dapat mempengaruhi para pemikir mahupun bukan pemikir. Inilah yang ditakuti oleh orang-orang kafir serta orang-orang atheis, juga ditakuti oleh orang-orang yang sesat lagi menyesatkan. Sebab, inilah yang dapat membongkar kebatilan, menerangi wajah kebenaran, serta boleh menjadi api yang mampu membakar kebatilan dan menjadi cahaya yang dapat menyinari kebenaran.

Dari sinilah, kita dapat menemukan, bahwa Al-Qur'an telah mengemukakan hujjah-hujjah yang jelas dan argumentasi-argumentasi rational. la merupakan bentuk ungkapan yang paling dalam, serta argumentasi-argumentasi dan hujjah-hujjah yang jelas.

Dengan demikian, maka menjadikan salah satu metode dakwah dengan hikmah atau dengan argumentasi rational dan memuaskan tersebut adalah wajib. Allah SWT. berfirman:

'Dan Dia-lah yang menemukan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah membawa awan, Kami halau ke suatu daerah yang tandus lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Maka Kami keluarkan dengan Sebab hujan itu perbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran."

(Q.S. Al A'raf: 57)

Adalah keliru, kalau seseorang menyangka bahwa "hikmah' adalah kebijaksanaan, kelemah-lembutan atau keramahan. Sebab, makna tersebut sama sekali tidak pernah dikemukakan oleh ayat di atas. Kata "hikmah", memang bisa jadi bermakna menempatkan persoalan pada tempatnya, dan bisa jadi hujjah dan argumentasi. Di dalam ayat ini, tidak mungkin ditafsirkan dengan menempatkan persoaIan pada tempatnya. Maka jelaslah, bahwa makna kata "hikmah" tersebut adalah hujjah dan argumentasi.
Sedangkan cara berdakwah kedua, adalah maujzhah hasanah atau peringatan yang baik, yang bererti mempengaruhi perasaan manusia ketika menyeru akal mereka dan mempengaruhi pemikiran mereka ketika menyeru perasaannya. Sehingga, pemahaman mereka terhadap. Apa yang mereka dakwahkan senantiasa diliputi oleh semangat melaksanakannya serta beramal untuk meraihnya. Al-Qur'an telah melakukan hal itu, sehingga pada saat ia menyeru pemikiran, ia pun mempengaruhi perasaan-perasaannya. Allah SkT. berfirman:

"Sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahanam itu kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai pikiran tapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memrpunyai telinga tapi tidak dipergunakan mendengar kan (ayat-ayat Allah), mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebib sesat lagi. mereka itulah orang-orang yang lalai."

(Q.S. Al A'raf: 179)

Dan dalam firman-Nya yang lain:

'Sesungguhnya neraka jahanam itu (padanya) ada tempat pengintai, lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, mereka tidak merasakan kesejukan di dalammnya dan tidak pula (mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah sebagai pembalasan yang setimpal."

(Q.S. An Naba': 21)

Adapun metode yang ketiga adalah al jidal (debat) dengan cara yang lebih balk, yakni berdiskusi yang terbatas dengan ide. Kemudian menyerang dan menjatuhkan argumentasi-argument batil, lalu memberikan argumentasi-argumentasi jitu dan benar dengan meneliti hingga sampai pada suatu kebenaran. Oleh karena itu, jidal tersebut memiliki dua sifat, yaitu merobohkan dan membangun (baru lama sekali), menjatuhkan dan menegakkan argumentasi.
Allah SWT berfirman:

"Apakah kamu tidak memperbatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah)? Karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan), ketika Ibrahim mengatakan tuhanku yang menghidupkan dan mematikan',orang itu berkata: saya dapat menghidupkan dan mematikan',Ibrahim berkata Allah dapat menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dari barat', lalu diam dan terdiam
lah orang-orang kafir itu.'

(Q.S. A1 Baqarah: 257)

Dan Allah SWT. juga berfirman:

"Fir'aun bertanya: 'Siapa Tuhan alam sesesta itu?', Musa menjawab: 'Tuhan pencipta Iangit dan bumi dan apa saja yang ada pada keduanya (itulah Tuhanmul jika kamu sekalian (orang-orang) yang mempercayainya'. Berkata Fir'aun kepada orang-orang sekelilingnya: 'Apakah kamu tidak mendengarkan?', Husa berkata (pula): 'Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek kamu terdahulu', Fir'aun berkata: 'Sesungguhnya rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila', musa berkata: 'Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya (itulab Tuhanku) jika kamu mempergunakan akal', Fir'aun berkata: 'Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan', Musa berkata: 'Dan apakah (kamu akan melakukan itu) walaupun aku tunjukkan kepadamu sesuatu (keterangan) yang nyata?' Fir'aun berkata: 'Datangkanlab sesuatu (keterangan) yang nyata itu, jika kamu ternasuk orang-orang yang benar".


(Q.S. Asy Syu'ara: 23-31)

Di sana terdapat banyak cara perdebatan yang telah disampaikan oleh Al-Qur'an. Inilah perdebatan dengan cara yang lebih baik. Adalah persepsi yang salah, bahwa makna debat dengan cara yang lebih baik itu adalah perdebatan dengan lemah-lembut dan ramah, yang benar justru menyerang argumentasi dengan argumentasi secara total, sebagaimana cara-cara perdebatan yang terdapat di dalam Al-Qur'an.

Inilah ketiga metode dakwah yang semuanya harus dipakai untuk menyatakan kebenaran di mana pun pengemban dakwah --yang menyatakan-- tersebut berada, baik di hadapan penguasa, maupun di hadapan rakyat jelata. Dalam hal ini, pengemban dakwah harus memberikan pemikiran yang benar dan jelas. Ia juga wajib menentang, agresif, serta yakin terhadap kebenaran yang diserukan. Dia akan menentang dunia seisinya, menentang penguasa zalim serta para kaki tangannya, memaklumkan perang pemikiran terhadap orang yang berkulit hitam maupun merah, tanpa memperhatikan pertimbangan adat, tradisi atau agama-agama, akidah-akidah, penguasa ataupun rintangan-rintangan apapun. la juga tidak akan berpaling sedikit pun kepada sesuatu, selain kepada risalah Islam.

Adalah Rasulullah saw. telah mengawali (berdakwah) kepada orang Quraisy dengan mencela, memaki-maki Tuhan-tuhan mereka, menentang den menghina keyakinan-keyakinan mereka. Padahal beliau sendirian, tidak ada orang lain yang bersamanya, tidak ada pendukung, dan tanpa senjata apapun, kecuali senjata keimanan beliau yang sedemikian kuatnya terhadap Islam yang beliau dakwahkan. Beliau juga sama sekali tidak memperdulikan kebiasaan, tradisi, serta kepercayaan-kepercayaan bangsa Arab, juga tidak bermanismuka dengan mereka, serta tidak pernah sedikitpun menghiraukan kepentingan dan kebutuhan mereka. Beliau membacakan firman Allah SWT. kepada mereka:

"Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah menjadi bahan bakar api jahanax, kamu pasti masuk kedalamnya.-

(Q.S. Al Anbiyaa: 98)

'Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya ia akan binasa."

W.S. Al Lahab: 1)

"Dan janganlah karu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina yang banyak mencela yang kian kemari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain itu yang kenal kejahatannya.'

(Q.S. Al Qolam: 10-13)

orang-orang Quraisy bahkan pernah berandai-andai agar beliau dapat bersikap lunak (kepada mereka).
Allah SWT. berfirman:

"maka mereka menginginkan supaya kamu lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu)."

(Q.S. Al Qolam: 9)

Akan tetapi Rasulullah saw. tetap menyerang dengan tajam, sehingga kekafiran tersebut benar-benar lenyap. Demikian halnya dengan pengemban dakwah, mereka juga wajib menyampaikan dakwahnya dengan agresif dan menentang dengan mencurahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya sehingga berkibarlah bendera "LAILAhA ILLA ALLAH, MUHAMHADUR RASULULLAH."

Tiada ulasan: